DAELPOS.com – Organisasi anti-korupsi antaranggota parlemen se-Asia Tenggara, the South-East Asia Parliamentarians against Corruption (SEAPAC), menyerukan Parlemen se-Asia Tenggara untuk melibatkan anak muda dalam memerangi korupsi. Generasi muda di Asia Tenggara secara signifikan menerima dampak buruk dari korupsi.
Sekretaris SEAPAC, Dr. Mardani Ali Sera, menyerukan hal tersebut menyambut peringatan Hari International Anti Korupsi Dunia, Senin (9/12). Tema utama UN International Anti-Corruption Day 2024 yakni Uniting with Youth Against Corruption: Shaping Tomorrow’s Integrity sangat relevan dengan tantangan pemberantasan korupsi saat ini. “Kaum muda adalah calon-calon pemimpin yang harus memiliki bekal integritas sejak dini. Di sisi lain, mereka menjadi pihak yang secara signifikan terdampak korupsi,” lanjutnya.
Mardani menegaskan sifat kejahatan korupsi sebagai bagian dari musuh kemanusiaan. Korupsi merusak seluruh agenda kesejahteraan, kemajuan, dan kesetaraan. Bagi kaum muda, korupsi menyengsarakan dan menggerus mereka dari kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, kesempatan kerja, keterlibatan di urusan publik, hingga terbatasnya akses layanan kesehatan dan mendasar lainnya. “Ini merusak mimpi-mimpi kaum muda,” urainya.
ASEAN memperkirakan sepertiga dari total populasi kawasan tersebut adalah generasi muda. Jumlah tersebut akan mencapai puncaknya pada 2038 dengan perkiraan mencapai 220 juta jiwa se-Asia Tenggara.[1] Dengan populasi sebesar itu, tuntutan kaum muda akan anggaran yang tepat guna, bersih, tepat sasaran dengan kebijakan yang memadai adalah kewajaran.
Mardani menyebut untuk mengakomodasi tuntutan tersebut, korupsi yang mengakar di lembaga pemerintahan dan parlemen perlu dibasmi. Anggota Parlemen di Asia Tenggara perlu untuk memerangi korupsi. Salah satu upayanya adalah dengan melibatkan kaum muda untuk terlibat sejak dini dalam pemberantasan korupsi dan pembangunan integritas. “Parlemen berperan penting untuk memfasilitasi hal tersebut. Sekaligus, memerangi korupsi dari sisi legislasi, anggaran hingga pengawasan dalam mendorong akuntabilitas penggunaan dana publik,” tandasnya.
Ia mengharapkan agar parlemen se-Asia Tenggara dapat membuka pintu bagi pelibatan suara dan aspirasi kaum muda agar kebijakan yang dihasikan benar-benar berdampak positif bagi generasi tersebut. Peluang pelibatan tersebut juga terbuka lebar mengingat, berdasarkan data ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), hampir 22% dari total anggota parlemen di ASEAN (minus Timor Leste), tergolong muda. “Oleh karenanya di AIPA dan ASEAN, pengarusutamaan kebijakan-kebijakan yang pro generasi muda dan yang mendorong penguatan integritas sejak dini sangat diperlukan,” tegas politisi PKS itu.
SEAPAC adalah organisasi antaranggota parlemen di Asia Tenggara yang fokus pada isu anti-korupsi dan tata kelola pemerintahan yang baik. Lebih dari 100 anggota parlemen dan mantan anggota parlemen dari delapan negara di Asia Tenggara (termasuk Timor Leste) bergabung ke organisasi tersebut. SEAPAC saat ini memiliki cabang nasional di Indonesia, Malaysia, Filipina, Kamboja, dan Timor Leste. SEAPAC adalah organisasi regional dari Global Organization of Parliamentarians against Corruption (GOPAC). (SEAPAC Secretariat).