DAELPOS.com – Anggota Komisi X DPR RI Fahmi Alaydroes menekankan agar pemerintah meningkatkan pembangunan sarana infrastruktur penunjang pariwisata dalam rangka menarik minat pengunjung ke destinasi pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Infrastruktur penunjang pariwisata yang berada di destinasi wisata Labuan Bajo, masih banyak yang kurang. Misalnya saja MCK yang kurang terawat, tempat ibadah dan posko kesehatan yang fasilitasnya masih minim,” kata Fahmi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Provinsi NTT, Jumat (14/2/2020).
Menurutnya, pariwisata yang terdapat di Provinsi NTT sudah mendunia. Salah satunya adalah satwa Komodo yang tersebar di Taman Nasional (TN) Komodo yang bernilai tinggi dan hanya ada satu-satunya di seluruh dunia.
Politisi PKS itu berharap agar fasilitas sarana dan prasarana pendukung lainnya dapat lebih ditingkatkan untuk memberikan rasa nyaman dalam berwisata. Ia juga mengapresiasi komitmen Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pariwisata dan mendukung upaya pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bidang pariwisata khususnya di Labuan Bajo.
Upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dilakukan pemerintah secara bertahap, dengan memprioritaskan pembenahan infrastruktur. Dimulai dengan menata Waterfront Labuan Bajo yang dilakukan dengan membangun promenade atau zona pejalan kaki, dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman, termasuk taman, kios-kios dan menara pandang di Puncak Waringin.
“Jika pembangunan infrastruktur untuk Labuan Bajo selesai tahun 2020 ini, saya yakin wisatawan dalam ataupun luar negeri akan banyak yang datang ke sini, untuk menikmati keindahan alam Labuan Bajo,” kata Fahmi seraya menambahkan Labuan Bajo yang berada di Pulau Flores itu, merupakan gerbang bagi wisatawan yang ingin meneruskan eksplorasinya hingga ke Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar.
Kondisi saat ini, di pesisir pantai Labuan Bajo menjadi tempat bersandarnya kapal wisata jenis pinisi dan yach. Namun, akses pariwisata yang seyogyanya menjadi pintu masuk wisatawan melalui laut itu masih bercampur dengan kegiatan peti kemas. “Ini destinasi wisata premium, jadi penanganan dan penataannya harus serius, supaya bisa menarik banyak wisatawan dalam ataupun luar negeri,” harapnya.[]