Haidar Alwi: Candaan Dasco dan Kegaduhan yang Tak Perlu

Wednesday, 23 July 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi / foto ist

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi / foto ist

daelpos.com – R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, menilai bahwa tidak semua hal yang viral di ruang publik layak menjadi bahan polemik. Apalagi jika hal tersebut berasal dari konteks internal, disampaikan dalam suasana informal, dan tidak bermuatan menyerang. Inilah yang terjadi pada Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Dewan Penasehat Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs), yang beberapa waktu lalu melontarkan candaan tentang “logo kancil” dalam forum kreatif. Sayangnya, candaan itu justru ditarik ke tafsir politik oleh sebagian pihak yang tak hadir dalam ruang itu.

Alih-alih menyoroti kontribusi nyata Dasco terhadap ekosistem ekonomi kreatif nasional, sebagian publik justru terjebak dalam opini dangkal yang dibentuk dari potongan video. Padahal, jika ditinjau lebih utuh, tidak ada nada menyerang, tidak ada yang merasa disindir, dan bahkan PSI, yang dikaitkan oleh spekulasi publik, tidak pernah menyampaikan keberatan. Maka muncul pertanyaan yang lebih penting: untuk siapa sebenarnya kegaduhan ini diciptakan?

Membedakan Candaan dan Serangan.

Dalam dunia demokrasi yang sehat, kita harus mampu membedakan antara candaan ringan dan provokasi politis. Dasco melontarkan guyonan dalam forum internal Gekrafs, organisasi yang memang dikenal penuh warna, ide, dan kreativitas. Sebagai pembina, ia menyampaikan sambutan penutup dengan cara yang santai, sebagai bentuk komunikasi yang merangkul, bukan memecah.

Namun publik digital seringkali kehilangan konteks. Sebagian orang langsung menghubungkan kata “kancil” dengan partai tertentu yang baru saja mengganti logonya menjadi gajah. Spekulasi pun berkembang, bahkan sebelum klarifikasi dari yang bersangkutan diberikan. Untungnya, Sufmi Dasco Ahmad dengan tenang menjelaskan bahwa ia tak memiliki niat menyindir siapa pun. Ia bahkan menegaskan bahwa hubungannya dengan PSI berjalan baik dan tidak ada masalah sedikit pun.

See also  Hutama Karya Operasikan Tanpa Tarif Tol Betung - Tempino - Jambi Seksi 3 Segmen Tempino - Simpang Ness Mulai 14 September 2025

Sayangnya, logika publik kita hari ini kerap dikalahkan oleh kecepatan reaksi. Padahal demokrasi bukan ruang untuk membakar emosi, tetapi untuk menguji akal sehat. Haidar Alwi mengingatkan bahwa jika setiap ucapan tokoh publik harus selalu dikawal oleh ketakutan disalahpahami, maka kita akan kehilangan kedewasaan dalam berinteraksi sebagai bangsa. “Demokrasi yang sehat tidak anti-candaan. Justru keberanian untuk bersikap ringan di tengah tekanan adalah tanda kecakapan pemimpin,” tegas Haidar Alwi.

Kiprah Dasco di Dunia Ekonomi Kreatif.

Satu candaan seharusnya tidak mengaburkan kontribusi panjang. Sufmi Dasco Ahmad bukan hanya tokoh politik, tapi juga aktor penting dalam penguatan sektor kreatif nasional. Sebagai Ketua Dewan Penasehat Gekrafs, Dasco menjembatani komunitas kreatif dengan para pembuat kebijakan. Ia terlibat langsung dalam mendorong lahirnya regulasi dan program yang mendukung pelaku ekraf di daerah.

Gekrafs sendiri adalah organisasi raksasa yang merangkul 17 subsektor industri kreatif, dari film dan musik hingga teknologi digital dan kuliner. Di bawah dukungan tokoh seperti Dasco, Gekrafs kini hadir di puluhan kabupaten/kota bahkan hingga luar negeri. Mereka tidak hanya bicara inovasi, tetapi juga membangun infrastruktur kolaborasi nyata.

