DAELPOS.com – Salah satu faktor maraknya kekerasan seksual adalah kurangnya literasi kekerasan seksual di masyarakat.
“Literasi akan membentuk kesadaran masyarakat untuk selalu waspada terhadap segala bentuk kekerasan seksual. Jika literasi ini kurang dan materi-materi kekerasan seksual tidak didapatkan masyarakat maka dampaknya sangat mengerikan yaitu naiknya angka kekerasan seksual dalam 13 tahun terakhir ini,” ungkap Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPP Partai NasDem, Amelia Anggraini dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/10).
Pernyataan Amel terkait peristiwa pencabulan tiga anak oleh ayah mereka sendiri di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Orang yang seharusnya melindungi keluarga, malah menjadi predator kekerasan seksual.
Menurut Amel, RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) menjadi jawaban dari segala bentuk kekerasan seksual saat ini. Problem literasi kekerasan seksual di masyarakat diejawantahkan dalam pasal-pasal pencegahan kekerasan seksual, bahwa sosialisasi materi terkaitnya akan dijalankan di instansi-instansi pemerintahan, swasta, dan juga institusi pendidikan.
“Kemendikbud telah menjadi pelopor di institusi pendidikan tinggi terkait peraturan untuk mencegah kekerasan seksual di kampus. Kita berharap semua institusi pemerintahan dan swasta melakukannya. Dan pekerjaan rumah kita adalah untuk terus menggaungkan literasi tentang kekerasan seksual di masyarakat agar angka kekerasan seksual menurun,” papar Amel
Bukan hanya literasi, politisi asal Bangkulu itu juga menyoroti tentang aparat hukum yang menghentikan penyelidikan kasus perkosaan tiga anak oleh ayah mereka itu.
“Kasus ini saya harapkan dibuka lagi dan proses penyelidikan dilakukan kembali oleh kepolisian setempat. Dan yang penting, pastikan ibu korban yang memperjuangkan keadilan mendapatkan pendampingan hukum,” pungkas Amel.