Pertamina Rugi Rp11 T di Tengah Penyebaran Virus Corona

Monday, 24 August 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung kantor Pertamina Pusat di Jakarta.

Gedung kantor Pertamina Pusat di Jakarta.

DAELPOS.com – PT Pertamina (Persero) mencatat kinerja buruk selama semester I 2020 atau di tengah penyebaran virus corona. Tercatat, perusahaan mengalami rugi bersih sebesar US$767,91 juta setara Rp11,13 triliun (mengacu kurs Rp14.500 per dolar AS).

Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil meraup laba sebesar US$659,95 juta, atau Rp9,56 triliun.

Jika ditelaah, kerugian tersebut dipicu oleh sejumlah pos. Tercatat, pos penjualan dan pendapatan usaha perseroan turun 24,71 persen dari US$25,54 miliar menjadi US$20,48 miliar.

Penurunan penjualan dan pendapatan disumbang oleh penurunan penjualan minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak dalam negeri dari US$20,94 miliar menjadi US$16,56 miliar. Perusahaan energi pelat merah itu juga mengalami penurunan pendapatan dari aktivitas operasi lainnya dari US$497,23 juta menjadi US$424,80 juta.

Selain itu, penggantian biaya subsidi dari pemerintah juga turun dari US$2,5 miliar menjadi US$1,73 miliar. Tahun ini, Pertamina tidak mendapatkan imbalan jasa pemasaran, padahal tahun lalu berhasil mengantongi US$6,42 juta.

Namun, penjualan ekspor minyak mentah, gas bumi, dan produk minyak berhasil naik dari US$1,6 miliar menjadi US$1,76 miliar.

Selanjutnya, perseroan juga mengalami kerugian selisih kurs sebesar US$211,83 juta. Periode yang sama tahun lalu, perseroan juga mengantongi keuntungan dari selisih kurs sebesar US$64,59 juta.

Namun, Pertamina berhasil menekan beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya dari US$21,98 miliar menjadi US$18,87 miliar.

Lebih lanjut, perseroan mengalami kenaikan liabilitas atau kewajiban perusahaan dari US$35,86 miliar pada Desember 2019 menjadi US$40,56 miliar pada medio pertama 2020 ini. Kemudian, ekuitas perusahaan turun dari US$31,21 miliar di Desember 2019 menjadi US$29,66 miliar pada semester I 2020.

Atas kinerja tersebut, perseroan mampu mengerek tipis jumlah aset dari US$67,08 miliar di Desember 2019 menjadi US$70,22 miliar di semester I 2020. (*)

See also  Polisi Masih Menunggu Audit BPK Terkait Dugaan Korupsi PT. ASABRI

Berita Terkait

Menag Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih dan Doakan Pilkada Berjalan Lancar
Menteri Rosan Paparkan Peluang Investasi Sektor Prioritas di Indonesia Pada Pelaku Usaha Asal Inggeis
LavAni Navy Juara Livoli Divisi Utama 2024
Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun
Dukung Kelancaran Nataru 2024/2025, Kementerian PU Pastikan Kemantapan Jalan Tol dan Jalan Nasional
Perkuat Sistem Kelistrikan Kalteng-Kalbar, PLN Tuntaskan Pembangunan SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara
Wamenpar Sebut Gerakan Wisata Bersih Desa Besakih Layak Jadi Percontohan
Menteri Dody: Manfaat IJD Nyata untuk Konektivitas Sentra Produksi Pangan

Berita Terkait

Sunday, 24 November 2024 - 11:05 WIB

Menag Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih dan Doakan Pilkada Berjalan Lancar

Sunday, 24 November 2024 - 09:30 WIB

Menteri Rosan Paparkan Peluang Investasi Sektor Prioritas di Indonesia Pada Pelaku Usaha Asal Inggeis

Sunday, 24 November 2024 - 07:01 WIB

LavAni Navy Juara Livoli Divisi Utama 2024

Saturday, 23 November 2024 - 17:15 WIB

Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun

Saturday, 23 November 2024 - 17:00 WIB

Dukung Kelancaran Nataru 2024/2025, Kementerian PU Pastikan Kemantapan Jalan Tol dan Jalan Nasional

Berita Terbaru

Ekonomi - Bisnis

Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI

Sunday, 24 Nov 2024 - 22:37 WIB