DAELPOS.com – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan pembentukan Jejaring Desa ASEAN atau ASEAN Village Network (AVN) bertujuan untuk bersama-sama meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN secara berkelanjutan.
Maka dari itu, Jejaring Desa nantinya akan difokuskan pada program-program kolaboratif antar negara ASEAN dalam pengembangan desa wisata, desa digital serta pengembangan produk unggulan atau One Village One Product (OVOP).
“Fokus Jejaring Desa ASEAN itu ada tiga, yaitu Pertama Desa Wisata. Dalam hal ini anggota KTT ASEAN saling berkolaborasi dalam mengembangkan desa wisata,” kata pria yang akran disapa Gus Halim ini, Rabu (10/5/2023).
Dengan pengembangan desa wisata yang dilakukan secara berjejaring, antardesa di ASEAN nantinya akan saling terkoneksi secara promosi satu dengan lain.
Yang kedua lanjut Gus Halim adalah Desa Digital. Menurutnya pengembangan desa digital penting untuk mempercepat literasi digital di tingkat desa agar masyarakat tidak mudah terpapar berita-berita hoax.
“Ketiga, One Village One Product. Jadi, setiap desa mempunyai produk-produk unggulan yang bisa bekerja sama dengan lintas negara,” kata Doktor Honoris Causa daro UNY ini.
Dengan demikian, Gus Halim mengatakan, ruang gerak desa yang ada di Indonesia sekarang tidak lagi terbatas pada desa-desa yang ada dalam negeri, juga bisa melakukan kerja sama dengan desa di negara lain.
Inisiatif Indonesia yang diwakili Kemendes PDTT dalam pembentukan Jejaring Desa ASEAN atau AVN dengan tiga program tersebut mendapat sambutan hangat dari negara-negara anggota KTT ke-42 ASEAN.
Mereka menganggap Indonesia telah berhasil membangun negaranya yang dimulai dari pembangunan desa. Salah satunya dengan menetapkan SDGs Desa sebagai arah pembangunan desa.
“Adanya AVN di Indonesia, negara-negara di ASEAN akan berupaya untuk pelokalan SDGs di tingkat desa,” kata Gus Halim.
Gus Halim berharap dengan terbentuknya Jejaring Desa ASEAN akan memperkuat Kolaborasi Regional ASEAN di tingkat Desa. Disamping itu, untuk membangun peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjadikan kebijakan pembangunan Desa di Indonesia sebagai tolok ukur dan etalase pembangunan Desa di negara lain.
Untuk diketahui, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN dilaksanakan di Labuan Bajo, Nusa diikuti oleh 8 kepala negara anggota ASEAN, Sekjen ASEAN, dan Perdana Menteri Timor Leste. Posisi Indonesia sendiri terhadap ASEAN bukan sebatas anggota, juga menjadi salah satu negara pelopor atau penggagas berdirinya organisasi ini.
Melalui ASEAN, Indonesia bekerja sama dengan negara anggota lainnya dalam berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial budaya, maupun keamanan. Hasilnya pada dua dekade terakhir, ASEAN telah mengalami penurunan kemiskinan dari 47% di tahun 1990 menjadi 15% di tahun 2015.
Namun, kemiskinan terus berlanjut di kawasan ASEAN. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan masyarakat ASEAN untuk membeli dan mengakses kebutuhan dasar, seperti makanan, kesehatan dan pendidikan.
Mempertimbangkan sifat kemiskinan yang multidimensi, ASEAN mempromosikan pendekatan multisektoral dalam memberantas kemiskinan serta mewujudkan visi ASEAN di tahun 2025 dan pembangunan berkelanjutan.
Fakta inilah yang mendorong lahirnya Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE).
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN dengan menggunakan forum pembelajaran kolaboratif.
Pada 2021, Direktorat Jendral Pembangunan Desa dan Perdesaan (Ditjen. PDP) ditetapkan sebagai penanggung jawab penyelenggara kegiatan pimpinan nasional ASEAN SOMRDPE oleh Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar.
Pada tahun 2023, Kepdirjen PDP membentuk Tim SOMRDPE untuk Indonesia serta membentuk tim kerja pengelolaan The Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) Village Network (AVN).
Direktur Ditjen PDP Kemendes PDTT. Sugito dalam pemaparannya di KTT ASEAN ke-42 menyampaikan bahwa jejaring desa ASEAN adalah jaringan desa, kelompok desa dan asosiasi desa yang terbuka, mandiri, dan dari bawa ke atas di seluruh negara anggota ASEAN yang bertujuan untuk bertukar pandangan serta solusi cerdas dalam tantangan perdesaan.
Selama KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo berlangsung telah diadakan pekan pameran budaya, paket wisata, BUMDes Expo, produk unggulan, kuliner, serta keberhasilan pembangunan desa di tingkat ASEAN.