DAELPOS.com – Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) memotivasi para pelaku UMKM untuk eksis dan mampu beradaptasi di masa pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Suzana Teten Masduki ketika membuka acara Sinergi Program Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bertajuk “UMKM Eksis dan Mampu Beradaptasi Pada Masa Pandemi dan New Normal Covid-19” yang berlangsung di Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Tengah, Senin, 7 September 2020.
Acara tersebut dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari, Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata, Ketua Dekranasda Provinsi NTB Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dan Kepala Bidang Pengembangan Peran Organisasi Kemasyarakatan KemenkopUKM Rudy Kusuma.
Suzana Teten Masduki mengakui, keadaan sekarang ini memberikan dampak yang luar biasa bagi para pelaku usaha dan pengrajin di masa PSBB, sementara adaptasi baru itu tidak mudah. “Saya paham betul dan merasakan, karena saya juga pelaku usaha kecil. Dalam hal ini, kita juga patut mengapresiasi kerja keras pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, karena dapat memberikan peluang, yang seharusnya segera kita tangkap; sebagai pelaku usaha yang punya kemampuan adaptif,” ungkapnya.
Lanjutnya, pemerintah juga saat ini tengah menggulirkan program dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekitar Rp123,46 trilliun yang digelontorkan untuk Koperasi dan UMKM.
Selain itu, dalam menghadapi pandemi ini, telah disalurkan pula Banpres Produktif untuk Usaha Mikro sebesar Rp2,4 juta untuk 12 juta Usaha Mikro. Banpres Produktif ini merupakan bantuan dana hibah, bukan pinjaman atau agunan, untuk membantu para pengusaha terdampak pandemi, agar dapat kembali menggeliatkan semangat usaha.
“Mungkin mohon bantuannya kepada Kepala Dinas Koperasi dan UKM di sini, agar bisa membantu mengoptimalkan informasi ini kepada para pelaku usaha,” ujar Suzana Teten Masduki.
Suzana Teten Masduki menambahkan, dalam kesempatan ini Dekranasda dan Dekranas Pusat sebenarnya saling bergandengan tangan, tidak terlepas hanya karena yang satu ada di tingkat nasional, sementara yang satunya lagi di daerah.
Kerja sama dengan KemenkopUKM dalam mengakselerasi pemulihan usaha perlu ditingkatkan, “Mungkin ada satu atau dua unit usaha yang dapat menjadi contoh, yang memiliki kekuatan dalam memanfaatkan kolaborasi ini sebagai alat ungkit untuk dapat meningkatkan pemberdayaan UMKM,” tegas Suzana Teten Masduki.
Menteri Koperasi dan UKM juga telah mengarahkan agar UMKM, terutama para perempuan pelaku usaha, terhimpun dan berorganisasi dalam sebuah koperasi, yang secara teknis akan lebih memudahkan.
“Secara manajerial pembiayaan, branding produk, dan hal-hal teknis lain, para pelaku usaha akan dimudahkan bila berorganisasi dalam koperasi,“ papar Suzana Teten Masduki.
Dekranas dan Dekranasda saat ini mendapat dukungan dari 11 kementerian, karena adanya perubahan anggaran dasar tahun ini untuk pelaku UMKM.
“Saya berharap kepada para peserta pelatihan vokasional dan kewirausahaan yang digelar oleh Dekranas dan Dekranasda, agar dimanfaatkan betul semaksimal mungkin apa yang diberikan ataupun difasilitasi, agar dapat mencapai target atau memperbaiki usaha Bapak dan Ibu,” tandasnya dalam memotivasi pelaku UMKM se-Provinsi NTB.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menyampaikan terima kasihnya, karena NTB berhasil menjadi salah satu provinsi terpilih untuk pelatihan vokasional Dekranas. Terpilihnya NTB, khususnya Kabupaten Lombok Tengah, ujarnya, tidak terlepas dari 5 destinasi prioritas wilayah Republik Indonesia.
“Ini kesempatan yang baik dan luar biasa yang menjadi oase di tengah kegalauan kita yang terdampak pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Adanya kerja sama antara KemenkopUKM dengan Dekranas ini adalah contoh baik bagi Dekranasda provinsi maupun Dekranasda kabupaten/kota untuk terus membangun sinergitas yang produktif dengan unsur-unsur terkait.
Dalam pelatihan ini juga para pengrajin dan UMKM mendapatkan pelatihan untuk siap dan layak memasukkan produk-produknya ke LKPP atau e-katalog. “Provinsi Nusa Tenggara Barat juga telah melakukan kegiatan serupa. UMKM saat ini sangat tergantung pada belanja pemerintah, sehingga adanya kesempatan seperti ini sungguh menjadi sebuah kesempatan yang sangat kita tunggu-tunggu,“ ungkap Niken.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan pelatihan vokasional tenun yang menggunakan bahan alami.
Myra Widiono, instruktur vokasional yang juga Ketua Persatuan Warna Alam Indonesia (Warlami) menyampaikan bahwa kain tenun dengan pewarna alami sangat berpotensi memenuhi permintaan pasar di dalam dan luar negeri.
“Permintaan kerajinan kain tenun di pasar luar negeri cukup bagus, tapi pembeli memang cenderung mencari yang menggunakan pewarna alami,” ujarnya.
Lagi pula, bahan baku perwarna alam mudah didapatkan di NTB, seperti kayu teggeran, kulit mahoni, kayu secang dan akar mengkudu.
“Tenun dengan pewarna alam ini harus dijaga, karena ini merupakan warisan budaya,” sebutnya.