Enam Komodo Tiba Dengan Selamat Di Kampung Halaman

Wednesday, 16 August 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Enam individu satwa Komodo (Varanus komodoensis) tiba di kampung halamannya Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada hari Selasa (15/8/2023). Enam komodo yang berasal dari Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI) – Bogor ini, diberangkatkan menggunakan fasilitas kargo Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 0452 dari bandara Soekarno Hatta pukul 11.40 WIB, dan tiba di Bandara Komodo-Labuan Bajo pukul 14.30 WITA. Keenam satwa ini selanjutnya akan menjalani proses habituasi selama satu bulan di CA Wae Wuul sebelum dilepasliarkan pada pertengahan September 2023 mendatang.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur menerima kedatangan 6 (enam) individu satwa liar jenis Biawak Komodo (Varanus komodoensis) dari Lembaga Konservasi TSI dengan dukungan dari PT. Smelting, peleburan tembaga pertama di Indonesia, untuk kembali ke habitatnya di Cagar Alam (CA) Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur.

Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia Cisarua telah melakukan upaya penyiapan enam ekor Komodo yang akan dilepasliarkan ke habitat alaminya sejak lahir, antara lain melalui pembatasan perjumpaan dengan manusia, pemberian makanan yang melatih insting berburu mangsa (hidup), dan menciptakan rona lingkungan seperti adanya pohon untuk memanjat sebagaimana di habitat alaminya. Penilaian kesiapan 6 ekor Komodo untuk dilepasliarkan juga dilakukan dengan bantuan ahli dari Pusat Penelitian ekologi terapan BRIN, dengan indikator antara lain: agresifitas dan keliaran, berburu dan memakan mangsa, memanjat pohon dan adaptasi.

Kepala Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur, Arief Mahmud, mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung proses pemulangan kembali satwa Komodo ke Cagar Alam Wae Wuul, dan berharap agar Komodo yang dilepasliarkan ini dapat mendukung kelestarian dan peningkatan populasi komodo di habitat aslinya.

See also  Jasa Marga Lakukan 3 Rekonstruksi Rigid dan Perbaikan Ekspansion Joint 3 Jembatan Tol Japek

Kolaborasi para pihak ini tentunya dibawah koordinasi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK cq. Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG), melalui Balai Besar KSDA Jawa Barat (BBKSDA Jabar) dan Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT), serta didukung pula oleh PT Smelting melalui program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER) yang merupakan salah satu upaya KLHK untuk mendorong kepatuhan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan, dan juga dukungan yang sangat baik dari BRIN dan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

Dijelaskan Arief, ada kewajiban bagi Lembaga Konservasi untuk mendukung pemulihan populasi satwa liar dilindungi dan hampir punah di habitat alaminya melalui program pelepasliaran. Pengembalian enam ekor satwa Komodo ini merupakan bentuk kepedulian dan Upaya konservasi para pihak yang peduli dengan populasi Komodo khususnya yang ada di Flores.

“Enam ekor Komodo ini merupakan keturunan lahir/menetas pada tanggal 27 Februari 2020 dari indukan Komodo Jantan yang Bernama Rangga dan betina yang Bernama Rinca, kedua indukan tersebut sampai dengan saat ini masih sehat dan produktif di fasilitas Lembaga Konservasi TSI Cisarua. Sejak menetas, keenam Komodo ini memang sengaja dipersiapkan secara khusus untuk dilepasliarkan agar tetap memiliki sifat liar dan dapat bertahan serta berkembang biak di habitat alaminya” ungkap Arief.

Untuk melindungi populasi Komodo dari kepunahan, Pemerintah Indonesia telah menetapkan kawasan konservasi yang menjadi habitat Komodo, diantaranya Taman Nasional Komodo dan di luar kawasan Taman Nasional Komodo yakni di Cagar Alam (CA) Wae Wuul, CA Wolo Thado, CA Riung dan Taman Wisata Laut 17 Pulau Riung. Berdasarkan hasil monitoring yang serta analisis data ekspedisi komodo di Flores Tahun 2015-2018, komodo dapat ditemukan pula di luar kawasan hutan konservasi antara lain: Pulau Longos, Golo Mori, Mburak, Tanjung Kerita Mese, Nanga Bere/ Nisar, (Kabupaten Manggarai Barat), Pota, Baras, Golo Lijun-Buntal (Kabupaten Manggarai Timur), serta Semenanjung Torong Padang (Kabupaten Ngada).

Berita Terkait

Soroti Lemahnya Kualitas Perda, BULD DPD RI Dorong Harmonisasi Regulasi Pusat–Daerah
Senator Agita Dorong Penyesuaian Kuota Penerimaan Murid Baru Sesuai Kondisi Daerah
Ketua DPD RI Terima Kunjungan Dubes Thailand, Bahas Inisiasi Forum Senat Asia Tenggara
Ketua Komite IV DPD RI: Penurunan BI Rate Momentum Penting Dorong Ekonomi dan Perkuat Pasar Modal
Wujud Cinta Tanah Air, Siswa TK, SD-SMP Meriahkan HUT RI di Dusun III dan IV Sungai Geringging
Imbas Kekeringan di NTB, Senator Mirah Minta Pemerintah Daerah Bergerak Cepat Tangani!
Proses Bisnis Berkelanjutan Pertamina Jadi Bekal Jurnalis Kalimantan Berkompetisi di AJP 2025
Komite III DPD RI: Perlindungan Hak Cipta Musisi Harus Berjalan, Tapi Jangan Memberatkan Pelaku Usaha

Berita Terkait

Wednesday, 27 August 2025 - 15:29 WIB

Soroti Lemahnya Kualitas Perda, BULD DPD RI Dorong Harmonisasi Regulasi Pusat–Daerah

Wednesday, 27 August 2025 - 09:20 WIB

Senator Agita Dorong Penyesuaian Kuota Penerimaan Murid Baru Sesuai Kondisi Daerah

Friday, 22 August 2025 - 18:12 WIB

Ketua DPD RI Terima Kunjungan Dubes Thailand, Bahas Inisiasi Forum Senat Asia Tenggara

Friday, 22 August 2025 - 11:09 WIB

Ketua Komite IV DPD RI: Penurunan BI Rate Momentum Penting Dorong Ekonomi dan Perkuat Pasar Modal

Wednesday, 20 August 2025 - 13:00 WIB

Wujud Cinta Tanah Air, Siswa TK, SD-SMP Meriahkan HUT RI di Dusun III dan IV Sungai Geringging

Berita Terbaru

R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute,( foto Ist )

Berita Utama

Haidar Alwi: Indonesia Harus Bijak Kelola Rivalitas AS–Tiongkok.

Wednesday, 27 Aug 2025 - 13:26 WIB