daelpos.com – Kementerian Pekerjaam Umum (PU) terus menyelesaikan pembangunan bendungan di sejumlah wilayah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan air dan pangan secara nasional. Pembangunan bendungan dilengkapi dengan pengembangan dan pengelolaan saluran irigasi yang bersumber langsung dari bendungan untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan pentingnya integrasi pembangunan bendungan dan irigasi. “Pembangunan bendungan harus dibarengi pembangunan saluran konektivitas dan rehabilitasi jaringan irigasi. Dengan suplai irigasi yang terus berkelanjutan, harapannya air bisa mengalir ke sawah-sawah sehingga produktivitas petani juga meningkat, petani semakin sejahtera,” kata Menteri Dody.
Kementerian PU saat ini tengah menyelesaikan 15 bendungan on going atau dalam tahap konstruksi yang ditargetkan tuntas sebelum 2029. Dengan selesainya 15 bendungan tersebut berpotensi memberikan layanan irigasi seluas 184.515 hektare, sehingga diharapkan luas tanam turut meningkat dari semula 277.775 ha menjadi 483.163 ha.
Ketersediaan air irigasi dari 15 bendungan on going ini diharapkan juga meningkatkan produktivitas panen dari 1.403.300 ton/ha menjadi 2.343.289 ton/ha. Petani yang biasa mengandalkan suplai air dari tadah hujan dapat terpenuhi melalui air irigasi yang berkelanjutan, sehingga Indeks Pertanaman (IP) naik dari semula 150% menuju 262% dengan skala panen dari sekali setahun menjadi 2-3 kali dalam setahun.
Upaya ini merupakan kelanjutan dari program pembangunan bendungan sebagai salah satu infrastruktur strategis untuk mewujudkan swasembada pangan yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Sejak tahun 1902 hingga 2014, telah dibangun 187 bendungan, dan pada periode 2015–2024 telah selesai 53 bendungan dengan pemanfaatan layanan irigasi tersebar di 67 Daerah Irigasi (DI), terdiri dari 7 Daerah Irigasi melalui pembangunan saluran dari outlet bendungan ke sistem irigasinya seperti DI Baro Raya, DI Tugu Sistem, DI Tukul, DI Budong-Budong, DI Way Apu Sistem, DI Pidekso, dan DI Rababaka Kompleks (DI Tanju-DI Rababaka).
Pemanfaatan irigasi dari bendungan sisanya tersebar di 60 Daerah Irigasi melalui pembangunan/rehabilitasi/peningkatan lanjutan di dalam sistem irigasi di antaranya DI Krueng Pase di Aceh, DI Bandar Sidoras di Sumut, DI Komering di Sumsel, DI Rentang di Jabar, DI Gondang di Jateng, DI Bendo di Jatim, DI Lolak Atas di Sulut, DI Gilireng di Sulsel, dan DI Rotiklot di Nusa Tenggara Timur.
Keberadaan 53 bendungan selesai tersebut ditargetkan dapat menyuplai air irigasi hingga 310.170 hektare lahan pertanian. Dengan integrasi pembangunan bendungan dan jaringan irigasi ini, Kementerian PU berharap petani tidak lagi bergantung pada tadah hujan.
Ketersediaan air yang lebih pasti akan mendorong peningkatan intensitas tanam, dari luas tanam semula 502.403 ha menjadi 798.263 ha dengan rata-rata panen satu kali per tahun menjadi dua hingga tiga kali. Hal ini bukan hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung kesejahteraan petani di berbagai wilayah melalui peningkatan produktivitas pertanian dari 3.122.418 ton/ha menjadi 4.789.582 ton/ha. (*)