Yordania Kecam Israel Adakan Perayaan Kaum Yahudi di Masjid Al-Aqsa

0
1
foto Ilustrasi / Ist

DAELPOS.com – Pejabat Yordania mengecam keputusan pemerintah Israel yang mengizinkan 230 orang Yahudi radikal untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa pada Minggu (28/2). 

Seperti dilansir dari ArabNews, Kaum radikal sedang merayakan festival Yahudi Purim dan telah menelepon sehari sebelumnya untuk mengadakan perayaan “karnaval” pada liburan ini, yang sering dirayakan orang-orang Yahudi dengan mengenakan kostum dan pakaian serta topeng warna-warni. 

Yang lainnya difilmkan saat mabuk dan mengacungkan botol anggur di luar salah satu gerbang Masjid.

Daifallah Al-Fayez, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, mengatakan bahwa polisi Israel mengizinkan ratusan kelompok radikal masuk ke Masjid Al-Aqsa tanpa koordinasi dengan pejabat Wakaf Yordania.

Juru bicara Yordania menyebut tindakan Israel sebagai ‘pelanggaran berat’ dari status quo sejarah dan hukum, serta pelanggaran hukum Internasional dan komitmen yang dibuat oleh Israel.

Al-Fayez menekankan, bahwa departemen Wakaf Yerusalem adalah satu-satunya pihak legal yang bertanggung jawab atas pengelolaan Masjid Al-Aqsa, termasuk memutuskan siapa yang boleh masuk.

Al-Fayez mengatakan, bahwa Israel harus menghormati status quo dan otoritas para pejabat wakaf yang bermarkas di Yerusalem. 

Tindakan Israel dilakukan pada saat media negara mengklaim bahwa Menteri Pertahanan Israel, Jenderal Benny Gantz mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan kepada Raja Yordania pada Jumat (26/2) lalu. 

Yordania sendiri belum mengomentari masalah ini dan media Yordania relatif diam, kecuali untuk beberapa platform yang menerbitkan ulang laporan media Israel.

Gantz, pemimpin partai Biru dan Putih, dilaporkan sebelumnya mengatakan kepada anggota partainya, bahwa dia sedang melakukan pertemuan rahasia dengan pejabat tinggi Yordania. 

Gantz secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu karena gagal meningkatkan hubungan dengan Yordania.

“Saya pikir hubungan kami dengan Jordan bisa 1.000 kali lebih baik. Sayangnya, Netanyahu adalah sosok yang tidak diinginkan di Yordania, dan kehadirannya merugikan hubungan kedua negara,” kata Gantz.

Raja Yordania tidak senang dengan cara Israel melanggar pemahaman yang dicapai di Amman pada tahun 2014 di hadapan Menteri Luar Negeri AS saat itu, John Kerry, Netanyahu dan Raja Yordania, di mana mereka telah setuju bahwa Masjid Al-Aqsa diperuntukkan bagi Muslim untuk berdoa (shalat), sementara bagi orang lain hanya untuk berkunjung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here