DAELPOS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan kapasitas pelaku utama kelautan dan perikanan dengan memberikan pembekalan tentang pembuatan alat tangkap ramah lingkungan.
KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar pelatihan pembuatan alat tangkap ramah lingkungan gill net, bagi masyarakat nelayan di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan, kegiatan ini diikuti sebanyak 100 nelayan dari Palembang secara blended learning. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran nelayan dalam penggunaan alat tangkap ikan ramah lingkungan yang berdampak baik pada penangkapan ikan dan juga ekosistem laut.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta menyampaikan, “Perlu adanya kesadaran para nelayan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, karena produksi perikanan akan mengalami penurunan akibat overfishing dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Banyak ikan di laut semakin sulit di dapat.”
“Pelatihan ini mendukung program strategis KKP dalam membangun sektor kelautan dan perikanan. KKP menetapkan program strategis, salah satunya penangkapan ikan terukur, di mana ke depan para nelayan akan mendapat izin menangkap ikan yang akan diberikan kuota penangkapan dan zonasi penangkapan. Selain itu juga penetapan Kampung Nelayan Maju berperan dalam perencanaan kegiatan pemberdayaan ekonomi kawasan pesisir. BRSDM berkomitmen mendukung terwujudnya program tersebut dengan memberikan transfer ilmu kepada nelayan,” tambahnya.
Para peserta dibekali beberapa materi pelatihan dalam pembuatan gill net di antaranya membuat desain alat tangkap, menghitung kebutuhan bahan dan alat, merakit alat tangkap, serta merawat alat tangkap. Alat pancing gill net merupakan salah satu jenis alat tangkap ikan dari bahan jaring, dengan memiliki bentuk empat persegi panjang dimana ukuran mata jaringnya sama.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, melalui pelatihan ini, para peserta diberikan pemahaman terkait penangkapan ikan sehingga potensi sumber daya laut terus berkelanjutan. Ia berharap pelatihan ini dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.
“Di Indonesia sudah banyak alat tangkap ramah lingkungan yang digunakan nelayan termasuk gill net ini. Melalui pelatihan ini, memberikan pemahaman kepada peserta bagaimana membuat dan merawat alat tangkap ini. Selain itu saya mengharapkan akan muncul wirausaha baru atau kegiataan kelompok dalam membuat alat tangkap menjadi alternatif usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Tentunya dengan program KKP yang sudah ada saat ini, para nelayan lokal akan diberikan pemahaman bagaimana penangkapan ikan agar menyadari bahwa sumber daya laut harus berkelanjutan,” tutur Lilly.
Pelatihan ini merupakan inisiasi dari Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Riezky Aprilia. Arahan Riezky Aprilia yang disampaikan oleh Tenaga Ahlinya Fuad Kurniawan adalah pentingnya menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dalam kegiatan penangkapan ikan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah untuk memberikan pendampingan kepada para nelayan dalam menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Dalam kegiatan penangkapan ikan, menggunakan alat tangkap ramah lingkungan sangat penting. Karena ekosistem di Kota Palembang terutama di Sungai Musi sudah banyak tercemar, dan ditambah dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan sehingga dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dapat berpengaruh pada produksi dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Fuad.
Pelatihan ini diapresiasi Pemerintah Daerah sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Perikanan Kota Palembang Ahmad Zazuli dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Bidang Penangkapan Dinas Perikanan Kota Palembang Reni Septriani. Ia menuturkan, pelatihan pembuatan alat tangkap gill net merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas produktivitas nelayan di Kota Palembang.
“Kami sangat mengapresiasi pelatihan ini dan mengucapkan terima kasih kepada KKP yang telah bersinergi menggelar pelatihan ini. Karena bagi nelayan kami di Kota Palembang, pelatihan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dan bentuk upaya meningkatkan kualitas produktivitas sebagai nelayan tangkap. Meski sebelumnya nelayan sudah melakukan pembuatan alat tangkap secara autodidak, saya berharap para peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik dan berkelanjutan, serta berpotensi pada peningkatan pendapatan,” tuturnya.
Kegiatan ini disambut baik oleh para nelayan sebagaimana disampaikan Hamdi Jamil, salah satu peserta pelatihan dari Kelompok Usaha Bersama Tunas bakti. Ia mengatakan, para nelayan membutuhkan pelatihan pembuatan alat tangkap ramah lingkungan dan pihaknya bersyukur atas terselenggaranya pelatihan ini.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami semua. Kami sangat membutuhkan pelatihan seperti ini karena bisa menambah ilmu bagaimana cara membuat alat tangkap ramah lingkungan. Kami para nelayan mengharapkan, pelatihan seperti ini bisa terus diadakan. Terima kasih kepada KKP dan Anggota Komisi IV DPR RI yang telah mengadakan kegiatan ini,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendukung penuh inovasi alat tangkap ikan ramah lingkungan untuk digunakan nelayan di Indonesia. Alat tangkap ramah lingkungan memberi keuntungan dua sisi, yakni sisi ekonomi dan juga kelestarian lingkungan.