Tuntaskan Jembatan Pandansimo di Yogyakarta, Kementerian PU Selaraskan Teknologi Infrastruktur dengan Kearifan Lokal dan Perekonomian

Thursday, 9 October 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

daelpos.com – Yogyakarta – Pembangunan Jembatan Pandansimo oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menandai babak baru konektivitas pesisir selatan Pulau Jawa yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tak hanya menjadi infrastruktur penghubung Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), jembatan dengan bentang utama 675 meter ini juga dirancang sebagai simbol harmoni antara kemajuan teknologi, kelestarian lingkungan, dan kearifan budaya lokal.

Membentang di atas Sungai Progo, Jembatan Pandansimo menjadi pembatas Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul dengan menghubungkan ruas Congot–Ngremang dan ruas Pandansimo–Samas. Kehadiran Jembatan Pandansimo juga melengkapi konektivitas jaringan Jalur Jalan Lintas Selatan atau ruas Pantai Selatan (Pansela) di wilayah DI Yogyakarta sepanjang kurang lebih 110 km.

“Pengembangan jaringan jalan serta pembangunan jembatan yang menghubungkan kota, pulau, hingga daerah tertinggal di seluruh Indonesia kami lakukan untuk membuka akses bagi masuknya investasi, mendukung pengembangan kawasan industri, mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, dan memperkuat konektivitas antar pusat-pusat ekonomi regional,” kata Menteri PU Dody Hanggodo.

Pembangunan Jembatan Pandansimo merupakan proyek strategis yang menghubungkan Desa Banaran di Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Poncosari di Kabupaten Bantul. Jembatan ini dibangun sejak November 2023 dengan panjang penanganan mencapai 2.300 meter dan lebar rata-rata 24 meter. Konstruksi jembatan telah selesai pada Juni 2025 dengan biaya APBN senilai Rp863,7 miliar.

Jembatan Pandansimo dibangun dengan memperhatikan kondisi alam pesisir selatan yang dinamis serta aspek risiko gempa bumi dan likuifaksi. Struktur jembatan menggunakan Lead Rubber Bearing (LRB) yang mampu menyerap energi gempa dan mengurangi deformasi.

Selain itu juga dirancang dengan memanfaatkan Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat sehingga lebih efisien dalam waktu pemasangan. Konstruksi Jembatan Pandansimo menggunakan Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk memperkuat oprit jalan dan mortar busa sebagai material pengisi ringan untuk mengurangi beban struktur dan getaran tanah.

See also  BUMN, Desa dan Seat Belt NKRI

Desain Jembatan Pandansimo memadukan nilai estetika modern dengan kearifan lokal Yogyakarta melalui elemen arsitektur yang sarat makna budaya. Representasi bentuk dasar gunungan wayang dihadirkan pada gapura dan lampu jalan sebagai simbol perjalanan dan keseimbangan antara alam serta manusia. Adaptasi sulur keris pada batang gunungan memperkaya detail visual sekaligus mencerminkan filosofi keteguhan dan keluwesan masyarakat Jawa.

Corak batik nitik dihadirkan sebagai sentuhan halus tradisi dalam struktur baja modern pada gunungan. Perpaduan ini menjadikan Jembatan Pandansimo bukan hanya sarana transportasi, tetapi juga karya arsitektur yang menghidupkan kembali semangat budaya pesisir selatan Yogyakarta.

Keberadaan Jembatan Pandansimo diharapkan tidak hanya memperlancar mobilitas antarwilayah, tetapi juga menjadi infrastruktur pendukung bagi pengembangan ekonomi, pariwisata, dan distribusi hasil pertanian dan perikanan di kawasan pesisir selatan Yogyakarta. Pembangunan Jembatan Pandansimo akan membuka akses ke 2.164 hektare lahan pertanian di Kecamatan Galur, dengan potensi produksi lebih dari 9.000 kuintal hasil pertanian serta 13 ton hasil perikanan setiap tahunnya.

Selain itu, kawasan ini diproyeksikan menjadi koridor wisata baru yang menghubungkan destinasi wisata bahari seperti Pantai Depok, Glagah, Hutan Mangrove, hingga wisata Kali Biru. Dengan rancangan arsitektur yang menggabungkan teknologi tahan gempa, estetika lokal, dan manfaat konektivitas perekonomian, Jembatan Pandansimo diharapkan menjadi salah satu contoh infrastruktur yang tidak hanya sebagai penghubung antarwilayah, tetapi juga menyatukan nilai-nilai keberlanjutan, budaya, dan kehidupan masyarakat. (*)

Berita Terkait

Kementerian PU Siapkan Rp351,8 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana Tahun 2025
Dukung Lansia Berdaya dan Pelayanan Inklusif, Kementerian PANRB Kunjungi SL Melati
Usai Bertemu Prabowo, Jonan Nyatakan Siap Mengabdi
Kemen PU Tandatangani Kontrak Jalan Wanam–Muting II di Papua Selatan
Jonan Sambangi Istana, Penuhi Undangan Prabowo
Penanganan Banjir Jalan Nasional Semarang-Demak: Kementerian PU Bangun Sodetan Darurat Kaligawe Sepanjang 227 Meter, Alirkan Air ke Kolam Retensi Terboyo
Kementerian PU Genjot Pertanian Sumsel Lewat Program P3TGAI
Hutama Karya Grup Salurkan Bantuan Tanggapan Bencana Untuk Korban Banjir dan Longsor di Sukabumi

Berita Terkait

Thursday, 6 November 2025 - 08:42 WIB

Kementerian PU Siapkan Rp351,8 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana Tahun 2025

Wednesday, 5 November 2025 - 16:44 WIB

Dukung Lansia Berdaya dan Pelayanan Inklusif, Kementerian PANRB Kunjungi SL Melati

Tuesday, 4 November 2025 - 13:48 WIB

Usai Bertemu Prabowo, Jonan Nyatakan Siap Mengabdi

Tuesday, 4 November 2025 - 08:09 WIB

Kemen PU Tandatangani Kontrak Jalan Wanam–Muting II di Papua Selatan

Monday, 3 November 2025 - 18:19 WIB

Jonan Sambangi Istana, Penuhi Undangan Prabowo

Berita Terbaru

Berita Utama

Pertamina Terangi Harapan ODGJ dengan Energi Surya

Friday, 7 Nov 2025 - 12:36 WIB

Olahraga

Popnas 2025, Tim Voli Putra dan Putri DKI Siap Hadapi Jateng

Friday, 7 Nov 2025 - 09:38 WIB