DAELPOS.com – Lonjakan kasus dan kematian karena Covid-19 juga berimbas kepada tenaga kesehatan (Nakes) yang terus berguguran. Angka kematian Nakes semakin tinggi dan sepatutnya menjadi warning keras semua pihak.
Sebanyak 74 tenaga kesehatan (Nakes) telah meninggal selama delapan hari di bulan Juli 2021. Bahkan, pada Selasa, 6 Juli 2021, terdapat 15 Nakes yang meninggal dalam sehari.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar sangat prihatin melihat kondisi tersebut lantaran kasus itu merupakan rekor tertinggi selama pandemi. Gus Muhaimin menyatakan Nakes adalah pioner keselamatan Indonesia.
“Nakes adalah Kita. Nakes sakit, kita sakit. Nakes tidak selamat. Indonesia tidak selamat. Perang melawan Corona hari hari ini harus kita menangkan. Indonesia harus menang. Indonesia Tidak boleh kalah,” tutur Gus Muhaimin di laman Twitter pribadinya, Jumat, 9 Juli 2021.
Wakil Ketua DPR RI ini menilai kerja keras Nakes wajib diapresiasi oleh negara dan seluruh rakyat Indonesia. “Di sanalah, mereka -dokter, perawat- telah memberikan segalanya untuk Indonesia,” tutur Gus Muhaimin.
Agar kasus kematian Nakes tak terus bertambah, Gus Muhaimin mendesak pemerintah segera memberikan dosis vaksin kedua/ketiga kepada seluruh Nakes di Indonesia.
“Bunga bunga bangsa telah gugur untuk kebaikan kita, untuk keselamatan Indonesia. Saya mendesak dan mendukung agar Pemerintah segera memberikan dosis vaksin kedua/ketiga kepada Nakes kita dan warga kita – dengan jenis Vaksin yang berbeda – Astra Zeneca, Pfizer, Modern,” tukasnya.
Berdassrkan data Pusara Digital LaporCovid-19 , jumlah tenaga kesehatan yang meninggal sudah mencapai 1.133 orang.
Dari jumlah ini, dokter yang meninggal sebanyak 434 orang, perawat 367 orang, bidan 167 orang, dokter gigi 46 orang, ahli teknologi laboratorium medis 32 orang, apoteker 10 orang, dan sisanya berbagai profesi tenaga kesehatan lain.
Namun, pada bulan Mei 2021, angkanya kembali naik menjadi 18 orang dan bulan Juni sebanyak 79 orang. Kini, memasuki hari kedelapan di bulan Juli, sebanyak 72 tenaga kesehatan meninggal dan cenderung mendekati pola kematian saat puncak penularan pada Januari 2021.