DAELPOS.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan melakukan penanaman pohon jenis asli dan pelepasliaran 78 ekor burung penyebar biji di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Gunung Raya Kabupaten OKU Selatan pada Kamis (10/08). Pelaksanaan kegiatan ini bertepatan dengan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus tahun 2023, serta dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
Kawasan SM Gunung Raya, yang secara administratif terletak di Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, merupakan kawasan konservasi dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan ini dikelilingi sekitar 30 desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan, sehingga perlu peningkatan mutu interaksi sinergis antara sistem sosial ekonomi masyarakat sekitar dengan sistem ekologi kawasan SM Gunung Raya seluas 44.996,11 hektar ini.
Dalam upaya meningkatkan mutu tersebut, BKSDA Sumatera Selatan bersama para pihak melakukan penanaman pohon jenis asli, meliputi merawan (Hopea odorata), pulai (Alstonia scholaris), petai (Parkia speciosa), dan durian (Durio zibethinus). Penanaman jenis asli berpengaruh pada kemampuan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta pada jangka panjang dapat memberikan keuntungan pada masyarakat sekitarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Bupati OKU Selatan Popo Ali Martopo menyampaikan bahwa penanaman pohon merupakan treatment yang tepat untuk daerah OKU Selatan, mengingat daerahnya termasuk rawan terdampak bencana. Lokasi penanaman tersebut sekaligus merupakan bagian dari pelaksanaan target pemulihan ekosistem kawasan SM Gunung Raya seluas 1.800 ha yang merupakan kewajiban rehabilitasi DAS pemegang IPPKH, sebagaimana tertuang dalam program kerja sama antara Balai KSDA Sumsel dengan PT Bukit Asam.
Lokasi ini juga masuk dalam salah satu lokasi target Indonesia’s Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030 dengan luasan 6.988,89 ha yang dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan cadangan karbon; dan seluas 7.121,76 ha lainnya melalui pencegahan deforestasi mineral. Kegiatan ini secara berkelanjutan akan dilaksanakan bersama dengan masyarakat setempat yang merupakan mitra konservasi BKSDA Sumsel.
Selain penanaman, dalam kegiatan ini juga dilakukan pelepasliaran 78 satwa burung yang merupakan salah satu upaya dalam penyelamatan populasi satwa liar di habitatnya. Terdapat 12 jenis satwa burung yang dilepasliarkan, terdiri dari punai gading (Treron vernans), tekukur biasa (Streptopelia chinensis), jalak kebo (Acridotheres javanicus), perkutut (Geopelia striata), ciung air melayu (Mixomis gularis), cabai bunga api (Dicaeum trigonotigma), burung madu pengantin (Nectarinia sperata), cucak kuning (Pycnonotus melanicterus), cucak kuricang (Pycnotus atriceps), empuloh ragum (Alophoixus ochraceous), burung madu belukar (Anthreptes singalensis), dan kacamata biasa (Zosterops palpebrosus).
Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnu Barata menyampaikan bahwa sebanyak 78 individu satwa burung yang dilepasliarkan berasal dari serahan masyarakat dan serahan hasil penyitaan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera dari penggagalan pengiriman burung oleh warga Lahat.
“Sebelum dilepasliarkan, satwa-satwa tersebut telah diperiksa kesehatannya, meliputi kondisi satwa, kesehatan fisik dan bebas dari penyakit, pemeriksaan sifat atau karakter liar satwa, serta memastikan satwa-satwa tersebut siap dan layak untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya,” terang Ujang.
Kegiatan pelepasliaran ini merupakan bentuk konsistensi pelaksanaan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) “Living in Harmony with Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara”, sekaligus sebagai rangkaian agenda BKSDA Sumatera Selatan dalam rangka Peringatan HKAN 2023 yang puncak acaranya akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 di TWA Tangkiling, Kalimantan Tengah.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam konservasi hidupan liar. Mudah-mudahan satwa-satwa yang dilepasliarkan ini dapat bertahan hidup dan berkembang biak di habitat barunya,” pungkas Ujang.
Wakil Bupati OKU Selatan Sholehien Abuasir yang turut hadir langsung, menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini, karena menurutnya bermanfaat dalam memberikan edukasi bagi masyarakat di daerah yang berbatasan dengan kawasan hutan. “Hutan sebagai penopang kehidupan di daerah OKU Selatan mendapat prioritas untuk kita jaga bersama, bukan hanya BKSDA Sumatera Selatan tetapi seluruh elemen masyarakat,” pesan Sholehien.
Dalam rangkaian penyelenggaraan ini, BKSDA Sumsel juga melaksanakan edukasi konservasi alam melalui kunjungan ke SMPN 1 Buay Pemaca dan SMAN 1 Buay Pemaca. Materi yang disampaikan berkaitan dengan upaya pelestarian satwa liar melalui pelepasliaran di habitat alaminya, serta berbagi pengetahuan dan wawasan mengenai pemulihan ekosistem kawasan konservasi, khususnya kawasan SM Gunung Raya. Kegiatan edukasi ini menjadi pengantar sekaligus overview bagi siswa/i mengenai agenda kolaborasi BKSDA Sumsel dengan Pemkab OKU Selatan pada peringatan HKAN di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten OKU Selatan, yang juga mengundang kedua sekolah tersebut untuk hadir dan berpartisipasi.
Kegiatan dihadiri lebih dari 300 orang peserta, yang berasal dari jajaran lingkup Pemkab OKU Selatan; serta para camat dan para kepala desa; guru dan siswa/i lingkup Kecamatan Buay Pemaca, pada tingkat SD, SMP, dan SMA; mitra swasta; serta organisasi/komunitas masyarakat.(*)