DAELPOS.com – Dunia maya kini menjadi salah satu alat komunikasi yang dinilai sangat efektif bagi berbagai kalangan dalam berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai elemen. Salah satu nya dilakukan oleh @mardani alisera, dengan meramaikan dunia maya melalui kuliah lewat twitter (Kulwit) “Menangkap Masa Depan Politik Indonesia””.
Dalam cuitannya, Kamis (30/7), Mardani Ali Sera menyampaikan kegembiraannya dan senang sekali dapat berkunjung ke PKS TV Jakarta Timur dalam rangka membagi gagasan dalam bukunya yang berjudul “Menangkap Masa Depan Politik Indonesia. Ada empat tema yang dikedepankannya; 1. Membangun Politik Asketis, 2. Membangun kelas menengah kader, 3. Mamma Mia dan Palenstina, 4. Mencari Capres Umat .
Menurut Mardani, membangun politik asketis erat kaitannya dengan partai yang mampu menampilkan kinerja optimal. Partai yang mengelola keuangan secara transparan dan menjadikan politik sebagai wadah perjuangan nilai, bukan transaksional-pragmatis. Insya Allah PKS akan terus berjuang untuk mewujudkan hal tersebut.
Mardani AS yang juga salah seorang kader PKS meneruskan, poin kedua adalah membangun kelas menengah kader. Pada awalnya dakwah memerlukan sokongan ekonomi dari para kader. Tapi ketika dakwah sudah meluas dan mendapat dukungan publik, ekonomi kader dan jamaah akan terbantu.
“Dalam konteks perjuangan dakwah kita di Indonesia, dimana medan politik menjadi salah satu medan utama, biaya politik yang cukup tinggi merupakan salah satunya. Oleh karena itu, terbentuknya ‘kelas menengah kader’ akan menjadi tulang punggung utama partai,” kata Mardani yang juga anggota DPR RI.
Ditambahkan, dengan terbentuknya kelas menengah kader dapat menjadi tulang punggung partai dalam mendanai dakwah di Indonesia. Seperti yang sudah disampaikan, salah satunya melalui politik. Di tengah mahalnya ongkos politik di Indonesia, kekuatan kelas menengah kader dapat menjadi jalan alternatif.
Berbicara antara Mamma Mia dan Palestina. Drama berjudul Mamma Mia sudah bertahun-tahun digemari. Penikmatnya bahkan rela membayar US$ 140 untuk pertunjukan selama 2,5 jam. Mamma Mia mampu membius banyak penonton bukan hanya di New York, tapi juga di banyak kota besar di dunia.
Oleh karena itu, ada pelajaran yang bisa dipetik, bahwa diplomasi seni dan budaya bisa sama efektif atau bahkan jauh lebih dahsyat efeknya ketimbang diplomasi senjata atau diplomasi perundingan. Sehingga, keberadaan sejumlah kader yang memiliki kemampuan seni dan budaya mumpuni mesti menjadi agenda utama
Mardani berharap, hal tersebut bisa kita diterapkan untuk menghadirkan negara Palestina yg merdeka. “Alhamdulillah hampir semua resolusi tentang Palestina selalu sukses. Persepsi bahwa Palestina adalah masalah dunia telah dipahami dengan jelas. Kita perlu mendorong ini agar negara Palestina yang berdaulat terwujud
Adapun mengenai “Menuju Capres Umat”, menurut Mardani jika ingin mewujudkannya, semua perlu berpikir besar untuk kepentingan umat. Apa itu kepentingan umat? Wujudnya adalah negeri yang baldatun thoyibatun warobbun ghafur. Negeri sejahtera yg diridhoi Allah.
“Jangan memulai dengan nama, siapa capres, siapa cawapres. Mimpi besar ini dapat terwujud jika semua pemimpin umat berpikir dan berjiwa besar. Mulailah dengan meletakkan kepentingan menjaga umat mulai dari pendidikan berkarakter-nya,” ujarnya dalam Kulwit tersebut.
Lalu mengenai ekonomi kecil dan prinsip bebas riba-nya, budaya Islami yang membangkitkan ghirah-nya hingga kebesaran olahraga hasil dari kerja keras para atletnya. Masih banyak hal-hal menarik yang dibahas dalam buku tersebut. Bagaimana? Tertarik untuk memilikinya?
Masih dalam tema “Menangkap Masa Depan Politik Indonesia” ini, Mardani Ali Sera bersama Rocky Gerung dan Burhannuddin Muhtadi akan bertemu dalam acara online, Senin, 3 Agustus..