DAELPOS.com – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memenuhi undangan menjadi pembicara utama pada #MerdekaWebinar yang diselenggarakan Developing Countries Studies Center (DCSC) Asia, Selasa (31/8) siang. Webinar yang mengangkat tema “Visi Indonesia 2045 Tantangan Pandemi dan Dunia yang Berubah” ini disiarkan secara langsung melalui youtube DCSC Perspective.
Ketum AHY menyampaikan pandangannya untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang merupakan tanggung jawab lintas generasi.
“Cita-cita besar ini merupakan pekerjaan dan tanggung jawab lintas generasi. Dibutuhkan kepemimpinan yang visioner, kepemimpinan yang mempersatukan, juga kepemimpinan yang mampu melipatgandakan segala kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini, terutama sumber daya manusianya,” jelas Ketum AHY.
Maka, lanjut Ketum AHY, beradaptasi merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan lompatan transformasi.
“Kita harus bisa berdaptasi. Sebenarnya banyak peluang bagi bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan transformasi menjadi bangsa yang maju, makmur, dan sejahtera, dengan peradaban yang tinggi. Sebaliknya, jika kita tidak siap, gagal beradaptasi, dan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman, maka bersiaplah kita menjadi penonton, menjadi pecundang, bahkan di negerinya sendiri,” kata AHY.
“Yang konstan hanyalah perubahan. The only constant is change. Yang pasti adalah ketidakpastian. The only thing that is certain, is the uncertainty of our future,” tegasnya.
Ketum AHY pun mengajak seluruh elemen bersatu padu untuk melawan pandemi dan memulihkan okonomi.
“Realitas hari ini, pandemi Covid-19 telah membuat kita set-back sekian tahun ke belakang. Oleh karena itu mari kita bersatu padu untuk melawan pandemi, dan memulihkan ekonomi. Bersatu padu dalam tujuan, bukan berarti seragam dalam pemikiran. Kesatuan komando dalam menghadapi krisis besar memang dibutuhkan, tapi bukan berarti demokrasi tidak diberikan jalan. Dalam kondisi segenting apa pun, suara kritis rakyat, termasuk pers dan civil society tidak boleh dibungkam, karena mekanisme checks and balances tetap mutlak dijalankan. Justru sebaliknya, semua komponen bangsa harus dilibatkan dan diberdayakan,” Ketum AHY menjelaskan.
Menutup sambutannya, Ketum AHY juga mengajak seluruh generasi muda untuk membuktikan diri untuk bisa keluar dari krisis hari ini.
“Terutama bagi generasi muda Indonesia, mari buktikan diri, bahwa kita bisa keluar dari krisis hari ini. Buktikan bahwa muda adalah kekuatan, kekuatan dalam pemikiran dan tindakan. Buktikan bahwa muda punya waktu, punya energi, dan punya keberanian; keberanian untuk mengoreksi status quo, dan keluar dari zona nyaman,” kata Ketum AHY.
“Buktikan, bahwa dengan daya tahan dan daya saing bangsa, kita bisa menjawab peluang dan tantangan zaman, melakukan perubahan-perubahan, dan lompatan-lompatan besar, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Indonesia yang kita cita-citakan bersama. Indonesia yang benar-benar aman dan damai, adil dan sejahtera, serta maju dan mendunia. Insya Allah kita bisa!” tutup AHY.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif DCSC ASIA Zaenal A Budiyono menjelaskan bahwa mengundang Ketum AHY sebagai pembicara utama merupakan hal yang tepat.
“Bukan baru hari ini atau setahun yang lalu, tapi setelah kami riset, Mas AHY sudah sejak di militer, sejak tahun 2017 sudah membicarakan tentang Indonesia Emas 2045. Jadi sangat menarik untuk bisa mendengarkan apa yang Mas AHY bicarakan,” kata Zaenal.
Hadir pula sebagai pembicara antara lain, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Peneliti Politik Senior LIPI Siti Zuhro, dan Ekonom Senior INDEF Aviliani.