DAELPOS.com – Untuk mendukung pengendalian banjir di Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2018 telah menyelesaikan pembangunan sejumlah infrastruktur seperti rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi dan penanganan Kali Pepe Hulu serta Kali Pepe Hilir.
Selanjutnya pada tahun 2021, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Ditjen Sumber Daya Air juga telah menyelesaikan lanjutan pekerjaan di Bendung Tirtonadi berupa pembangunan Dinding Penahan Tanah, perkuatan lereng (revetment), dan penataan kawasan tepi sungai (landscape) dengan anggaran Rp29,2 miliar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan kawasan Bendung Karet Tirtonadi merupakan bagian dari upaya untuk mengedukasi publik akan pentingnya air dan pengelolaan sumber-sumber air yang berkelanjutan. “Pengelolaan air adalah urusan kita bersama termasuk masyarakat sebagai pemakai air. Oleh karena itu kita wajib melestarikan keberadaan sumber air, seperti tidak membuang sampah ke sungai,” pesan Menteri Basuki.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Maryadi Utama mengatakan,
penataan kawasan hilir Tirtonadi merupakan bentuk pemanfaatan bantaran sungai sebagai ruang publik bagi masyarakat kota Surakarta dengan tidak mengurangi fungsi dari sungai itu sendiri.
“Penataan kawasan Bendung Tirtonadi ini mengadopsi konsep
Arsitektur Mangkunegaran yang terlihat pada bentuk-bentuk ornamen
dan penggunaan warna kuning pada Pagar Pengaman, Tiang
Lampu, Kursi Taman, Gazebo, Rumah Panel, serta bangunan
yang menjadi ikon baru di Surakarta yaitu Frame Tirtonadi sebagai
tempat foto dengan latar Bendung Tirtonadi, Gunung
Merapi dan Merbabu,” kata Maryadi.
Untuk memberikan nuansa rindang dan kenyamanan pengunjung di sepanjang koridor Bendung Tirtonadi telah dilengkapi dengan tanaman-tanaman yang
menjadi penghias kawasan ini terutama pohon-pohon yang
mempunyai kaitan erat dengan Kota Solo seperti pohon Sala dan
pohon Soekarno.
Kehadiran Bendung Karet Tirtonadi diharapkan tidak hanya menjadi pengendali banjir dan tampungan air baku, tapi juga sebagai objek wisata edukasi lingkungan karena dilengkapi dengan taman yang menjadi ruang terbuka publik. Sebagai bentuk upaya mengedukasi publik akan pentingnya air, PPK Sungai dan Pantai BBWS Solo Isnaeni menyatakan, akan digelar Festival Bendung Tirtonadi pada 17-18 Desember 2022 hasil kolaborasi dengan Pemerintah Kota dan Komunitas Peduli Sungai (KPS).
Ketua KPS Bendung Tirtonadi Agus Haryanto mengatakan, terbentuknya KPS Bendung Tirtonadi berawal dari bentuk kepedulian warga akan kebersihan sungai dan kemudian difasilitasi oleh BBWS Bengawan Solo. “Untuk kerja sama awal dengan BBWS Bengawan Solo yakni pembuatan rumah hidroponik sebagai bentuk usaha komunitas sekaligus wisata edukasi bagi pengunjung yang datang,” kata Agus.
Neni Nadiana, salah satu warga Solobmengatakan, saat ini kondisi kawasan tepian sungai tersebut sudah jauh lebih bagus dari sebelumnya. “Dulu di sini banyak rumah di tepi sungai sehingga kondisinya agak kumuh. Sekarang kalau pagi dan sore jadi tempat wisata sama keluarga, foto-foto, jalan-jalan pakai sepeda. Apalagi dekat terminal sehingga jadi ikon bagi orang yang baru datang dari luar Solo,” ujarnya.
Afifah, mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang sedang berkunjung ke Bendung Tirtonadi mengaku sangat nyaman berkunjung ke lokasi tersebut. “Harapannya kebersihannya tetap dijaga dan ditambah fasilitasnya kalau bisa ada tempat bermain anak yang sederhana,” tuturnya. (*)