DAELPOS.com – Presiden Jokowi mengundang ketua-ketua umum partai politik pendukung pemerintah ke Istana Negara pekan lalu (25/8).
Pertemuan politik ini dibaca sebagai upaya konsolidasi partai koalisi pendukung Jokowi. Apalagi PAN juga ikut bergabung sebagai mitra baru dalam koalisi.
Merespons pertemuan itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan konsolidasi politik itu adalah hal biasa.
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menyatakan, PKS tetap memilih untuk menjadi oposisi. Bahkan kata Jazuli, melihat dan mengevaluasi jalannya pemerintahan di bawah Presiden Jokowi 7 tahun terakhir, PKS mengatakan justru semakin mantap beroposisi.
“Jangan ragukan sikap oposisi PKS. Sejak awal kami sampaikan oposisi hadir untuk menjaga demokrasi, menghadirkan check and balances agar pemerintahan tetap on the track berpihak kepada kepentingan rakyat,” demikian penjelasan Jazuli, Rabu (1/9).
PKS, kata Jazuli ingin memastikan upaya menjaga kehormatan partai koalisi yang sejak awal mendukung Presiden Jokowi tetap berjalan dengan baik.
“Kami juga ingin menjaga kehormatan partai-partai yang sejak awal berjuang mendukung Pak Jokowi. Fair kan?,” tandas Jazuli.
Anggota Komisi I DPR Dapil Banten ini mengatakan, PKS konsisten memerankan oposisi yang konstruktif dalam mengawal jalannya pemerintahan dengan kritik yang membangun.
Meski demikian, Jazuli melihat, selama 7 tahun pemerintahan Pak Jokowi Indonesia belum menampakkan kemajuan signifikan.
Atas dasar itulah, Jazuli menegaskan PKS bukan hanya tetap menjadi oposisi tapi PKS justru semakin mantap beroposisi.
“Kami melakukan evaluasi pemerintahan Pak Jokowi setiap tahun. Tiap pemerintahan tentu punya tantangannya sendiri, tapi harus tetap ada ukuran atau parameter objektif yang digunakan sebagai patokan. Makanya kita mantap terus beroposisi secara subtantif,” terang Jazuli.