DAELPOS.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), terus berupaya memajukan bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memberikan penyaluran bantuan bagi pengembangan komunitas sastra di berbagai daerah.
Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menyebutkan bahwa komunitas sastra di Indonesia perlu mendapatkan perhatian serius. Saat ini, ia mengatakan, masih banyak komunitas sastra yang keberadaannya tidak menentu, timbul-tenggelam, terutama komunitas sastra yang masih berkembang dan belum mapan.
Meskipun demikian, lanjut Aminudin Aziz, di tengah keterbatasan pendanaan, ternyata masih ada komunitas yang eksis dalam melaksanakan kegiatan kesastraan di tengah masyarakat. “Kami di Badan Bahasa peduli dengan keberadaan komunitas sastra ini. Mereka perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mengoptimalkan perannya sebagai tempat dan media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi karya sastra atau menyelenggarakan kegiatan kesastraan,” ungkapnya, di Jakarta, pada Minggu (19/11).
Tidak hanya memberi bantuan finansial, kata Aminudin Aziz, pihak Badan Bahasa juga memastikan akan memberikan pendampingan kepada komunitas sastra dalam penyusunan pelaporan penggunan dana bantuan pemerintah 2023. Pemerintah daerah, sastrawan, dan masyarakat, lanjutnya, diharapkan turut berkontribusi dalam pengembangan kesusatraan.
“Kami berharap bantuan ini dapat digunakan secara maksimal, dengan sebaik-baiknya, dan menyebarkan manfaat bagi masyarakat luas khususnya dalam hal pelindungan dan pengembangan sastra. Komunitas Sastra harus kita rangkul bersama, tentunya seluruh elemen juga terlibat dalam menjaga sastra Indonesia yang merupakan warisan dan kekayaan budaya Indonesia. Program ini akan terus berlanjut,” tambah Aminudin Aziz.
Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menyampaikan, tahun 2023 ini, Kemendikbudristek memberikan dana bantuan sebanyak 79 paket, baik dalam bentuk fasilitasi bagi komunitas sastra maupun penghargaan perseorangan. “Bantuan berupa fasilitasi dan penghargaan sebagai program perdana bantuan pemerintah ini diberikan setelah melalui rangkaian seleksi administrasi dan substansi yang ketat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel,” tutur Imam.
Di antara komunitas penerima bantuan tersebut, komunitas yang menerima bantuan adalah Komunitas Forum Lingkar Pena di Jawa Barat, Klub Baca Petra di Nusa Tenggara Timur, Jangkah Nusantara di Yogyakarta, Komunitas Mahima di Bali, serta Ruma Kata Sorong di Papua Barat Daya.
Sebagai salah satu komunitas sastra yang mendapatkan dana bantuan, Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonya Piscayanti, mengungkapkan, bahwa pemerintah telah memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan sastra. Berkat dana sebesar Rp105 juta dari pemerintah, tahun ini, Komunitas Mahima bisa melakukan pengembangan dan menyelenggarakan Pekan Raya Cipta Karya Mahima secara besar-besaran.
“Jadi kami sudah berdiri sejak 2008. Pekan Raya Cipta Karya Mahima dilakukan rutin setiap tahun berupa pelatihan dan pertunjukan. Selama ini Kami hanya mengandalkan dana iuran saja, belum pernah mengajukan bantuan kepada pemerintah. Ketika kami tahu informasi bantuan komunitas sastra ini, kami mencoba mendaftar dan lulus. Kami bersyukur mendapatkan bantuan ini semoga terus berlanjut,” harap Sonya, dalam acara Pekan Raya Cipta Karya Mahima di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Jumat (17/11) malam.
.
Pekan Raya Cipta Karya Mahima tahun ini dilaksanakan pada 17 s.d. 30 November 2023. Berbagai kegiatan yang diadakan di antaranya alih wahana karya sastra ke pertunjukan wayang dan teater, alih wahana karya sastra ke musikalisasi puisi, pelatihan alih wahana karya sastra ke film, hingga bedah buku karya sastra Singaraja dan diskusi. Ajang tersebut diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari kategori siswa hingga umum.
“Pekan Raya Cipta Karya merupakan upaya kami dalam memelihara bahasa dan sastra. Karena kami percaya, dengan demikian kita bisa memelihara identitas dan dapat membangun dunia di atas bahasa dan sastra. Semoga bantuan bagi komunitas tidak hanya sampai di sini dan terus berkelanjutan,” tutur Sonya.
Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Molly Prabawaty mengungkapkan, pemberian bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastra sebagai pihak pemroduksi karya.
Bantuan ini, lanjut Molly, diharapkan juga dapat menjadi penggerak sekaligus penguat dalam pembangunan kesusastraan di tengah masyarakat. “Komunitas sastra juga diharapkan dapat mengembangkan kesusastraan dan meluaskan produk karyanya,” kata Molly.
Turut hadir pada acara Pekan Raya Cipta Karya Mahima, Kepala Dinas Kebudayaan, Kabupaten Buleleng, I Nyoman Wisandika. Nyoman mengungkapkan, memberikan ruang kepada para pegiat ekonomi kreatif merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi kreatif di Kabupaten Buleleng. Nyoman juga menyebut, acara ini juga untuk mengasah dan memberikan kesempatan para pegiat untuk tampil sehingga lebih dikenal oleh masyarakat.
Nyoman juga mengatakan, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pegiat seni menjadi kunci memajukan Kabupaten Buleleng. “Kolaborasi saat ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan kita bersama, yaitu memajukan Buleleng dengan kolaborasi di bidang apapun. Tentunya, hal ini pasti bisa kita laksanakan secara bersama dalam menciptakan para pegiat-pegiat kreatif baru agar nantinya nama Buleleng menjadi lebih baik dan maju,” kata Nyoman.
Dina, salah satu peserta yang mengikuti pelatihan Kesastraan mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut. “Saya harap, Komunitas Mahima terus tumbuh dan melahirkan banyak karya serta merangkul generasi muda untuk lebih mencintai Sastra Indonesia,” pungkas Dina.