DAELPOS.com — Kedua DPP PKS, Mardani Ali Sera, menilai cetak biru pendidikan Indonesia yang tertuang dalam “Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035” masih kurang pada aspek filosofis dan sosiologis. Peta Jalan Pendidikan Nasional dinilai terlalu teknokratis. Hal ini Ia sampaikan dalam diskusi daring Indonesia Leaders Talk, Jumat 13 Maret.
“Peta jalan pendidikkan kita, dikaji oleh banyak pihak, amat sangat teknokratis, tetapi secara filosofis dan soliologis tidak kuat. Padahal pendidikan itu adalah bagaimana ruh, akal, dan jasad, serta rasa keseluruhan rasa manusia Indonesia dapat terus dikembangkan,” Ucap Mardani
Wacana Peta Jalan Pendidikan sejak digulirkan memang menjadi perdebatan publik. Namun Mardani tidak ingin terjebak dalam polemik frasa “agama” dalam cetak biru tersebut. Menurutnya cetak biru pendidikan kita harus mampu menjadi alat untuk mengatasi kondisi darurat serta mengarahkan Indonesia kepada kesejahteraan. Hal ini berkaca pada kondisi Indonesia yang masih terjebak dalam stagnansi politik dan ekonomi.
“Saya tidak ingin kita terjebak dengan polemik kemarin, kata agama masuk atau tidak. Penting penting penting agama ya, karena konstitusi mengatakan memang tujuan pendidikkan kita beriman, berta’wa, dan berakhlak mulia. Negara kita ada dalam darurat di bidang politik kajian CSIS dari 1997 sampai 2017 indeks pembangunan manusia kita (relatif) jalan di tempat. Demokrasi kita belum ber efek ke kesejahteraan, padahal kita sudah cukup lama (berdemokrasi). Sehingga middle income trap tetap terjadi,” lanjut Mardani.
Lebih lanjut, Mardani menekankan bahwa peta jalan ini harus mampu memetakan masalah krusial bangsa. Inisiator Gerakan Kami Oposisi ini menekankan perlunya visi tentang kepemimpinan dalam pendidikan Indonesia. Baginya, kemajuan suatu bangsa ditentukan dari kepemimpinan.
“Kita harus betul-betul mampu memetakan titik titik krusial. Dan saya tetap kepada visi indonesia leaders talk, kepemimpinanlah yang menjadi pangkal pokok kemajuan suatu bangsa,” tutup Mardani.
Dalam diskusi ini, hadir pula Ki Darmaningtyas, Satriawan Salim, dan Rocky Gerung. Diskusi berjalan gayeng berfokus pada proses pembuatan regulasi Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 serta sasaran dari rancangan tersebut. Diskusi daring ini dapat disaksikan melalui channel YouTube Mardani Ali Sera.