Masalah Kedelai Tak akan Selesai Selama Negara Bergantung pada Impor

Tuesday, 22 March 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi ( foto istimewa )

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi ( foto istimewa )

DAELPOS.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyampaikan, belum lama ini Indonesia dihadapkan pada dilematika akan sulitnya bahan baku kedelai yang ada di pasaran. Jikapun ada, maka harganya juga pasti akan mahal. Kondisi tersebut membuat produsen tahu dan tempe kesulitan untul menjual hasil produksinya, sehingga mereka memutuskan untuk tutup sementara dan tidak melakukan produksi.

Dedi mengungkapkan hal itu saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi IV DPR RI dengan penggiat Koro Pedang, Ketua Umum Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia), Ketum Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI), dan Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) guna membahas dan meminta masukan terkait permasalahan pangan nasional, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).

“Saat ini tahu dan tempe sudah normal dan ada dijual kembali di pasar, tetapi kemungkinan hal yang serupa bisa terjadi lagi selama kita tidak memiliki produksi yang cukup di dalam negeri dan semuanya tergantung pada impor. Kalau bergantung pada impor, maka akan dipengaruhi oleh fluktuasi perkembangan internasional. Ini menjadi problem, kalau negara punya ketergantungan maka sampai kapanpun (masalah) ini tidak akan pernah selesai,” kata politisi Partai Golkar tersebut.

Untuk itu, lanjut Dedi, Komisi IV DPR nanti juga akan melaksanakan rapat dengan Kementerian Pertanian agar ada skema yang jelas tentang masalah kedelai ini. Selain itu, Komisi IV DPR juga menerima keluhan terkait anjloknya harga daging ayam di pasaran. Diduga ada permainan pasar yang dilakukan agar kendali harga nantinya hanya bisa dipegang oleh para pengusaha besar.

“Tiba-tiba kita mendapat keluhan, daging ayam di pasaran harganya jeblok. Kita punya prediksi bahwa jeblok-nya ini hanya bersifat sementara karena bisa jadi para produsen memproduksi dengan jumlah yang sangat banyak. Pasarannya dibanting dengan jumlah yang over, sehingga jumlah barang dipasaran tersedia lebih banyak dibanding kebutuhan. Dampaknya harganya menjadi jatuh. Dan ketika harganya jatuh maka pengusaha kelas kecil yang akan rontok karena mereka tidak akan sanggup bertahan lagi. Hal ini menyebabkan adanya kebangkrutan secara massif dan harga akan dikendalikan oleh produsen besar yang pada akhirnya harganya bisa di-manage sesuai dengan keinginan (mereka),” ujarnya.

See also  PAN Desak Stasiun TV Hentikan Semua Tayangan Saipul Jamil

Berita Terkait

Haidar Alwi: Sufmi Dasco dan Filosofi Mahapatih Gajah Mada dalam Politik Modern
Puan: Putusan MK Soal Pemisahan Pemilu Menyalahi UUD 1945
66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan
Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila
MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih
Repdem Ancam Kepung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Habis Aceh, Terbitlah Trenggalek LaNyalla: Jangan Terus Seret dan Tambah Beban Presiden
Senator Mirah Minta Atensi Serius dari Kementerian PKP Terkait Sinkronisasi Kebijakan Perumahan Daerah

Berita Terkait

Sunday, 20 July 2025 - 11:42 WIB

Haidar Alwi: Sufmi Dasco dan Filosofi Mahapatih Gajah Mada dalam Politik Modern

Tuesday, 15 July 2025 - 21:26 WIB

Puan: Putusan MK Soal Pemisahan Pemilu Menyalahi UUD 1945

Saturday, 5 July 2025 - 15:25 WIB

66 Tahun Dekrit Presiden: Sebuah Peta Jalan

Sunday, 29 June 2025 - 19:34 WIB

Yulian Gunhar: Sosialisasi Empat Pilar Jadi Momentum Memaknai Sila Pertama Pancasila

Saturday, 28 June 2025 - 18:51 WIB

MK Pisahkan Pemilu, Sultan Ingatkan Penyelenggara: Waspada Perubahan Data Pemilih

Berita Terbaru

Megapolitan

Gerakan Pasar Rakyat Bersih: Ajakan Pramono untuk Pedagang

Tuesday, 22 Jul 2025 - 13:39 WIB

Energy

SKK Migas Atur Ulang Ekspor LNG

Tuesday, 22 Jul 2025 - 13:18 WIB

Berita Terbaru

Antusiasme Tinggi Sambut 80.081 Koperasi Merah Putih

Tuesday, 22 Jul 2025 - 13:13 WIB