DAELPOS.com – Di hadapan lebih dari 1.000 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tekankan pentingnya hilirisasi sebagai instrumen negara berkembang untuk menjadi negara maju. Hal tersebut disampaikan dalam orasi ilmiahnya bersama dengan Chairman of the Board & Chief Executive Officer (CEO) Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya pagi tadi (4/10).
Dalam orasi ilmiah yang bertajuk Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal tersebut, Bahlil juga menyampaikan bahwa hilirisasi merupakan upaya untuk mengembangkan industri berkelanjutan yang telah terbukti berdampak pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, serta peningkatan pendapatan negara. Pemerintah berupaya serius untuk mendorong hilirisasi dalam penciptaan nilai tambah sumber daya alam, seperti contohnya melalui pembangunan smelter tembaga oleh PT Freeport Indonesia (PT FI) di Gresik, Jawa Timur yang pembangunannya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021 lalu.
“Kita hadapi gugatan larangan nikel di WTO. Kita juga inisiasi Kompendium Bali dalam TIIMM (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting) G20 kemarin agar negara-negara G20 sepakati pentingnya hilirisasi untuk mendorong nilai tambah. Kita harus dorong agar Indonesia tidak hanya dikenal sebagai negara tujuan wisata. Dengan hilirisasi ini Indonesia semakin disegani,” tegas Bahlil dalam orasinya.
Lebih lanjut lagi, Bahlil menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku industri hilirisasi dengan pengusaha nasional di daerah. Tujuannya, agar pengusaha daerah menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri dan mendapatkan manfaat secara maksimal dari sumber daya alamnya. Melalui hilirisasi, Bahlil memaparkan bahwa salah satu tujuannya adalah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.
Chairman of the Board & CEO Freeport Mc-MoRan Richard C. Adkerson dalam orasinya juga menyampaikan kebanggaannya atas kontribusi Freeport-McMoRan melalui PT FI yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1972 hingga kini tambang di Papua telah dioperasikan sepenuhnya oleh warga negara Indonesia. Richard juga menjelaskan bahwa dibangunnya smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur merupakan bentuk komitmen PT FI kepada Pemerintah Indonesia.
“Memang membutuhkan modal yang besar, namun pembangunan smelter ini menjadi suatu kebanggaan karena merupakan smelter single line terbesar yang mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Manfaat smelter ini jauh lebih besar dari sekedar investasi, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan pengembangan komunitas. Kesempatan di sektor pertambangan untuk masa mendatang juga masih terbuka,” jelas Richard.
Menambahkan dari kedua pidato tersebut, Rektor ITS Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. dalam sambutannya menyatakan apresiasinya atas kunjungan Menteri Investasi dan CEO Freeport-McMoRan ke ITS. Disampaikannya bahwa ITS telah mendesain dan memproduksi perahu panjang (long boat) untuk digunakan di Sungai Mamberamo, Provinsi Papua dan juga kendaraan roda dua berbasis listrik dengan tenaga surya yang digunakan di area pegunungan di Papua.
“ITS bangga telah berkontribusi untuk berbagai kalangan, termasuk Papua. Termasuk pembangunan kota modern Kuala Kencana yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia,” ungkap Ashari.
Pada kesempatan ini, dilakukan juga penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dengan ITS yang ditandatangani langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM dan Rektor ITS, serta Nota Kesepahaman antara PT FI dengan ITS yang disaksikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Orasi Ilmiah di ITS ini merupakan lokasi pertama dari rangkaian kunjungan ke 7 perguruan tinggi besar di Indonesia. Kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Investasi/BKPM dan PT FI ini dilakukan dalam rangka menyebarkan semangat transformasi ekonomi melalui hilirisasi dengan kearifan lokal. Rangkaian kegiatan orasi ilmiah ini akan dilanjutkan ke titik selanjutnya yaitu Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung di Bandung, Universitas Indonesia di Depok, Universitas Cendrawasih dan STIE Port Numbay di Jayapura, dan Universitas Hasanuddin di Makassar. (*)