DAELPOS.com – Untuk memantau percepatan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN), Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) melakukan kunjungan lapangan ke lokasi pembangunan PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat pada Kamis (3/2/2022).
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP Robert Simbolon, yang didampingi oleh Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Barat Deva Kurniawan Rahmadi, Wakil Bupati Bengkayang Syamsul Rizal, Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Provinsi Kalimantan Barat Alexander Rombonang, Kepala BPPD Kabupaten Bengkayang Pinus, serta jajaran Customs, Immigration, and Quarantine (CIQ), Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas), dan unsur-unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) Jagoi Babang.
Dalam kunjungan ini, BNPP mengevaluasi dan mendiskusikan persoalan penentuan lokasi gerbang utama dan trase jalan yang menghubungkan PLBN dengan perbatasan Indonesia-Malaysia bersama pihak-pihak terkait.
“Kami selaku koordinator pembangunan PLBN, menyempatkan hadir dengan teman-teman dari berbagai instansi untuk mengoordinasikan pilihan terbaik untuk, pertama, trase jalan yang akan dibangun di kawasan PLBN sampai menuju titik nol, dan kedua, terkait lokasi gerbang utama PLBN Jagoi Babang. Kita sudah melakukan pembicaraan tadi, kita sudah diskusikan, sudah hampir kita sepakati. Nanti akan kami laporkan ke Bapak Mendagri selaku Kepala BNPP melalui Sekretaris BNPP,” tutur Robert Simbolon di Jagoi Babang, Kamis (3/2/2022).
Posisi gerbang utama PLBN akan mempertimbangan efektivitas pengawasan aktivitas lintas batas negara. Robert berharap gerbang utama PLBN berlokasi dekat dengan titik nol perbatasan Indonesia-Malaysia sehingga tidak menyisakan ruang yang cukup besar bagi munculnya jalur-jalur ilegal di sepanjang perbatasan, apalagi kedua negara belum pernah menyepakati keberadaan zona netral.
Untuk mencegah adanya perlintasan ilegal, Pemerintah rencananya akan menutup secara permanen jalan-jalan lintas negara yang terlanjur ada di kawasan PLBN Jagoi Babang selama ini. Beberapa jalur di antaranya ada yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar perbatasan.
Kendati demikian, tetap ada kemungkinan jalan eksisting tertentu dipertahankan untuk mendukung akses internal kawasan PLBN, tapi tidak boleh difungsikan sebagai jalan lintas batas negara.
Robert mengakui, hingga hari ini belum ada kendala yang berarti karena Pemerintah kini sudah menguasai semua lahan di kawasan PLBN dan mendapat dukungan dari masyarakat setempat.
“Kita bersyukur, para tokoh masyarakat di kawasan ini sudah dengan komitmen penuh mendukung pembangunan PLBN Jagoi Babang dan proses ganti rugi lahan juga sudah selesai dilakukan oleh Kementerian PUPR”, tuturnya.
Pembangunan PLBN Jagoi Babang merupakan bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 PLBN dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan. Progres pembangunan fisiknya kini telah mencapai 53 persen dan diperkirakan akan selesai pada Juni 2022 mendatang.
Robert berharap kehadiran PLBN Jagoi Babang nantinya bisa menjadi episentrum pengembangan kawasan perbatasan di Kabupaten Bengkayang khususnya, dan di Provinsi Kalimantan Barat umumnya. Selain itu, ia juga berharap pihak Malaysia turut mengimbangi upaya pengembangan wilayah yang dilakukan Indonesia, sehingga arus lalu lintas perdagangan antarnegara bisa berkembang di sekitar PLBN Jagoi Babang.