Menghalalkan Mariyuana

Thursday, 17 December 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Dahlan Iskan

DAELPOS.com – Akhirnya mariyuana atau ganja dinyatakan bukan barang terlarang lagi secara nasional di seluruh Amerika Serikat (AS).

DPR Amerika baru saja mengesahkan RUU (rancangan undang-undang) baru tentang itu pada 5 Desember lalu. Hasil pemungutan suara di DPR hari itu menunjukkan 228 lawan 164 suara. Lima orang anggota DPR dari Partai Republik membelot. Kelimanya ikut setuju. Sebaliknya enam anggota DPR dari Partai Demokrat menolak.

Memang bisnis mariyuana kian marak di Amerika. Di mana-mana mulai muncul ladang pertanian mariyuana, terutama di negara-negara bagian yang sudah lebih dulu membolehkannya.

Saya pernah diajak meninjau pertanian seperti itu di Oregon dua tahun lalu. Oregon termasuk yang sudah membuang larangan itu.

Ketika perjalanan saya sampai di negara bagian Kansas, ternyata banyak petani yang juga sudah tertarik bertanam mariyuana. Bahkan kantor gubernur di Kansas, saat itu, sedang menyelenggarakan lokakarya tata area bercocok tanam mariyuana secara benar.

“Secara benar” yang dimaksud adalah jangan sampai salah tanam. Artinya, jangan mengambil bibit yang bisa membuat tanaman itu menghasilkan kadar obat bius yang tinggi. Dengan demikian penanamnya tidak terkena razia di kemudian hari.

Tanaman mariyuana (hemp) kini memang lagi banyak dicari untuk diambil minyaknya untuk dijadikan obat. Nama obat itu CBD. Ada juga yang cair, tapi umumnya dijual dalam bentuk kapsul. Ada yang tujuannya untuk pengobatan, suplemen, atau kecantikan.

Di masa pandemi ini semestinya mariyuana lebih laris. Ia bisa untuk dipakai untuk meredakan stres, tegang, dan panik.

Saya pernah ke toko obat di Amerika hanya untuk mengecek seberapa populer kapsul CBD. Ternyata banyak sekali jenis kapsulnya. Warna kapsul CBD juga bermacam-macam sesuai dengan kegunaannya. Semuanya dijajar dipasang di rak toko. Semua bisa dibeli secara bebas.

See also  Cegah COVID-19, Bandara Soekarno-Hatta Hanya Layani Angkutan Kargo & Penerbangan Khusus

Harga minyak CBD yang mahal itulah yang merangsang petani bertanam mariyuana. Berdasar harga minyak CBD sekarang ini memang hasil bertani mariyuana bisa dua kali lipat dibanding bertani gandum. Tentu hasil sebagus itu akan berubah manakala yang menanam mariyuana kian banyak.

Adakah legalisasi tanaman mariyuana ini akan berdampak kepada tanaman ganja di Aceh? Atau juga ke tanaman kademba alias kratom yang ada di Kaltim (Kalimantan Timur) dan Kalbar (Kalimantan Barat)?

Tentu saya tidak tahu. Bahkan saya belum pernah mendengar adanya kelompok atau organisasi yang memperjuangkan legalitas ganja di Indonesia. Atau jangan-jangan sudah ada. Saya saja yang tidak tahu.

Di Amerika, legalisasi mariyuana itu tidak lepas dari para pejuangnya. Terlalu banyak kelompok di sana yang ingin mariyuana dilegalkan. Bahkan mereka didukung dengan kegiatan riset yang kuat. Mereka tidak masalah adu argumentasi ilmiah, termasuk riset di bidang hukum dan sosial.

“Orang yang menderita karena ditangkap polisi jauh lebih banyak daripada korban penyalahgunaan mariyuana,” ujar salah satu pejuang di sana.

Mereka juga menyertakan hasil riset di bidang keuangan negara. “Terlalu besar uang negara yang digunakan untuk anggaran polisi memberantas mariyuana,” kata mereka. “Masih banyak pekerjaan yang lebih penting yang seharusnya ditangani polisi daripada menangani pengguna mariyuana,” tambah mereka.

Semua itu dibahas di DPR bertahun-tahun. Pembahasannya alot sekali antara yang pro dan kontra. Mereka saling berebut pengaruh di politik.

Akhirnya perjuangan panjang golongan pro-mariyuana itu berhasil. Tapi UU baru itu masih harus mendapat persetujuan Senat, seperti DPD di Indonesia.

