DAELPOS.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Prof. Siti Nurbaya meresmikan Pelatihan dan Pendidikan kepada 350 pemuda dari berbagai regional dalam tajuk “Green Leadership Indonesia (GLI) angkatan ke-2” secara virtual, Sabtu (17/9/2022).
Program Green Leadership Indonesia ini diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia, serta didukung oleh Walhi, KNTI dan HUMA. Program ini akan memfasilitasi anak muda sebagai generasi penerus bangsa agar memiliki perspektif keadilan sosial dan lingkungan hidup dan keberpihakan kepada lingkungan hidup.
Program ini ingin menjaring calon pemimpin yang berasal dari beragam latar belakang agar semua segmen dalam masyarakat memiliki calon pemimpin yang punya prespektif green dan keberpihakan nyata bagi penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup. Para peserta didik akan ditemani oleh para leaders, akademisi, praktisi, dan aktivis yang memiliki rekam jejak panjang dalam bidang masing-masing.
Sebelumnya, GLI angkatan 1 yang lalu telah menelurkan sebanyak 118 leaders dari berbagai daerah di Indonesia. Menteri Siti sendiri telah mewisuda mereka pada bulan Desember tahun 2021. Kini, terdapat peningkatan jumlah siswa menjadi 350 peserta yang terbagi dalam 9 regional yang menjadikan program pelatihan dan pendidikan lebih merata.
Menteri Siti dalam sambutannya mengungkapkan kegembiraan dan apresiasinya kepada GLI dan seluruh generasi muda Indonesia yang aktif dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan dan sumber daya alam yang cukup krusial saat ini.
Menurut Menteri Siti, keadilan merupakan kata kunci yang harus diwujudkan dalam setiap aspek, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta dalam pembangunan secara umum, yaitu adil secara sosial dan adil secara ekologis.
“Seperti cita-cita negara Indonesia ketika didirikan yaitu untuk bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Itulah yang akan kita wujudkan bersama dan ditempuh melalui pencapaian tujuan negara seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yakni melindungi segenap tumpah darah Indonesia, memajukan kesjehateraan umum, mencerdaskan kehdiupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasrakan perdamaian dan keadilan,” ucap Menteri Siti kepada peserta GLI Batch 2.
Menteri Siti mengharapkan, para peserta dapat menimba ilmu, teoritik dan empirik. Dengan demikian, dirinya meyakini bahwa akan hadir generasi muda Indonesia yang tangguh dan syarat pengetahuan pada dirinya dalam ikut mengelola negara ini.
GLI angkatan 2 ini akan menyiapkan generasi pemimpin dengan wawasan lingkungan, yang sangat dibutuhkan untuk pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang begitu luas dan kaya.
“Sumber daya alam ini harus dikelola secara sustainable dan harus mampu menyediakan lingkungan yang baik bagi rakyatnya sebagaimana pesan UUD 1945 Pasal 33 dan Pasal 28 H. Disinilah modal bagi Saudara-saudara dalam aktualisasi penyelenggaraan negara atau governance yang mencakup kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan,” terang Menteri Siti.
Menteri Siti mengingatkan kepada seluruh peserta GLI batch 2 ini, untuk menjadi seorang calon pemimpin yang memiliki perspektif keadilan sosial dan ekologis, wajib memegang teguh tiga prinsip dasar yaitu Adil, Jujur dan Beradab. “Ukurannya sederhana, pegang teguh nilai-nilai universal termasuk nilai-nilai dalam budaya, agama, pengetahuan, teknologi dan nilai umum lainnya,” tutur Menteri Siti.
Lebih rinci, Menteri Siti menjelaskan dalam konsep kerja bersama ada kepentingan publik, maka terdapat beberapa hal menjadi acuan yang harus dapat dipahami, yaitu prinsip-prinsip public life dan internalisasi.
Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) Tidak berpikir untuk sendiri (selflessness), kepentingan publik dan tidak berbuat dalam rangka memperoleh keuntungan material untuk dirinya sendiri, keluarga atau teman-temannya; (2) Integritas (integrity), tidak terikat pada ikatan diluar kantor dalam bentuk ikatan finansial maupun kewajiban lainnya yang dapat mempengaruhi didalam menjalankan kewajibannya; (3) Obyektif (objectivity) dalam melaksanakan urusan publik termasuk dalam hal perjanjian publik, kontrak kerja dengan berbagai pihak serta dalam merekomendasikan untuk penghargaan dan hukuman harus berdasarkan sistem merit; (4) Accountability, akuntabel dalam keputusannya serta langkah-langkah di lapangan dan kesiapan dalam menerima pendalaman, pemeriksaan ataupun gugatan publik; (5) Openness, terbuka sedapat-dapatnya tentang semua keputusan-keputusan dan langkah-langkah yang diambil beserta alasan-alasannya dalam memutuskan. Menjaga informasi hanya dalam situasi dimana masyarakat luas menghendaki dengan permintaan dan pertimbangan yang jelas; (6) Honesty, kejujuran, dimana pegawai harus jujur menyampaikan kepentingannya terkait dengan kewajiban publik dan dalam mengambil langkah penyelesaian konflik dengan selalu melindungi kepentingan publik; dan (7) Leadership, perlunya kepemimpinan untuk selalu mendorong keenam prinsip tersebut dengan contoh-contoh keteladanan.
Mengakhiri sambutannya, Menteri Siti memberikan apresiasi pada peserta pendidikan GLI angkatan ke-2 ini. Menurutnya, cara belajar seperti ini adalah bagian penting dalam pengembangan diri, mulai dari meluaskan wawasan, membuka dan meluaskan jaringan. Kegiatan seperti ini juga dapat meningkatkan kemampuan personal dalam berkomunikasi dan menyampaikan pandangan yang akan berdampak besar pada diri peserta di kemudian hari.(*)