25 Tahun Menanti, Transmigran Ponu di NTT Akhirnya Bawa Pulang SHM

Friday, 14 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

daelpos.com – Setelah menunggu 25 tahun, warga transmigran di kawasan transmigrasi Ponu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya menerima Sertipikat Hak Milik (SHM) atas lahan mereka. Secara keseluruhan ada 1.800 SHM yang diserahkan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono, didampingi Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di Ponu, Kab. TTU, NTT pada Kamis (13/11/2025).

“Tadi kami menyerahkan Sertipikat Hak Milik (SHM) bagi masyarakat di kawasan transmigrasi, yang menariknya adalah ternyata sejak tahun 2000 masyarakat tinggal di sini, tapi baru sekarang ini bisa mendapatkan sertipikat hak milik, artinya menunggu 25 tahun. Ini penting sekali, ini masalah bukan hanya kepastian tapi juga masalah hak yang harus kita jamin untuk masyarakat. Dan tentunya setelah memiliki SHM ini akan semakin punya nilai tambah ekonomi,” kata Menko AHY di Kawasan Transmigrasi Ponu, Timur Tengah Utara, NTT.

“Terima kasih kepada Kementerian Transmigrasi dan semua pihak termasuk Kementerian ATR/BPN yang juga berusaha untuk memberikan kepastian hukum atas tanah bagi masyarakat,” sambung Menko AHY.

Secara simbolis, Kementerian Transmigrasi menyerahkan 12 SHM kepada transmigran dari total 1.800 SHM yang nantinya akan dibagikan secara bertahap. Menteri Iftitah menjelaskan penyelesaian SHM ini merupakan bagian dari program Trans Tuntas. Ada banyak pertimbangan pemerintah kala itu untuk tak langsung memberikan SHM pada transmigran.

“Salah satunya ada kekhawatiran kalau dikasih sertifikat terus kemudian dijual. Akhirnya ditunda sampai dengan 5 tahun, ternyata setelah 5 tahun pemerintahan berganti mereka sudah terlupakan,” kata Mentrans.

Dalam catatan Kementerian Transmigrasi, di Kawasan Transmigrasi Ponu Kabupaten TTU terdapat satuan permukiman yang dibangun dan ditempatkan pada tahun 1999 yaitu Ponu SP.1 dan Ponu SP.2 dengan total penempatan sebanyak 600 KK. Kedua permukiman transmigrasi ini telah diserahkan pembinaannya kepada Pemerintah Daerah Tahun 2009.

See also  Land Clearing Dimulai, Proyek Strategis Gasifikasi Nias Siap Dibangun

Masing-masing Kepala Keluarga mendapatkan Lahan Pekarangan, Lahan Usaha 1 dan Lahan Usaha 2. BPN telah menerbitkan sertipikat secara bertahap pada tahun 2000, 2001 dan 2009 sebanyak total 1.800 bidang.

SHM untuk Lahan Pekarangan sudah dibagikan seluruhnya sebanyak 600 bidang.
Namun untuk SHM Lahan Usaha 1 dan Lahan Usaha 2 sebanyak 1.115 bidang belum dapat dibagikan karena banyak transmigran yang meninggalkan lokasi; banyak lahan usaha yang sudah beralih kepemilikannya karena jual beli; dan penguasaan lahan usaha di lapangan tidak sesuai dengan peta bidang SHM-nya.

Setelah dilakukan klarifikasi oleh Dinas Nakertrans Kabupaten Timor Tengah Utara diperoleh 385 SHM yang clean and clear dan akan dibagikan secara bertahap kepada masyarakat yang berhak.

“Jadi seperti contoh sekarang yang sudah, yang pasti sertipikat itu clean and clear, artinya tidak ada lagi penolakan karena kan tanah ini tidak semuanya tanah negara. Tanah ini itu adalah hasil dari tanah adat atau tanah masyarakat yang dihibahkan kepada negara untuk dilakukan pembangunan transmigrasi. Harapannya agar ada pembangunan ekonomi sehingga tanah yang tadinya terlantar bisa lebih produktif,” tutur Menteri Iftitah.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati TTU Yosep Falentinus Kebo mengatakan Kawasan Transmigrasi Ponu yang terletak di Kecamatan Biboki Anleu telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan transmigrasi prioritas nasional.

“Sejatinya kawasan ini memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Namun, keterbatasan infrastruktur dasar, irigasi, dan akses jalan serta belum tuntasnya legalitas lahan bagi warga transmigrasi masih menjadi kendala utama,” ujar Yosep.

Yosep berharap melalui kunjungan kerja Menko IPK, Menteri Transmigrasi, dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, mampu mempercepat sinergi pembangunan di wilayah tersebut. (AAF)

Berita Terkait

Pertamina Pasok BBM untuk 1.000 Genset dari ESDM
Kementerian PU Tambah Kekuatan Alat Berat di Aceh Tamiang, Sebar 36 Alat Berat BPJN Aceh dan Gandeng BUMN Karya
Nataru 2025/2026, Arus Mudik Menuju Trans Jawa Masih Terlihat Cukup Antusias
Kementerian PU Siap Perkuat Tebing Sungai Krueng Tiro Pasca Terdampak Banjir Bandang di Aceh
Kementerian PU Lanjutkan Penanganan Bencana Bidang Sumber Daya Air di Aceh
Edukatif! Layanan Informasi Pertamina Dilengkapi Ruang Baca untuk Publik
Hasil Riset TEP 2025: Indonesia Tak Kekurangan Potensi, Teknologi Jadi Kunci Pertumbuhan Kawasan Transmigrasi
Wamen ESDM Pantau Langsung Distribusi Bantuan di Tapanuli Selatan
Tag :

Berita Terkait

Sunday, 28 December 2025 - 15:51 WIB

Kementerian PU Tambah Kekuatan Alat Berat di Aceh Tamiang, Sebar 36 Alat Berat BPJN Aceh dan Gandeng BUMN Karya

Sunday, 28 December 2025 - 11:03 WIB

Nataru 2025/2026, Arus Mudik Menuju Trans Jawa Masih Terlihat Cukup Antusias

Saturday, 27 December 2025 - 14:56 WIB

Kementerian PU Siap Perkuat Tebing Sungai Krueng Tiro Pasca Terdampak Banjir Bandang di Aceh

Friday, 26 December 2025 - 17:46 WIB

Kementerian PU Lanjutkan Penanganan Bencana Bidang Sumber Daya Air di Aceh

Friday, 26 December 2025 - 17:25 WIB

Edukatif! Layanan Informasi Pertamina Dilengkapi Ruang Baca untuk Publik

Berita Terbaru

foto istimewa

Megapolitan

Malam Tahun Baru, MRT Beroperasi Sampai Dini Hari

Monday, 29 Dec 2025 - 18:02 WIB

Megapolitan

3.395 Petugas Jaga Kebersihan Jakarta di Malam Tahun Baru

Monday, 29 Dec 2025 - 17:59 WIB