DAELPOS.com – Anggota Komisi VII DPR RI, Yulian Gunhar, menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam industri nikel dunia dan harus memanfaatkan potensi ini dengan optimal. Dalam seminar bertajuk “Masa Depan Nikel Indonesia: Peluang dan Tantangan” yang digelar hari ini, Gunhar menyampaikan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel yang sangat besar, mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam.
“Indonesia menyumbang sekitar setengah dari pertumbuhan nikel global. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran kita dalam rantai pasok industri nikel dunia,” ujar Gunhar, dalam Focus Group Discusion bertema Peluang dan Tantangan Industri Nikel di Indonesia, di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Namun, ia juga menyoroti sejumlah tantangan yang harus segera diatasi agar Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga pemain utama dalam industri nikel yang bernilai tambah tinggi. Tantangan tersebut meliputi perlunya eksplorasi lebih mendalam untuk memastikan keberlanjutan pasokan, penguatan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah, serta investasi dalam teknologi baru guna meningkatkan efisiensi dan daya saing industri.
“Pengembangan sektor nikel harus dilakukan secara berkelanjutan. Artinya, kita tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga memastikan industri ini ramah lingkungan. Masalah emisi karbon, pembuangan limbah, penggunaan lahan, serta dampak lingkungan dari pertambangan harus mendapat perhatian serius,” tegasnya.
Gunhar juga menekankan pentingnya inovasi dalam industri nikel agar Indonesia tidak tertinggal dalam persaingan global. “Kita harus terus mendorong riset dan pengembangan teknologi, termasuk dalam pemanfaatan nikel untuk baterai kendaraan listrik yang menjadi tren masa depan,” tambahnya.
Sebagai anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi energi, riset, dan teknologi, Gunhar berkomitmen untuk terus mendorong kebijakan yang mendukung industri nikel nasional agar semakin maju dan berdaya saing tinggi.