DAELPOS.com – Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan kewirausahaan dan penguatan kelembagaan koperasi di Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Penguatan kelembagaan koperasi sangat penting di daerah perbatasan dan kepulauan terutama untuk membantu pelaku usaha mikro dan kecil.
Luhur Pradjarto, Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM mengatakannya dalam arahan kepada peserta pelatihan kewirausahaan dan penguatan kelembagaan koperasi di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Senin (14/10/2019).
“Mengingat wilayah Kepulauan Aru terdiri pulau-pulau dan sebagai kabupaten terluar yang berbatasan langsung dengan lautan lepas, maka keberadaan koperasi sangat strategis apabila dapat mewadahi sekaligus memasarkan produk-produk UMKM,” kata Luhur.
Para UMKM yang merupakan anggota koperasi, lebih konsentrasi pada kualitas produk, sedangkan pemenuhan bahan baku, kebutuhan permodalan, maupun packaging yang memenuhi standar dapat dilakukan oleh koperasi. Dengan potensi sumberdaya alam yang dimiliki Kepulauan Aru, antara lain perikanan, kayu hutan maupun mutiara, diharapkan koperasi dapat mengelola dengan baik.
Luhur mengharapkan peserta pelatihan yang belum menjadi anggota koperasi dapat membentuk koperasi atau bergabung dengan koperasi yang sudah ada.
Luhur mengapresiasi kepedulian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru yang tinggi terhadap koperasi dan UMKM, yang merupakan kekuatan untuk mengembangkan koperasi dan UMKM. Ia mendorong Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kepulauan Aru, menata kembali koperasi yang berjumlah 160 unit.
Pada kesempatan yang sama Johan Gonga, Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, menegaskan bahwa potensi alam di Kepulauan Aru sangat banyak. Oleh karena itu, UMKM dan koperasi agar mengolah dan memaksimalkan potensi yang ada.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2018 mencapai 6,25%. Melalui dukungan program yang dibiayai dari APBD, antara lain adanya bantuan stimulan kepada usaha mikro kecil dan koperasi, diharapkan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 bisa mencapai lebih tinggi. Untuk memasarkan produk UMKM, Pemerintah Daerah juga sedang mempersiapkan lokasi untuk PKL di lokasi-lokasi strategis.
Pada kesempatan ini, Luhur mengunjungi KSU Cendrawasih Lestari yang mengelola usaha pengolahan kayu hutan, rumput laut dan jasa transfer dana.
Wempi, Ketua KSU Cendrawasih Lestari menjelaskan, bahwa untuk pengelolaan kayu, mereka telah mendapatkan kuasa dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup dan telah memiliki Sertifikasi Legalitas Kayu untuk mengolah 2.500 M3 kayu hutan per tahun. Selain itu juga mengolah limbah kayu hutan. Jenis kayu yang diolah adalah kayu merbaung dan kayu besi.
Kayu gergajian yang dihasilkan antara lain berupa papan balok untuk jembatan, balok berbagai ukuran, kaso, dan usuk yang dipergunakan untuk bahan bangunan rumah. Pemasaran kayu gergajian selain di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Tengah, Kota Ambon, juga diekspor ke China dan New Zailand melalui eksportir sebanyak 200-300 M3 per tahun.
KSU yang telah berdiri sejak tahun 2009, memiliki anggota sebanyak 185 orang dengan jumlah karyawan 25 orang. Tahun buku 2018, telah memperoleh SHU sebesar Rp 90 juta. (DAE)