Kompetisi Kandidat Konvensi Capres NU 2024 Mulai Memanas

Friday, 11 June 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Setelah menuai pro-kontra dari sejumlah kalangan, kini pelaksanaan proses penjaringan Capres NU 2024 mulai mengerucut pada persaingan diantara para kandidat. Kompetisi itu mulai memanas terutama dilihat dari grafik perolehan dukungan warganet yang banyak menimbulkan kejutan-kejutan.

Kandidat Andi Jamaro Dulung (23%) tiba-tiba menempati ranking pertama mengalahkan dua Ketua Umum yakni Ketum PBNU Said Agil Siraj (6,2%) dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (15,7%).

“Tapi grafik dukungan ini masih sangat dinamis karena belum semua kandidat menghidupkan mesin politiknya untuk meraup dukungan secara maksimal,’’ ungkap Warida Ahmad, anggota Tim Sembilan usai merilis hasil polling tahap pertama, kemarin bersama seluruh anggota Tim Sembilan, Kamis (10/6).

Dalam level pertama ini, selain ada Andi Jamaro dan Muhaimin Iskandar, juga ada kandidat Mahfud MD (16,9%). Selain ketiga besar tersebut, pada level kedua juga terjadi kejutan-kejutan karena Endin AJ Sofihara (9,0%) dapat mengalahkan Khofifah Indar Parawansa (6,7%) dan Said Agil Siraj (6,2%).

Bahkan pada level ketiga pun terjadi kejutan yang tak kalah serunya yakni munculnya nama Nasaruddin Umar (3,4%) yang dapat dudk se-level bersama Yaqut Cholil Qoumas (3,9%) dan Yeni Wahid (3,9%).

“Itu belum termasuk kejutan adanya kesamaan hasil antara Yaqut dan Yeni yang cenderung selalu satu barisan hasilnya, baik ketika grafiknya naik maupun menurun,” tandas mantan Ketum PC PMII DKI itu.

Diakui Warida bahwa fluktuasi dukungan warga NU yang diberikan secara virtual melalui polling ini banyak dipengaruhi oleh belum maksimalnya partisipasi mereka dalam menentukan pilihan. Tapi, mantan aktifis GP Ansor itu itu yakin bahwa kompetisi diantara kandidat ini akan semakin memanas.

“Kalau masing-masing kandidat sudah mulai tersadarkan bahwa kerja Tim Sembilan ini benar-benar profesional dan independen. Apalagi niat kita ini tulus semata-mata untuk kepentingan warga NU dan masa depan NKRI. Coba bayangkan, jumlah warga NU yang mencapai sekitar 50% dari total umat Islam di Indonesia itu masak nggak bisa mempersembahkan kader terbaiknya untuk mengantarkan ‘Indonesia Emas’ kepada ibu pertiwi?,” tandasnya.

See also  Jokowi Pesan Baju Buatan Siswa Tata Busana

Kendati demikian, Warida mengakui bahwa masih ada yang kurang respek terhadap munculnya gagasan Konvensi Capres NU ini.

“Mungkin masih ada yang menganggap ini lelucon, ya nggak apa-apa. Kami harus berusaha selalu berpikir positif dalam menghadapi segala penilaian dengan arif, agar segalanya menjadi mudah untuk dijalani. Untuk itu kami kerja serius dan independen, biarlah waktu yang menjawab keraguan mereka itu,” tambah mantan aktifis PMII itu.

Apalagi dari berbagai informasi yang berembus hingga ke Tim Sembilan, beberapa pihak sudah mulai mempertimbangkan sejumlah nama peserta konvensi untuk dijadikan alternatif dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

“Ini namanya anomali, komponen kekuatan politik di luar NU aja memperhitungkan terobosan kita ini, masak masih ada elit kita sendiri yang menganggap terobosan ini ‘nothing’, tepisnya,” tandasnya.

Terlepas dari berbagai respon tersebut, menurut Warida Ahmad, Tim Sembilan merasa optimis bahwa persembahan per-khidmatan tim untuk kaum Nahdliyyin itu sudah ‘on the track’.

“Sambutan warga NU di bawah sangat bagus kok. Itu artinya mereka punya harapan ke depan. Bahkan pihak luar NU pun merasa kaget dengan terobosan ini” katanya.

Selain merilis hasil polling tahap awal ini, Warida Ahmad juga mengakui bahwa masih ada peluang masuknya nama-nama baru dalam bursa Capres NU 2024.

“Nama-nama yang ada ini tidak final karena semuanya juga akan dilihat hasil polling, termasuk munculnya nama-nama baru yang akan meramaikan bursa Capres. Semua itu basis pengambilannya juga dari polling. Soalnya dalam kolom polling itu kita siapkan kolom kosong yang bisa diisi sendiri oleh responden sesuai nama yang mereka pilih.” pungkasnya.

Berita Terkait

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan
Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila
MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih
Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden
Senator Mirah Minta Atensi Serius dari Kementerian PKP Terkait Sinkronisasi Kebijakan Perumahan Daerah
Terus Memanas, For Papua MPR RI Serukan Papua Damai
Gunhar Ajak Bersatu dalam Perbedaan

Berita Terkait

Saturday, 5 July 2025 - 15:25 WIB

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan

Sunday, 29 June 2025 - 19:34 WIB

Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila

Saturday, 28 June 2025 - 18:51 WIB

MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih

Friday, 20 June 2025 - 14:59 WIB

Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Thursday, 19 June 2025 - 17:44 WIB

Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden

Berita Terbaru

Politik

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan

Saturday, 5 Jul 2025 - 15:25 WIB