DAELPOS.com – Ibadah puasa di bulan Ramadhan punya makna kesabaran unik, bahwa setiap muslim harus melepas nafsu berlebihan termasuk keinginan mudik di tengah upaya keras pemerintah menekan penyebaran Covid-19.
Tinggal hitungan hari bulan suci Ramadhan tiba. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kehadiran bulan yang penuh berkah ini diselimuti wabah pandemi global Covid-19. Kenyataan ini tentu memilukan hati umat Islam. Apalagi Ramadhan tahun ini dipastikan tanpa ada mudik lebaran.
Dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona ini, pemangku kebijakan tak hanya mengimbau umat untuk melaksanakan ibadah dari rumah, tapi juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudik lebaran.
Hal ini mengundang tanggapan dari Pengasuh Pesantren Assalam Plered Purwakarta, Ustadz Muhtar S. Syihabuddin. Kepada media selepas menyiarkan taushiah virtual dengan para jamaah lewat aplikasi zoom, Ustadz Muhtar menyampaikan pesan agar umat dapat meningkatkan kadar kesabaran dalam menyikapi mudik tahun 2020.
“Memang masyarakat muslim sulit menerimanya” katanya di bilangan Tangerang Selatan, Banten, Senin (12/4/2020).
Ustadz Muhtar yang masih menyempatkan diri sebagai senior editor di RMBooks Jakarta ini menjelaskan, dalam puasa ada makna kesabaran unik, bahwa setiap muslim harus melepas nafsu berlebihan termasuk keinginan mudik di tengah upaya keras pemerintah menekan penyebaran covid-19.
“Covid-19 adalah teguran aktual bagi umat manusia, bukan hanya masyarakat muslim yang merasakan, semua aktivitas yang beresiko menyebarkan virus harus dihentikan,” pintanya.
Ia kemudian mencontohkan para pengusaha moda transportasi umum juga terpukul dengan kebijakan PSBB, tapi mereka tidak ada pilihan lain.
“Dalam maksud diturunkan syariat (maqosidh syariah) dijelaskan menjaga nyawa (hirzu annafsu) itu harus diharmonisasikan dengan kepentingan lain. Shalat jum’at saja bisa gugur apalagi cuman soal mudik,” katanya memberi alasan.
Dalam amatan Ustadz Muhtar, banyak yang harus diberikan pencerahan terkait kepentingan menjaga nyawa yang mendasari PSBB yang sekarang diterapkan. Meski itu tidak mudah, tegasnya, tetap harus diterangkan secara baik dan benar kebapa masyarakat agar pandemi bisa cepat berlalu.
“Moga saja musibah ini menjadi pemantik kesadaran beragama yang berorientasi pada kemanusiaan universal. Karena misi utama agama adalah memberi rahmat pada semesta alam raya, apalagi ada kepentingan rakyat mendesak,” tutupnya.