DAELPOS.com – Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan Tokyo berpartisipasi pada pameran Japan Build Tokyo yang diselenggarakan di Tokyo Big Sight, Jepang pada 11—13 Desember 2024. Pada pameran tersebut, produk lantai (flooring) Indonesia berhasil meraup potensi transaksi sebesar USD 778 ribu atau senilai Rp12,46 miliar.
Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasari mengatakan, salah satu tujuan keikutseraan Stan Indonesia pada pameran tersebut adalah untuk memperluas akses pasar produk bahan bangunan Indonesia. Dalam hal ini, menjajaki pasar Asia seperti Negeri Sakura.
“Tujuan mengikuti Japan Build Tokyo 2024 adalah memperluas akses pasar produk ekspor nonmigas Indonesia, khususnya produk bahan bangunan, ke pasar internasional terutama kawasan Asia. Pameran ini menjadi sinergi mempererat hubungan diplomatik dan kerja sama perdagangan kedua negara sehingga, pelaku usaha dari kedua negara dapat saling mengenal, berbisnis, dan mendapatkan pembeli,” ungkap Merry.
Stan Indonesia dibuka secara resmi oleh Wakil Duta Besar RI di Tokyo Maria Renata Hutagalung, didampingi Atdag Tokyo, delegasi Kementerian Perdagangan RI, dan pelaku usaha Indonesia. Selama pameran berlangsung, Stan Indonesia dikunjungi lebih dari 400 orang.
Stan Indonesia terletak di West Hall 1, nomor Ta-6 seluas 16,20 meter persegi. Stan Indonesia menampilkan tiga perusahaan, yaitu PT Fara Cipta Kreasi Internasional yang memamerkan lantai dan decking dari kayu jati yang diukir (flooring and decking from carved teak wood), PT Sun Power Ceramics yang memamerkan ubin keramik (ceramics tile), dan PT Putri Woods Indonesia yang memamerkan lantai dan decking dari kayu jati (flooring and decking from teak wood).
Bentuk fasilitas yang diperoleh oleh ketiga perusahaan tersebut, yaitu berupa lahan beserta konstruksi pada kategori building material & housing equipment expo, serta zona keramik/tile/flooring pada tile world dengan tiga sisi terbuka.
Untuk pertama kalinya, Japan Build Tokyo tahun ini menghadirkan zona khusus promosi keramik lantai dalam tajuk ‘Tile World’. Kehadiran zona ini menjadi alternatif dalam layanan profesional yang menawarkan konsultasi hingga perekrutan pemasok dari negara lain (re-sourcing) karena selama ini, pasar produk lantai di Jepang didominasi produsen dari Tiongkok.
Japan Build Tokyo 2024 terdiri atas delapan kategori pameran, yaitu pameran bahan bangunan dan peralatan perumahan (building material & housing equipment expo), pameran gedung cerdas (smart building expo), pameran rumah pintar (smart home expo), pameran renovasi gedung (building renovation expo), pameran renovasi gedung (real estate tech expo), pameran konstruksi digital (digital construction expo), pameran transformasi digital ritel (retail digital transformation expo), dan pameran bangunan hijau (green building expo).
Produk-produk yang dipamerkan dalam Japan Build Tokyo 2024 mencakup bahan bangunan (building materials), peralatan perumahan (housing equipment), peralatan bangunan (building equipment), sistem pencahayaan (lighting systems and equipment), peralatan pintar atau aplikasi kecerdasan buatan (smart appliance and AI applications), teknologi renovasi (renovation technologies), fasilitas keamanan dan antibencana (security and antidisaster facilities), internet kontruksi (i-construction), serta teknologi gedung (real estate IT).
Japan Build Tokyo 2024 diikuti 600 peserta pameran dari seluruh negara di dunia, antara lain, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Italia, Belanda, Korea Selatan, Australia, Tiongkok, Taiwan, dan Indonesia. Pameran dihadiri sekitar 35 ribu pengunjung. Sekitar 50 persen dari pengunjung merupakan pegiat di bidang konstruksi yang berada di posisi tingkat tinggi, seperti presiden direktur, direktur, dan manajer umum. Pengunjung Japan Build Tokyo 2024 berasal dari negara seperti Jepang, Tiongkok, Taiwan, Filipina, Nigeria, Malaysia, dan Korea.
Jepang merupakan negara importir bahan bangunan seperti flooring, pintu, dinding, dan pelengkap lainnya dari kayu. Jepang menempati peringkat kedua negara importir material tersebut, dan posisi pertama adalah Amerika Serikat (AS) kemudian disusul oleh Jerman, Inggris, dan Swiss.
Sementara itu, Indonesia menempati posisi ke-6 sebagai negara eksportir bahan bangunan (flooring, pintu, dinding, dan pelengkap lainnya dari kayu). Oleh karenanya, Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi pada kategori building material & housing equipment expo.
“Indonesia, sebagai mitra strategis Jepang, oleh karena itu berpartisipasi pada pameran Japan Build Tokyo 2024. Terlebih, Indonesia dan Jepang telah memiliki Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA),” kata Merry.
Hubungan Perdagangan Indonesia-Jepang
Pertumbuhan total perdagangan Indonesia-Jepang berfluktuasi 9,13 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2019–2023). Pada 2019, total perdagangan Indonesia-Jepang sebesar USD 31,66 miliar, kemudian meningkat pada 2023 menjadi USD 37,30 miliar.
Pada 2023, tercatat neraca perdagangan nonmigas Indonesia terhadap Jepang surplus sebesar USD 2,44 miliar. Jepang menduduki peringkat ketiga sebagai negara mitra tujuan ekspor dan impor Indonesia.
Komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Jepang, antara lain, batu bara bitumen (bituminous coal), bijih tembaga (copper ores), gas alam (natural gas), nikel matte (nickel mattes), dan batu bara (coal). Sedangkan, lima produk impor terbesar Indonesia dari Jepang, yaitu produk canai lantaian dari paduan lainnya baja (flat-rolled products of other alloys steel), kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang (motor vehicles for the transport of goods), katoda (cathodes), sekop mekanis (mechanical shovels), dan kotak roda gigi