daelpos.com – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) secara konsisten menghadirkan konektivitas di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol. Kini, HKI telah merambah lingkup infrastruktur di luar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), melalui keikutsertaan HKI dalam pengembangan Jalan Tol Bogor-Serpong (via Parung) yang merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) III. HKI merupakan anggota konsorsium Badan Uaha Jalan Tol (BUJT) PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), bersama PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
“Jalan tol Bogor-Serpong sepanjang 32 km ini terdiri dari 4 (empat) seksi memiliki sejumlah titik akses keluar masuk tol seperti di Serpong, Rumpin, Patuat Nutug, Pondok Udik, dan Salabenda, yang semuanya terhubung ke jalan daerah. Terhubungnya akses tol ini dengan jalan daerah tentu akan memudahkan masyarakat dalam mobilitas, dengan percepatan waktu tempuh menjadi kurang lebih 45 menit. Pembangunan proyek jalan tol ini menggunakan skema pendanaan KPBU, yang merupakan kerja sama pemerintah dan badan usaha, di mana skema pembangunan ini dibiayai oleh konsorsium BUJT, dengan pengembalian melalui tarif jalan tol ini. Skema pendanaan ini, sangat membantu pemerintah di dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur untuk masyarakat,” ujar Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti.
Proyek Tol Bogor-Serpong via Parung ini direncanakan sebagai jalur alternatif strategis yang menghubungkan wilayah Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan, serta menjadi bagian dari sistem jaringan jalan tol yang akan mendukung konektivitas kawasan Jabodetabek. Diharapkan pembangunan infrastruktur dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, mempercepat perjalanan dan menunjang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, termasuk kawasan industri, pusat bisnis, serta destinasi wisata unggulan seperti Puncak, Bogor, dan kawasan lainnya di sekitar Tangerang Selatan dan Serpong.
Tantangan dalam pengerjaan jalan tol ini yakni proses pengadaan lahan yang dilanjutkan dengan proses konstruksi. Beberapa risiko yang dihadapi yakni dari proses pengadaan tanah menjadi tantangan tersendiri, mengingat trase jalan tol ini melintasi wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan pemanfaatan lahan yang beragam. Hal ini memerlukan sinergi yang erat antara badan usaha, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk memastikan proses berjalan sesuai ketentuan, transparan, serta memperhatikan kepentingan masyarakat di sekitar lokasi proyek.
Sedangkan dari sisi teknis, proyek ini menghadapi tantangan konstruksi di wilayah urban padat, terutama pada pembangunan Junction (JC) Salabenda dan JC Serpong–Balaraja yang akan menjadi titik temu berbagai ruas jalan tol eksisting maupun rencana. Kompleksitas konektivitas di area tersebut menuntut koordinasi lintas pihak dan strategi konstruksi yang adaptif agar pelaksanaan tetap aman dan efisien.
“Kami mohon doanya agar pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung ini lancar dan bermanfaat bagi semua pihak,” tutup Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti.