DAELPOS.com – Pada hari terakhir kunjungan kerja dalam rangka menghadiri World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menemui Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan Mo-Po pada sore hari waktu Swiss (19/1). Diskusi kedua menteri dilaksanakan sebagai upaya mempererat kerja sama ekonomi khususnya di bidang investasi antara Indonesia dengan Hong Kong.
Pada pertemuan ini, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadia menyampaikan apresiasi atas investasi asal Hong Kong, apalagi pada tahun 2021 lalu berhasil berada di peringkat ke-2 dan menggeser posisi Tiongkok untuk negara dengan Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar ke Indonesia serta selalu berada pada peringkat 5 besar dalam 5 tahun terakhir. Menteri Bahlil juga menambahkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang dalam kondisi prima dan Pemerintah Indonesia tengah mendorong investasi penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi yang berorientasi pada energi dan industri hijau ramah lingkungan.
“Kami menyambut baik investasi pembiayaan di sektor energi ramah lingkungan karena hal tersebut menjadi bagian penting dari skala prioritas pemerintah Indonesia. Ekonomi hijau memang sedang tumbuh, namun aliran investasinya tidak merata terutama ke negara-negara berkembang. Hubungan baik antara kedua negara ini bisa dipererat melalui pembiayaan investasi ramah lingkungan,” jelas Bahlil. Menurut Bahlil, pembiayaan ramah lingkungan masih bisa dioptimalkan di wilayah Asia Tenggara. Ditambah lagi, Indonesia memiliki sejumlah proyek investasi ramah lingkungan termasuk di dalamnya terkait dengan transisi energi dan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik. Potensi tersebut dapat dikembangkan dan dimaksimalkan bersama-sama.
Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan Mo-Po menyampaikan bahwa Indonesia dan Hong Kong selalu menjadi mitra yang baik di bidang investasi juga perdagangan, dan oleh karena itu perlu semakin mempererat kerja sama antar kedua negara. Paul juga mengapresiasi pertumbuhan Indonesia yang sangat pesat berkat pemerintahan yang cakap.
“Kami juga ingin menawarkan kesempatan kepada Indonesia untuk memanfaatkan posisi Hong Kong sebagai pusat/hub keuangan global. Pada tahun lalu, kami menjadi negara nomor satu di Asia dengan nilai pembiayaan ramah lingkungan terbesar yang mencapai USD65-67 juta. Jika ada proyek yang memerlukan pembiayaan hijau, mohon infokan kepada kami dan pasti akan kami bantu,” ungkap Paul.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi Hong Kong di Indonesia selama kurun waktu 5 tahun terakhir mencapai USD19 juta dengan tiga sektor realisasi investasi tertinggi yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya (USD9,67 juta); sektor listrik, gas, dan air (USD3,14 juta); serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (USD1,92 juta). (*).