DAELPOS.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Senin, (3/2/2020).Presiden Joko Widodo pada Senin (03/01/2020), melihat kondisi di lapangan terdampak bencana di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, serta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, Kepala BNPB, Doni Monardo, serta pejabat tinggi negara lainnya menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo. Turunnya Presiden dan para pimpinan tinggi negara ke lapangan, untuk memastikan bahwa proses pemulihan lingkungan berjalan dengan baik seperti yang diharapkan.
Di Desa Harkatjaya, Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan percontohan pemulihan lingkungan dan penanggulangan bencana yang dibangun KLHK yaitu di Kampung Banar, Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya. Kemudian di Desa Pasir Madang, Presiden meninjau Kebun Bibit Desa (KBD), serta memimpin langsung kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dengan melakukan penanaman tumbuhan Vetiver bersama masyarakat sekitar. Presiden Joko Widodo berharap agar RHL secara umum ditingkatkan berkali-kali lipat sebagai upaya untuk pemulihan lingkungan.
Presiden Joko Widodo menghimbau agar masyarakat turut menjaga apa yang telah ditanam, salah satunya adalah dengan tidak sembarang mencabut tumbuhan Vetiver yang ada di lereng bukit karena berfungsi mengikat tanah dan mencegah longsor. “Dengan ini juga kita mengedukasi masyarakat agar tanaman Vetiver tidak dicabut”, terang Presiden Joko Widodo.
Pada kesempatan kali ini, Menteri Siti menyatakan bahwa Vetiver ini selain bermanfaat untuk pakan ternak dan mengusir hama, bagian akar vetiver juga bermanfaat mencegah longsor dan banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi infrastruktur, hingga menyuburkan tanah.
“Di sini juga dilakukan penanaman vetiver (40.000 rumpun) dan agroforestry bersama masyarakat yang sudah mulai dilakukan sejak 27 Januari lalu”, ungkap Menteri Siti.
Menteri Siti melanjutkan, KLHK telah menyiapkan bibit tanaman sebanyak 80 ribu bibit yang terdiri dari 6 jenis pohon buah dan 6 jenis pohon kayu-kayuan. Berbagai bibit tanaman ini dibagikan gratis untuk masyarakat.
KLHK yang menjadi lead sector dalam upaya pemulihan lingkungan telah melakukan pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) di sekitar di beberapa lokasi. KBD dibangun masing-masing di Desa Harkatjaya, Sukamulih, Sipayung, dan Desa Pasir Madang. Masing-masing KBD akan memiliki kapasitas bibit sebanyak 60.000 bibit pertahun. KBD juga memudahkan masyarakat untuk memperoleh bibit guna melakukan penanaman hingga tingkat tapak.
Di sekitar lahan yang terjadi longsor beberapa waktu yang lalu, KLHK bersama pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, melakukan penanaman berupa pohon-pohon keras diselingi dengan tanaman Vetiver yang akarnya berguna untuk mengikat dan menahan tanah dari longsor.
Kegiatan RHL juga dilakukan dengan membuat bangunan Konservasi Tanah dan Air (KTA) berupa ekohidrolika atau bronjong penguat tebing, DAM penahan, Gully Plug, Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH) serta penanaman agroforestri berupa Vetifer.
Bangunan KTA yang dibangun di Desa Harkatjaya antara lain DAM penahan sebanyak 2 unit, Gully Plug 2 unit, ekohidrolika 3 unit, dan penanaman dengan model agroforestri seluas 1,5 Hektare (Ha) dengan 600 batang bibit buah-buahan seperti nangka, durian, jambu bool, dan diselingi dengan tanaman Vetiver.
IPAH juga dibangun di Desa Harkatjaya sebanyak 3 unit, dan di Desa Pasir Madang 5 unit, yang berguna untuk menyediakan pasokan air bersih untuk masyarakat.
Pasca bencana banjir dan longsor yang terjadi beberapa waktu yang lalu, KLHK telah melakukan langkah-langkah, diantaranya peninjauan sejumlah lokasi, khususnya di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak. Dari hasil kunjungan lapangan, serta memperhatikan arahan Presiden Joko Widodo, pembahasan dengan pakar, serta koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, KLHK menerapkan penanganan holistik atau menyeluruh bencana ekologis di Tahun 2020.
Penanganan menyeluruh ini membuat Menteri LHK telah membentuk tim kerja yang melibatkan enam Direktur Jenderal di KLHK, dengan Sekretaris Jenderal KLHK sebagai Ketua Tim. Menteri LHK dan Wakil Menteri LHK bertindak sebagai Penanggung Jawab/Pengarah.
Tim kerja ini bekerja secara terpadu dengan pendekatan dan penanganan secara holistik yang meliputi penataan bentang alam atau landscape yang menjadi poin utama. Penanganan ini tidak hanya untuk sekarang, juga untuk langkah-langkah kedepan agar tidak terjadi lagi bencana serupa.
Fokus penanganan dilakukan pada aspek vegetatif melalui RHL, termasuk konstruksi KTA, serta penegakan hukum terhadap penambangan liar dan perambahan hutan, pengendalian dan pengelolaan sampah, serta tentu saja pemulihan lingkungan.(PRY)