Mafia Migas Rampok RI Rp 1 T/bulan, Murka Jokowi Menggunung!

Sunday, 29 December 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com – Dua bulan terakhir, Presiden Joko Widodo tak henti menyinggung dan mengancam siapapun yang membuat RI tak berhenti impor minyak. Jokowi mengklaim sudah tahu siapa saja oknum yang ada di belakang impor tersebut.

Ia meyakini, di balik impor 800 ribu barel sehari minyak mentah dan BBM, ada pihak-pihak yang mengeruk untung besar. Ini juga salah satu sebab RI susah bangun kilang dalam 30 tahun terakhir.

“Saya cari, sudah ketemu siapa yang seneng impor sudah mengerti saya. Saya ingatkan bolak balik kamu hati-hati, saya ikuti kamu, jangan halangi orang ingin membikin batu bara jadi gas. Gara gara kamu senang impor gas. Kalau ini bisa dibikin sudah nggak ada impor gas lagi. Saya kerja apa Pak? Ya terserah kamu. Kamu sudah lama menikmati ini,” tutur Jokowi dalam acara pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Salah satu anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang pernah dibentuk Presiden Jokowi di 2014-2015 lalu, Fahmy Radhi, mengungkap tim menemukan bahwa para mafia pemburu rente impor minyak ini memperoleh US$ 2-3 barel per hari.

“Mereka berburu rente pada impor crude oil dan BBM, sehari peroleh US$ 2 sampai US$ 3 barel per hari,” kata Fahmy ketika dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (17/12/2019).

Jika dihitung, sehari Indonesia mengimpor sebanyak 800 ribu barel berupa produk BBM dan minyak mentah. Artinya, mafia-mafia itu mendapatkan sekitar US$ 2,4 juta sehari atau setara dengan Rp 33,6 miliar per hari dari impor minyak Indonesia. Adapun dalam sebulan keuntungannya mencapai sekitar Rp 1 triliun.

Fahmy menjelaskan, perburuan rente ini dilakukan melalui bidding dan blending, yang dilakukan oleh Petral di Singapura saat itu.

See also  Dapat Pendanaan, RDMP Kilang Pertamina Balikpapan Jadi Kilang Modern Ramah Lingkungan

“Memang bidding Petral dilakukan secara on line. Tetapi anehnya, beberapa NOC pemenang bidding dari negara bukan penghasil Minyak, antara lain: Italia, Vietnam, dan Maldives,” jelasnya.

NOC atau perusahaan migas nasional itu hanya digunakan sebagai bendera untuk memasok minyak impor ke Petral, yang pemasok sebenarnya perusahaan trading yang beroperasi di Singapura milik warga negara Indonesia.

Tim juga pernah mengungkap soal kontrak minyak yang didapatkan para mafia ini selama 2012 hingga 2014 lalu. Dalam 3 tahun, jaringan mafia migas ini menguasai kontrak jual beli minyak senilai US$ 18 miliar atau setara Rp 250 triliun.

Meskipun Petral sudah bubar, menurut beberapa pejabat ulah importir minyak ini belum berhenti.

Salah satunya diungkap oleh Wakil Presiden RI 2014-2019 Jusuf Kalla, menurutnya salah satu penyebabnya adalah karena ada lobi-lobi importir minyak.

“Ada lobi-lobi importir minyak, tujuannya agar kita impor terus,” ujar Jusuf Kalla, saat dijumpai di kantor CNBC Indonesia, Rabu (11/12/2019).

Ia menuturkan, kilang terakhir yang dibangun Indonesia adalah kilang Balongan pada 1995. Sejak saat itu, memang susah sekali membangun kilang di negeri ini. Selain ulah importir minyak yang mengganggu, ada juga permasalahan lainnya yang membuat pembangunan kilang ini terhambat.

“Dana juga masalah, tapi yang paling penting itu ya tekadnya untuk selesaikan itu. Mafia-mafia impor itu memang susah,” katanya. [cnbc]

Berita Terkait

Senator Penrad dan Bawaslu Sumut Komitmen Tingkatkan Pengawasan Pemilu
Jelang Pilkada Serentak, Pilihlah Pemimpin yang Kedepankan kepentingan rakyat
Rampungkan Pembangunan SUTT 150 kV Lubuk Linggau-Tebing Tinggi, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Sumsel
Sinergi Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan, Tingkatkan Konektivitas Melalui Akses Simpul Transportasi
Keluarga Besar GNRI & Taboas Maluku Siap Mengawal Pemerintahan Prabowo-Gibran Jika Maluku Tak Di Anaktirikan.
IATPI dan Systemiq Lestari Indonesia Jalin Kerja Sama Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
MoU dengan KKP, Mendes Yandri Optimis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Suplai Program Makan Bergizi Gratis
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI: Anggota MPR RI Yulian Gunhar Tegaskan Pentingnya Persatuan Menjelang Pilkada

Berita Terkait

Tuesday, 26 November 2024 - 16:39 WIB

Senator Penrad dan Bawaslu Sumut Komitmen Tingkatkan Pengawasan Pemilu

Tuesday, 26 November 2024 - 09:27 WIB

Jelang Pilkada Serentak, Pilihlah Pemimpin yang Kedepankan kepentingan rakyat

Monday, 25 November 2024 - 22:27 WIB

Rampungkan Pembangunan SUTT 150 kV Lubuk Linggau-Tebing Tinggi, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Sumsel

Monday, 25 November 2024 - 22:23 WIB

Sinergi Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan, Tingkatkan Konektivitas Melalui Akses Simpul Transportasi

Monday, 25 November 2024 - 22:04 WIB

Keluarga Besar GNRI & Taboas Maluku Siap Mengawal Pemerintahan Prabowo-Gibran Jika Maluku Tak Di Anaktirikan.

Berita Terbaru

News

Jangan Jadikan Bansos Sebagai Alat Politik Kotor

Wednesday, 27 Nov 2024 - 11:23 WIB