Haidar Alwi menilai bahwa masyarakat harus lebih dewasa dalam menilai tokoh bangsa. Kita tidak bisa membiarkan kerja keras puluhan tahun dikerdilkan oleh satu baris kalimat yang bahkan tidak menyakiti siapa pun. “Kalau bangsa ini ingin maju, maka kita harus belajar melihat tokoh dari kontribusinya, bukan dari satu candaan yang dipelintir keluar konteks,” tegas Haidar Alwi.

Demokrasi Tidak Butuh Sensasi.

Kita hidup di tengah ekosistem digital yang mendorong semuanya menjadi viral. Namun tidak semua yang viral itu penting. Tidak semua yang ramai itu benar. Dalam demokrasi, kegaduhan bisa jadi berbahaya jika tidak berpijak pada substansi. Dan dalam kasus ini, substansi yang perlu dibicarakan justru luput: bagaimana Dasco dan Gekrafs membangun ekosistem ekonomi kreatif nasional.

See also  Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Gelar Rakornas Investasi 2024

Haidar Alwi menekankan bahwa demokrasi yang terlalu mudah tersulut isu simbolik adalah demokrasi yang rentan. Bukan hanya rentan konflik, tetapi juga rentan kehilangan arah. Sebab energi bangsa ini seharusnya digunakan untuk membahas isu-isu strategis: pendidikan, ketahanan pangan, transformasi digital, perlindungan pelaku usaha kecil, bukan candaan yang tidak melukai siapa pun.

Jika kita ingin mencerdaskan bangsa, maka kita harus berhenti menghakimi niat orang lain hanya dari cuplikan video. Kita perlu membangun ruang publik yang adil, yang menghormati kerja nyata, dan yang menilai tokoh berdasarkan dampaknya, bukan rumor. Dalam konteks ini, Sufmi Dasco Ahmad adalah contoh tokoh yang justru memperkuat jembatan antarsektor, bukan menciptakan jurang.

“Candaan Dasco bukan ancaman. Yang lebih berbahaya adalah jika kita terus membiasakan diri menuduh tanpa memahami. Demokrasi harus memberi ruang untuk spontanitas, untuk humor, dan untuk percaya bahwa tidak semua hal perlu dipolitisasi,” pungkas Haidar Alwi.

Berita Terkait

Raker dengan DPR RI, Kementerian PU Lakukan Evaluasi APBN 2025 dan Rencana Program 2026
P3N Lemhannas, Menteri Dody: Infrastruktur Fondasi Ketahanan Nasional
Menteri Dody di UNAIR: Sinergi Pendidikan, Pembangunan, dan Keadilan
Terima Kasih, Presiden Prabowo! Pendidikan Layak Hadir di Bandung Barat
Transformasi Organisasi Berbuah Manis, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Flyover Nurtanio 65% Tuntas, Dukung Whoosh dan Urai Macet Bandung
Wujudkan Kreativitas Berkelanjutan Hutama Karya Resmikan Rumah Produksi UMK Binaan di Jawa Tengah
IKN: Bukan Cuma Pindah Gedung, Tapi Pindah Cara Kerja Pemerintah

Berita Terkait

Tuesday, 18 November 2025 - 06:42 WIB

Raker dengan DPR RI, Kementerian PU Lakukan Evaluasi APBN 2025 dan Rencana Program 2026

Monday, 17 November 2025 - 15:32 WIB

P3N Lemhannas, Menteri Dody: Infrastruktur Fondasi Ketahanan Nasional

Friday, 14 November 2025 - 18:10 WIB

Menteri Dody di UNAIR: Sinergi Pendidikan, Pembangunan, dan Keadilan

Friday, 14 November 2025 - 05:22 WIB

Terima Kasih, Presiden Prabowo! Pendidikan Layak Hadir di Bandung Barat

Thursday, 13 November 2025 - 15:37 WIB

Transformasi Organisasi Berbuah Manis, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025

Berita Terbaru

Berita Utama

Wujudkan Indonesia Emas: Birokrasi Wajib Ikuti Tren

Wednesday, 19 Nov 2025 - 11:25 WIB

News

Membangun Pasar Modal Tangguh di CEO Networking OJK-SRO

Wednesday, 19 Nov 2025 - 11:15 WIB