DAELPOS.com – Melacak budaya literasi di kalangan umat Islam, Ketua Lembaga Kebudayaan PP ‘Aisyiyah, Mahsunah Syakir menyebut sudah ada sejak masa awal Islam, dengan salah satu tokoh perempuannya adalah Hafshah binti Umar bin Khaththab.
Berawal dari situ kemudian ilmu tersebar sampai ke luar Arab. Bahkan ketika Dinasti Abbasiyah budaya literasi umat Islam sangat maju, di antara buktinya ialah ada perpustakaan Baitul Hikmah yang didirikan oleh Khalifah Harun al Rasyid.
“Ini memiliki 100.000 lebih perbendaharaan buku, kita berpikir pada saat itu. Bahkan penghargaan terhadap karya luar biasa,” ungkapnya pada Senin (13/9) di acara Literasi Budaya Mencerdaskan Bangsa, Podcast Dialog Dakwah Budaya.
Mahsun melanjutkan, cara menghargai karya literasi saat itu sangat menarik, di mana sebuah karya tulis akan ditimbang kemudian sesuai dengan berat timbangannya itu akan diganjar dengan emas. Jejak sejarah ini menjadi contoh konkrit bagaimana Islam sangat menghargai literasi, dan mendukung budaya literasi.
Karya-karya tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, sehingga ilmu pengetahuan bukan hanya dinikmati oleh kalangan muslim saja, melainkan oleh seluruh dunia. Tidak bisa dipungkiri hal ini yang kemudian menjadikan Islam bisa menembus benteng-benteng kokoh sebuah peradaban kala itu tanpa melalui jalur kekerasan.
Semangat budaya literasi bagi dunia Islam memiliki pijakan teologis yang kokoh, yakni surat pertama yang berbunyi ‘iqra, sebagai suatu perintah untuk membaca. Menurut Mahsun, jika terma literasi di masyarakat umum lebih dikenal dengan membaca dan menulis, namun perintah membaca di QS. Al Alaq tersebut maknanya lebih luas.
“Iqra itu maknanya juga meneliti, menelaah, kemudian juga menganalisis. Jadi bukan hanya membaca dan menulis,” tuturnya.
Meski mengalami pasang-surut dalam ilmu pengetahuan, namun sebenarnya jika ditarik lagi kepada perintah ‘iqra tersebut, seharusnya umat Islam adalah umat yang unggul dalam ilmu pengetahuan sebab telah jelas perintah yang diturunkan oleh Allah SWT kepada mereka untuk membaca.
Mahsun juga menegaskan bahwa, perintah ‘iqra tersebut juga yang menghantarkan Islam kepada kejayaan di masa silam. Di Islam, perintah membaca tidak hanya tekstual namun juga kontekstual, oleh karena itu ada istilah yang disebut dengan ayat qauliyah dan kauniyah.