DAELPOS.com – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bekerja sama dengan Tokopedia kembali menggelar pelatihan penguatan kapasitas perempuan pelaku usaha. Pelatihan yang dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari perjanjian kesepakatan bersama Kemen PPPA bersama Tokopedia ini, bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi perempuan pelaku usaha dalam mendukung pemulihan perekonomian keluarga yang berdampak pada perekonomian bangsa di tengah pandemi Covid-19.
“Pelatihan bisnis online ini, merupakan bentuk sinergi kerjasama pemerintah dengan pihak swasta, dalam hal ini Tokopedia yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perempuan. Upaya ini mengacu pada komitmen global untuk mempercepat kesetaraan gender khususnya melalui penguatan ketahanan ekonomi yaitu CEDAW, Beijing Declaration and Platform for Actions, tujuan kelima SDGs, maupun komitmen nasional untuk mendukung agenda utama pembangunan bangsa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,” jelas Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin dalam acara Pelatihan ‘Mencapai Pemberdayaan: Langkah Memulai Bisnis Online Bersama Tokopedia’ yang dilaksanakan secara virtual (21/10).
Lenny menjelaskan terdapat tiga indeks yang mengukur keterlibatan perempuan dalam pembangunan nasional, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Berdasarkan data dari tren ketiga indeks ini, menunjukkan masih tingginya kesenjangan gender di Indonesia, khususnya di bidang ekonomi. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan juga 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi angkatan kerja laki-laki. Hal ini menegaskan belum banyak perempuan yang produktif secara ekonomi.
“Padahal penguatan ekonomi merupakan salah satu entry point untuk melakukan intervensi dalam mencapai kesetaraan gender di Indonesia. Untuk itu, Kemen PPPA menjalankan lima program prioritas yang merupakan arahan Presiden RI, Joko Widodo, salah satunya meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kewirausahaan berperspektif gender. Upaya ini juga diharapkan dapat menangani berbagai permasalahan lainnya yang juga menjadi program prioritas Kemen PPPA, yaitu meningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan dan pendidikan anak, menurunkan kekerasan terhadap perempuan dan anak, menurunkan pekerja anak, dan mencegah perkawinan anak,” tegas Lenny.
Lenny menambahkan pandemi Covid-19 telah memperparah kesenjangan gender, hampir 1.200 industri rumahan (IR) mengalami penurunan usaha, kecuali perempuan pelaku usaha yang bisa beradaptasi lebih elastis dan mampu berinovasi menggencarkan bisnis mereka secara online. Hasil survei UN Women juga melansir bahwa 86 persen perempuan pelaku usaha terkena dampak negatif Covid-19, bahkan 34 persen harus menutup usahanya karena sulit bertahan.
“Untuk itu, diperlukan peningkatan kemampuan pelaku usaha misalnya dalam memasarkan produk secara online. Covid-19 mendorong semua proses usaha yang serba go-digital. Platform digital inilah yang menjadi peran kunci dalam membantu perempuan pelaku usaha ultra mikro, mikro, maupun usaha kecil dapat menyelamatkan usahanya di masa pandemi,” tutur Lenny.
Lenny mengungkapkan sekitar 54 persen perempuan pelaku usaha yang mendominasi usaha online di masa pandemi, mampu beradaptasi dan lebih elastis dengan berpindah profesi dan berpindah produk, namun strategi ini seringkali tidak dapat berjalan optimal khususnya bagi perempuan pelaku usaha di pedesaan, karena terbatasnya pelatihan offline dan jaringan internet di desa.
“Salah satu kendala infrastruktur inilah yang memerlukan aksi khusus dan telah menjadi agenda Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memperkuat infrastruktur di daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) di Indonesia. Kemen PPPA juga terus berinovasi dengan memperhatikan data yang ada, agar dapat lebih memfokuskan dan menetapkan prioritas,” jelas Lenny.
Lebih lanjut, Lenny menyampaikan terima kasih kepada Tokopedia yang sudah membantu pemerintah dan perempuan Indonesia agar lebih berdaya. “Ini bentuk sinergi nyata antara pemerintah dan dunia usaha. Semoga pelatihan ini menunjukkan hasil menggembirakan, memberikan dampak positif, membantu sebanyak mungkin perempuan, serta mengangkat ekonomi mereka yang akan berdampak pada ekonomi keluarga, sekaligus turut mengurangi kesenjangan gender di bidang ekonomi,” pungkas Lenny.
Pada kesempatan yang sama. Head of PPGR Tokopedia Hilmi Adrianto menyambut baik terselenggaranya pelatihan sebagai bentuk kerjasama Tokopedia dengan Kemen PPPA dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan untuk mendukung bangkitnya perekonomian bangsa Indonesia. “Tokopedia memiliki visi yang sama dengan Kemen PPPA yaitu mendukung pemerataan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di seluruh lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dari segala usia. Hal ini merupakan sebuah kesempatan yang bisa dilakukan bersama-sama untuk membangkitan perekonomian Indonesia,” jelas Hilmi.
Hilmi menambahkan Tokopedia memiliki tujuan untuk menciptakan ekonomi yang inklusif, tidak hanya bagi kalangan tertentu tapi juga seluruh lapisan masyarakat. “Untuk itu, melalui pelatihan ini, kami harap dapat membantu perempuan pelaku usaha lokal di berbagai daerah agar dapat mandiri secara ekonomi, dan secara jangka panjang mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia,” terang Hilmi.
Sementara itu, Senior Corporate Social Responsibility Tokopedia, Fardhan Ramzy menyampaikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memulai bisnis impinan melalui online, tentunya harus diawali dengan semangat untuk memulai saja dulu, dengan begitu para pelaku usaha khususnya perempuan pelaku usaha dapat melihat peluang besar yang tersedia dari bisnis online tersebut. Adapun materi pelatihan yang disampaikan terkait apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai berjualan online, tips penting untuk memulai berjualan online, dan tips dalam mengembangkan toko online.