DAELPOS.com – Pemerintah Amerika Serikat mengaku kecewa dengan respons China dalam menghadapi virus corona atau COVID-19. Menurut AS, China tidak cukup transparan dan membuka diri bagi bantuan dari luar.
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan oleh penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow di Washington DC, Kamis (13/2) waktu setempat. Dia mengatakan, peningkatan angka penderita yang signifikan menunjukkan China kurang transparan.
“Kami sedikit kecewa dengan kurang transparansi dari China, jumlah melompat-lompat. Ada semacam kejutan,” kata Kudlow.
Peningkatan jumlah penderita yang drastis terjadi setelah China menggunakan dua metode dalam mendeteksi COVID-19. Sebelumnya China menggunakan metode RNA atau asam ribonukleat, dan kini juga menggunakan pemeriksaan CT Scan.
Pertama kali menggunakan CT Scan, jumlah penderita naik hingga hampir 15 ribu orang pada Kamis.
Kudlow juga mengatakan bahwa pemerintah AS kecewa China menolak tawaran AS yang akan mengirim para ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Padahal, China menerima bantuan dari para ahli WHO.
“Kami memiliki kerja sama dagang yang sangat baik dengan mereka. Tapi dalam masalah ini, kami sangat kecewa dengan respons China,” ujar Kudlow.
Namun pernyataan Kudlow berbeda dengan Presiden Donald Trump yang memuji respons China hadapi COVID-19.
“Saya kira mereka menanganinya dengan profesional, dan saya kira mereka sangat mampu,” kata Trump dalam podcast dengan iHeart Radio.
Ditanya apakah China telah jujur dalam menyampaikan informasi soal COVID-19, Trump mengatakan: “Well, kita tidak pernah tahu. Saya kira mereka ingin memberikan yang terbaik.”
Angka kematian akibat virus corona asal China telah mencapai 1.490 orang. Sementara jumlah penderita telah lebih dari 64 ribu orang di China dan 26 negara.
Di AS sendiri saat ini ada 15 orang penderita virus corona. Sebelumnya AS telah mengevakuasi sekitar 800 orang dari Wuhan, kota titik nol penyebaran virus corona. Mereka kini masih menjalani karantina selama 14 hari di pangkalan militer.(*)