DAELPOS.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia hadir memberikan arahan dalam acara perdana kegiatan Penyampaian Minat Investasi Bali Urban Rail dan Associated Facilities serta Penyerahan Dokumen Kualifikasi oleh Konsorsium PT Bumi Indah Prima dan PT Sarana Bali Dwipa Jaya di Bali kemarin pagi (29/5). Kegiatan ini merupakan upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk mengembangkan dan membangun koridor transportasi massal berbasis kereta di Bali. Acara dibuka oleh Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, kemudian dilanjutkan dengan arahan dari Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa.
Menteri Investasi/Kepala BKPM menyampaikan dinamika global telah mengancam perekonomian dunia, namun secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 tumbuh 5,31% dan dapat dipertahankan pada tahun 2023 dengan tumbuh 5,05%. Ia pun mengapresiasi pemerintah Provinsi Bali tidak memerlukan waktu lama untuk pulih, salah faktor pendukungnya dari sektor pariwisata.
Saat ini, Kementerian Investasi/BKPM gencar menggaungkan pendekatan investasi dengan hilirisasi yang meningkatkan daya jual dari suatu komoditas di daerah-daerah Indonesia. Akan tetapi, Bali yang tidak memiliki komoditas bahan mentah seperti di wilayah lainnya di Indonesia, memiliki pariwisata sebagai sektor unggulannya dan harus bangun infrastruktur yang mendukung agar berkembang dengan maksimal.
“Di Bali ini kan tidak ada hilirisasi, tidak punya tambang. Mohon maaf, tidak seperti daerah-daerah lain yang ada migasnya segala macam. Oleh karena itu, kita kembangkan sistem angkutan umum massal berbasis kereta yang memakai model business-to-business. Ini justru merupakan hilirisasi versi pariwisata yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain di Indonesia,” ujarnya.
Menteri Investasi/Kepala BKPM kemudian menambahkan kalau Kementerian Investasi/BKPM sebagai lembaga untuk memproses perizinan berusaha siap bekerja sama untuk menyukseskan proyek ini. Bahlil pun menegaskan kalau dirinya tidak sungkan untuk memberikan insentif investasi seperti keringanan pajak dari tax holiday hingga masterlist (fasilitas pembebasan bea masuk) demi percepatan program ini. Namun, ia juga menegaskan agar perusahaan jujur dalam pelaporan keuntungannya karena pemerintah siap menyelidiki dan mengusut jika terjadi indikasi kecurangan.
“Kami dari Kementerian Investasi akan mendorong untuk urusan-urusan perizinan. Siapa pun yang menang, monggo kami akan mempercepat perizinan,” tegas Bahlil.
Proyek Bali Urban Rail ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2024 tentang Penugasan Kepada PT Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Bali Untuk Melakukan Kerja Sama Dalam Pengembangan, Pembiayaan, dan Penyelenggaraan Sistem Angkutan Umum Berbasis Kereta. Diharapkan pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis kereta ini akan menjadi tonggak baru pembangunan infrastruktur transportasi di Bali.
Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dalam pidato pembukaannya mengatakan bahwa lalu lintas di Bali menjadi macet hampir sepanjang waktu dan transportasi umum yang baik sudah menjadi krusial. Sebagai gambaran, tahun 2023 jumlah wisatawan yang datang ke Bali mencapai 15.163.735 wisatawan dan tahun 2024 ditargetkan mencapai 20 juta. Untuk itu pemerintah provinsi memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan kemajuan teknologi tanpa melunturkan kultur dan budaya lokal yang sudah menjadi jati diri Bali.
“Bali sebagai destinasi wisata dunia memerlukan sistem transportasi modern yang aman, nyaman, ramah lingkungan, dan ketepatan waktu tempuh. Nantinya, pada pelaksanaan pembangunan yang perlu menjadi perhatian agar tetap menjaga kelestarian alam dan nilai-nilai kearifan lokal Bali,” tegasnya.
Data Kementerian Investasi/BKPM melaporkan bahwa realisasi investasi di Pulau Bali pada Triwulan I 2024 mencapai Rp12,97 Triliun. Sementara untuk periode 2019 – TW I 2024 realisasi investasi tertinggi di Bali ditempati oleh sektor Hotel dan Restoran (Rp29,63 Triliun) diikuti oleh sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (19,74 Triliun), Jasa Lainnya (Rp10,66 Triliun), dan sektor Transportasi sendiri menempati peringkat 4 realisasi investasi (Rp6,72 Triliun). (*)