Menkop dan UKM dan Menperin Sepakati Strategi Menuju Korporatisasi UMKM

Tuesday, 17 December 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, guna membicarakan langkah-langkah dalam upaya pembentukan korporatisasi UMKM, di kantor Kemenkop dan UKM, Jakarta, Selasa (17/12).

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Kemenkop dan UKM Rully Indrawan, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM Victoria Simanungkalit, Sekjen Kemenperin Sigit Dwiwahyono, Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih, Staf Khusus Kemenperin Amir Sambodo, dan Direktur IKM LMEA (Logam, Mesin, Eletronika dan Alat Angkut) Kemenperin, Endang Suwantini.

Usai pertemuan, Menkop dan UKM Teten Masduki menjelaskan, sesuai arahan Presiden, korporatisasi UMKM ini akan difokuskan pada empat sektor yaitu pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata serta industri. “Dalam hal ini Menkop dan UKM ditunjuk sebagai korlap yang akan mengkoordinir langkah-langkah korporatisasi UMKM, sementara sebagai koordinatornya adalah Menko Perekonomian bapak Airlangga,” jelas Menteri Teten.

Bentuk korporatisasi UMKM nantinya bisa dimulai bertahap mulai dari pembentukan kelompok usaha bersama (Kube) atau kluster. Menteri Teten menjelaskan di IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang dibina Kementrian Perindustrian, sudah banyak terdapat kluster-kluster yang nantinya bisa dibina menjadi korporatisasi UMKM. Tujuan dari pembentukan korporatisasi ini adalah selain UMKM bisa tumbuh produktif juga secara bisnis, UMKM itu bisa naik kelas.

” Selain itu produk yang dihasilkan juga harus memiliki daya saing. Jika dikelola sendiri-sendiri, akan sulit memiliki alat produksi modern, sedangkan kalau dikelola secara berkelompok, maka dimungkinkan didirikan sharing factory atau rumah produksi bersama yang akan membuat biaya produksi menjadi efisien dan tentunya meningkatkan daya saing,” kata Teten.

Selain itu produk yang dihasilkan juga merupakan produk unggulan, supply bahan bakunya cukup, juga dari risetnya, produk UMKM juga mulai harus memanfaatkan peralatan pertanian modern misalnya cara pemupukan menggunakan drone, sehingga bisa menurunkan biaya produksi.

See also  Kasus Kebocoran Data 279 Juta WNI, Polri Segera Sita Server BPJS Kesehatan

Menperin Agus Gumiwang Kartasiasmita menambahkan, lokasi kelompok UMKM di empat sektor itu (kelautan dan perikanan, pertanian, pariwisata dan industri) nantinya akan didekatkan dengan destinasi pariwisata prioritas yaitu Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur, Bunaken dan Mandalika. Tujuannya agar sektor pariwisata bisa tumbuh dengan cepat seiring pertumbuhan kluster kluster UMKM tersebut.

Skema Pembiayaan

Menperin Agus menambahkan dalam hal pembiayaan pengembangan UMKM, bisa dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu melalui APBN, kerjasama dengan swasta, dan pembiayaan melalui skema KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang pada 2020 plafonnya sudah dinaikkan menjadi Rp 190 triliun, suku bunga turun menjadi 6 persen/tahun, dan kredit tanpa agunan naik menjadi Rp 50 juta.

“Ini adalah upaya percepatan pemberdayaan UMKM termasuk IKM dimana harus dibentuk UMKM itu basis kegiatannya adalah korporatisasi UMKM,” kata Agus.

Nantinya kata Agus, akan ada skim khusus KUR yaitu KUR investasi dimana akan memberikan kemudahan bagi UMKM dalam hal melunasi kreditnya. ” Sekarang skemanya lagi dibahas OJK, dimana nantinya satu orang bisa mendapatkan Rp 50 juta namun kalau berkelompok misalnya 10 orang, bisa mendapatkan kredit Rp 500 juta,” jelas Menteri Agus.

Menkop dan UKM menambahkan, selama ini pelaku usaha mengeluhkan KUR yang hanya modal kerja, sehingga harus mengajukan kredit lagi. ” Skema pembiayaan akan dirancang OJK sesuai komoditi tertentu, sehingga nantinya ada KUR produksi dan investasi,” kata Teten.

Ia menambahkan, selain KUR, masih ada pembiayaan untuk UMKM melalui program Meekar (Membina Ekonomi Keluarga) yang jumlahnya Rp 25 triliun juga ada pembiayaan dari BLU (Badan Layanan Umum) yang melekat di Kementrian dengan jumlah total Rp 30 triliun. ” Jadi untuk pembiayaan, saya kira cukuplah, dengan semua skim yang ada, apalagi KUR akan terus ditambah hingga menjadi Rp 390 triliun pada 2024,” pungkas Menteri Teten.

Berita Terkait

Wujudkan Indonesia Emas: Birokrasi Wajib Ikuti Tren
Tol Terpeka Menjadi Koridor Strategis JTTS Penghubung Lampung-Sumatra Selatan
Kementerian PU Mulai Pembangunan Sekolah Rakyat di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan
Kementerian PU Kirim Bantuan Alat Berat untuk Mendukung Penanganan Longsor di Banjarnegara
Dampak Tak Terduga Insiden SMAN 72, Pramono: Banyak Siswa Ajukan Pindah Sekolah
Konektivitas Pembangunan Tol Betung-Tempino-Jambi Dikebut, Progress Meningkat
Menpora Erick Apresiasi Teladan Metropolitan City Rally, Dorong Sport Tourism Nasional
Mendes Yandri Deklarasikan Gotong Royong Bangun Desa dan Desa Bersinar di Bengkulu

Berita Terkait

Wednesday, 19 November 2025 - 11:25 WIB

Wujudkan Indonesia Emas: Birokrasi Wajib Ikuti Tren

Tuesday, 18 November 2025 - 14:05 WIB

Tol Terpeka Menjadi Koridor Strategis JTTS Penghubung Lampung-Sumatra Selatan

Tuesday, 18 November 2025 - 13:44 WIB

Kementerian PU Mulai Pembangunan Sekolah Rakyat di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan

Tuesday, 18 November 2025 - 13:41 WIB

Kementerian PU Kirim Bantuan Alat Berat untuk Mendukung Penanganan Longsor di Banjarnegara

Monday, 17 November 2025 - 16:48 WIB

Dampak Tak Terduga Insiden SMAN 72, Pramono: Banyak Siswa Ajukan Pindah Sekolah

Berita Terbaru

Berita Utama

Wujudkan Indonesia Emas: Birokrasi Wajib Ikuti Tren

Wednesday, 19 Nov 2025 - 11:25 WIB

News

Membangun Pasar Modal Tangguh di CEO Networking OJK-SRO

Wednesday, 19 Nov 2025 - 11:15 WIB