DPR Minta Vaksin Covid-19 Lebih Berpihak kepada Masyarakat

Friday, 11 December 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh / Ist

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh / Ist

DAELPOS.com – Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech yang tiba di Indonesia, Minggu (6/12) lalu, saat ini tengah menunggu izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sembari menunggu keluarnya perizinan itu, Komisi IX mendesak Kementerian Kesehatan serta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) untuk meningkatkan proporsi skema Vaksinasi Program dibandingkan Vaksinasi Mandiri sebagai sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat. 

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh saat rapat kerja dengan Kementerian Kesehatan yang juga dihadiri oleh Badan POM, KPCPEN dan Bio Farma di ruang Komisi IX DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/12). Dalam rangka persiapan vaksinasi Covid-19, pihaknya juga mendesak Kemenkes untuk memperluas target populasi yang akan divaksinasi. 

“Vaksin ini kan akan mengikuti kondisi dan situasi melalui uji klinis, yang saat ini sudah ditentukan dan kita akan kawal. Kedepannya kami berharap  tidak hanya kelompok umur diantara 18 hingga 59 tahun saja yang menerima vaksin, harus ada perluasan target,” pintanya. 

Selain perluasan target dalam persiapan vaksinasi, Komisi IX juga meminta pemerintah memastikan kesiapan sistem pemantauan (surveilans) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) secara efektif dan memastikan validasi dan realibilitas data penerima vaksin yang dikumpulkan dalam sistem Satu Data Vaksinasi Covid-19 bersama dengan pemangku kepentingan yang lain.

Terkait pemberian persetujuan penggunaan pada masa darurat (Emergency Use Authorization/EUA), politikus yang akrab menyampaikan, Komisi IX mendukung penuh Badan POM untuk bekerja secara independen dan transparan dalam pemberian persetujuan penggunaan EUA) “Pemberian persetujuan EUA harus betul-betul mempertimbangkan aspek keamanan, khasiat dan mutu vaksin Covid-19,” katanya. 

Sementara untuk mendukung vaksin Merah Putih, Komisi IX DPR RI mendorong Kemenkes, Badan POM, KPCPEN, Kemenristek/BRIN untuk melakukan percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih. “Supaya bisa cepat risetnya perlu di-support, pemerintah perlu memberi dukungan dana,” ujarnya. 

See also  Ganjil-Genap Berlaku di 8 Ruas Titik DKI Jakarta, STRP Tetap Diterapkan

Karena masih banyak keraguan akan keamanan vaksin di masyarakat, Komisi IX mendesak Kemenkes, Badan POM, KPCPEN, bersama pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan sosialisasi keamanan vaksin. “Rencana pemerintah terkait program vaksinasi perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat terlibat secara aktif dalam upaya pencegahan penularan Covid-19,” tegasnya. 

Pada kesempatan itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah hanya akan menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinik. Terkait target usia penerima vaksin, dijelaskan Terawan, berdasarkan uji klinis fase terakhir Covid-19 yang sudah dipesan Indonesia, vaksin tersebut memang akan disuntikan kepada kelompok usia 18 tahun hingga 59 tahun.

“Kita tidak berani melakukan diluar kaidah itu. Kita tetap mengikuti apa yang terjadi di dunia yang mana terjadi sangat cepat. Saat ini yang dapat izin edar baru satu jenis vaksin di Eropa,” ujarnya

Terawan juga memaparkan pemerintah telah menganggarkan biaya sebesar Rp 637,3 miliar untuk pembelian tiga juga dosis vaksin Covid-19 pada 2020. Anggaran itu menggunakan dana dari Badan Anggaran Bendahara Umum Negara (BABUN) Kementerian Keuangan. Selanjutnya, pad 2021 pemerintah menganggarkan biaya Rp 17 triliun untuk pengadaan vaksin Covid-19.

Berita Terkait

Ketua DPD RI: Status Bencana Penting, Namun Penanganan Cepat Lebih Utama
Mendes Yandri Ajak Perbankan Gempur Desa
Presiden Prabowo dan Presiden Zardari Gelar Pertemuan di Aiwan-e-Sadr
Komisi XI DPR RI Setujui Pencairan PMN pada APBN 2025
Kementerian PU Kerahkan 21 Alat Berat untuk Bencana Aceh
Perkuat Layanan Terintegrasi, Kementerian PANRB Kebut RPerpres Pemerintah Digital
Dapur MBG Tak Sesuai Standar, Insentif Fasilitas 6 Juta Per Hari Bakal Dipangkas
Dokumen Haji Hilang Akibat Banjir, DPR Minta Kemenag Lakukan Pendataan Ulang

Berita Terkait

Wednesday, 10 December 2025 - 16:54 WIB

Ketua DPD RI: Status Bencana Penting, Namun Penanganan Cepat Lebih Utama

Wednesday, 10 December 2025 - 16:51 WIB

Mendes Yandri Ajak Perbankan Gempur Desa

Wednesday, 10 December 2025 - 16:48 WIB

Presiden Prabowo dan Presiden Zardari Gelar Pertemuan di Aiwan-e-Sadr

Tuesday, 9 December 2025 - 14:41 WIB

Komisi XI DPR RI Setujui Pencairan PMN pada APBN 2025

Tuesday, 9 December 2025 - 14:31 WIB

Kementerian PU Kerahkan 21 Alat Berat untuk Bencana Aceh

Berita Terbaru

Ekonomi - Bisnis

Sinergi Pertamina dan GIZ : Langkah Nyata Tingkatkan Komitmen Keberlanjutan

Wednesday, 10 Dec 2025 - 17:10 WIB

Berita Utama

Ketua DPD RI: Status Bencana Penting, Namun Penanganan Cepat Lebih Utama

Wednesday, 10 Dec 2025 - 16:54 WIB

Berita Utama

Mendes Yandri Ajak Perbankan Gempur Desa

Wednesday, 10 Dec 2025 - 16:51 WIB

Berita Utama

Presiden Prabowo dan Presiden Zardari Gelar Pertemuan di Aiwan-e-Sadr

Wednesday, 10 Dec 2025 - 16:48 WIB