DAELPOS.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia akan memperkuat daya saing investasi Indonesia khususnya energi baru terbarukan (EBT) dan hilirisasi di antara negara-negara kawasan ASEAN. Salah satu strateginya adalah dengan memperkuat hubungan kerja sama investasi dengan negara serumpun, Malaysia.
Penguatan kerja sama tersebut ditandai dengan Penandatanganan enam Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Malaysia yang disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, pada pagi ini (8/6) waktu setempat.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyambut baik penandatanganan keenam MoU yang dilakukan antara kedua negara. Jokowi berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia ke depannya akan semakin baik dan bisa memberikan dampak yang positif bagi masing-masing negara.
“Saya menyambut baik penyelesaian negosiasi batas laut teritorial di Laut Sulawesi setelah 18 tahun proses negosiasi, akhirnya bisa diselesaikan. Saya juga menyambut baik penyelesaian MoU Broder Cross Agreement, Border Trade Agreement, dan juga Sertifikasi Halal, serta Kerja Sama Promosi Investasi. Terima kasih atas keramahtamahan dalam menyambut kami delegasi dari Indonesia,” ucap Presiden Jokowi.
Salah satu MoU yang ditandatangani tentang penguatan Kerja Sama Promosi Investasi Indonesia dengan Malaysia. Menteri Bahlil selaku perwakilan Pemerintah Republik Indonesia yang menandatangani MoU tersebut bersama rekannya Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri (MITI) Malaysia Datuk Seri Utama Tengku Zafrul Aziz mewakili Pemerintah Malaysia. Bahlil mengatakan, kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan Menteri Tengku Zahrul di Jakarta.
“Sebelumnya saya sudah bertemu dengan Menteri Investasi Malaysia di Kantor Kementerian Investasi di Jakarta pada 8 Mei lalu. Kami sepakat untuk menyusun Nota Kesepahaman yang mendorong peningkatan promosi investasi antara Indonesia dan Malaysia. MoU ini juga wujud komitmen agar Indonesia dan Malaysia selalu berbagi informasi terkait kebijakan investasi yang ada di kedua negara,” ujar Bahlil.
Bahlil mengatakan, tantangan dan persaingan investasi di Kawasan ASEAN akan semakin kompetitif ke depan khususnya terkait dengan pasokan energi hijau dan hilirisasi. Sebab itu, Indonesia memandang Malaysia sebagai sahabat dan negeri serumpun yang berniat baik membangun hubungan kerja sama investasi yang saling menguntungkan kedua pihak.
“Malaysia adalah negara serumpun kita yang punya niat baik untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan kedua negara. Dia tidak mau menang sendiri. Maka saya akan gandeng erat Malaysia. Harapannya ke depan, kedua negara dapat mendukung dan mendorong investasi melalui berbagai upaya promosi yang lebih intensif dan terarah, juga untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik di Indonesia maupun Malaysia khususnya di sektor prioritas seperti hilirisasi industri, energi terbarukan, dan investasi berkelanjutan,” ucap Bahlil.
Lebih lanjut, Menteri Bahlil merincikan, tujuan dari penandatanganan MoU ini untuk mendorong usaha promosi investasi bersama dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik bagi kedua negara. Ia juga menambahkan bahwa fokus sektor investasi yang didorong adalah sektor prioritas seperti hilirisasi industri, energi terbarukan, dan investasi berkelanjutan.
Selama periode tahun 2017 hingga 2022, realisasi investasi Malaysia di Indonesia telah mencapai USD10,1 miliar dengan menempati peringkat ke-7 negara dengan realisasi terbesar di Indonesia dari total 157 negara. Adapun sektor investasi terbesar yang didominasi adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi; Industri Kimia Dan Farmasi; Industri Makanan; Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan; serta Industri Kertas dan Percetakan. Di tahun 2022, tren investasi Malaysia di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar USD3,3 miliar. Melalui MoU ini diharapkan ke depannya angka investasi tersebut dapat konsisten terus meningkat.
Selain penandatanganan MoU kerja sama investasi, pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan 5 MoU lain yakni Perjanjian Lintas Batas antara Menteri Dalam Negeri RI dengan Menteri Dalam Negeri Malaysia; Perjanjian Perdagangan Perbatasan antara Menteri Perdagangan RI dan MITI Malaysia; Perjanjian Batas Maritim Daerah Selatan dari Selat Malaka antara Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Transportasi Malaysia; Perjanjian Batas Maritim Laut Sulawesi antara Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Transportasi Malaysia; Kerja Sama Sertifikasi Halal antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI dengan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) Malaysia. (*)