DAELPOS.com – Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengungkapkan, drone tanpa pilot e-Hang 216 yang merupakan official aircraft IMI telah dioperasikan membantu Polri dan berbagai stakeholders lainnya untuk memotret dan memetakan wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dari mulai melihat lokasi yang masih hancur berantakan akibat erupsi Gunung Semeru, hingga memantau daerah mana saja yang akses jalannya masih belum bisa dilalui transportasi darat.
“Sebaran awan panas erupsi Gunung Semeru sangat berdampak pada dua kecamatan. Antara lain Kecamatan Pronojiwo pada Desa Pronojiwo, Oro-oro Ombo, Sumberurip, serta Dusun Curah Kobokan di Desa Supiturang; dan Kecamatan Candipuro pada Dusun Kamarkajang di Desa Sumberwuluh, Desa Sumbermujur, dan Desa Tambahrejo. Untuk melihat lebih detail kondisi terkini dari berbagai lokasi terdampak, Polri dan juga IMI serta berbagai stakeholders lainnya menggunakan e-Hang 216,” ujar Bamsoet usai menerima Executive Chairman of Prestige Aviation Rudy Salim, di Jakarta, Kamis (13/1/22),
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dengan menggunakan drone tanpa awak eHang 216, pemetaan wilayah terdampak menjadi lebih mudah dilakukan. Menjadi lebih efektif dan efisien. Sekaligus biaya yang dikeluarkan sangat murah, karena eHang 216 berteknologi listrik dengan konsumsi daya yang sangat hemat energi.
“Penggunaan drone tanpa awak menjadi terobosan baru dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Sangat membantu dalam membuat analisis dampak bencana. Analisis dapat dengan cepat dan mudah dilakukan setelah foto atau video udara dihasilkan dari lokasi bencana untuk membantu pengambil kebijakan melakukan sebuah keputusan cepat,” jelas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, erupsi Gunung Semeru pada awal Desember 2021 lalu telah menyisakan dampak korban jiwa, kerusakan fisik maupun pengungsian. Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru per 21 Desember 2021, mencatat total warga yang meninggal dunia akibat erupsi mencapai 51 jiwa. Sementara pengungsi mencapai 10.395 jiwa, yang tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di 3 kecamatan, yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa.
“Apresiasi perlu diberikan kepada BNPB dan berbagai pihak lainnya yang terus bergerak cepat menanggulangi dampak erupsi Gunung Semeru. Termasuk juga peran dari berbagai kelompok masyarakat yang hingga hari ini tidak pernah berhenti memberikan bantuan. Dengan kerja keras berbagai pihak, semoga pemulihan akibat bencana erupsi Gunung Semeru bisa berlangsung dengan cepat sehingga saudara sebangsa tidak perlu lagi mengalami kesulitan,” pungkas Bamsoet. (*)