Senat Amerika baru menyidangannya setelah Januari 2021. Saat ini masih ada dua kursi Senat yang kosong karena masih harus ada Pemilu-ulang di dua dapil (daerah pemilihan) di negara bagian Georgia.

See also  DPR: Pinjol Masuk Kampus Fenomena Tidak Baik

Posisi perolehan kursi sekarang ini, Demokrat sebanyak 48 kursi, Republik 50 kursi. Maka, Pemilu-ulang di dua dapil pada 5 Januari depan itu sangat penting. Kalau dua-duanya jatuh ke Demokrat, maka posisi kursi di Senat menjadi 50:50.

Dalam posisi imbang seperti itu penentunya adalah suara Wakil Presiden. Begitulah konstitusi Amerika. Kalau pemungutan suara di Senat berakhir imbang, maka Wakil Presiden mendapat satu suara penentu itu.

Sering sekali pemungutan suara di Senat Amerika berakhir imbang. Mike Pence, Wapres sekarang, adalah yang paling sering menjadi suara penentu itu, termasuk ketika Senat harus menyetujui atau menolak penunjukan Menteri Pendidikan tempo hari.

Rasanya Senat akan meloloskan UU baru mariyuana itu. Apalagi anggota Senat dari Republik banyak juga berasal dari negara bagian yang sudah melegalkannya. Tidak ada lagi ketakutan ditangkap polisi karena menanam mariyuana.

Waktu meninjau kebun mariyuana tempo hari, saya sempat minta izin kepada pemilik kebun. Bolehkah memetik pucuknya, untuk saya makan. Saya ingin tahu rasa dan akibatnya.

Pemilik kebun itu sendiri yang justru memetikkannya lalu diserahkan ke saya. Saya langsung kunyah. Ternyata hampir tidak ada rasa.

Saya biasa memetik daun sirih dari pohonnya yang merambat di pekarangan rumah. Daun sirih itu langsung saya kunyah. Saya juga biasa memetik daun lamtoro yang masih muda, untuk langsung saya kunyah. Juga daun luntas dan belakangan daun muda kaliandra.

Itu hanya kebiasaan saja sejak muda. Sejak saya masih menggembala kambing di desa. (*)

Berita Terkait

DPR Apresiasi Tol Riau, Dorong Hutama Karya Percepat Ruas Baru
Mardani Ali Sera: Pentingnya Kepedulian Selain Legislasi Atasi Kekerasan Terhadap Perempuan di Politik
Pertagas Integrated Pipeline and Energy Summit 2025: Menyatukan Visi Energi Nasional Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan
Hangat dan Meriah, Prabowo Disambut Diaspora Indonesia di St. Petersburg
Telkom Perkuat Ekosistem Digital Kelas Dunia
Anugerah Jurnalistik Pertamina 2025 Hadir di 10 Teritori, dari Aceh hingga Papua
Seratus Persen Sudah Terbentuk, Mendes Yandri: Kopdes Merah Putih Jadi Aktor Ekonomi di Maluku
Polemik Empat Pulau Usai, Prabowo Pastikan Milik Aceh

Berita Terkait

Friday, 20 June 2025 - 17:06 WIB

DPR Apresiasi Tol Riau, Dorong Hutama Karya Percepat Ruas Baru

Friday, 20 June 2025 - 13:11 WIB

Mardani Ali Sera: Pentingnya Kepedulian Selain Legislasi Atasi Kekerasan Terhadap Perempuan di Politik

Thursday, 19 June 2025 - 17:31 WIB

Pertagas Integrated Pipeline and Energy Summit 2025: Menyatukan Visi Energi Nasional Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan

Thursday, 19 June 2025 - 13:01 WIB

Hangat dan Meriah, Prabowo Disambut Diaspora Indonesia di St. Petersburg

Thursday, 19 June 2025 - 11:44 WIB

Telkom Perkuat Ekosistem Digital Kelas Dunia

Berita Terbaru

News

Bertemu Putin, Prabowo Bawa Indonesia ke Pentas Dunia

Friday, 20 Jun 2025 - 18:13 WIB

Arsyadany Ghana Akmalaputri Direktur Distribusi PLN ( Foto Istimewa )

Berita Terbaru

Arsyadany Ghana Akmalaputri Pimpin Distribusi PLN

Friday, 20 Jun 2025 - 17:34 WIB

Energy

Pertamina Raih 14 Penghargaan DEI & ESG Awards 2025

Friday, 20 Jun 2025 - 17:17 WIB

Berita Utama

DPR Apresiasi Tol Riau, Dorong Hutama Karya Percepat Ruas Baru

Friday, 20 Jun 2025 - 17:06 WIB