daelpos.com – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan Laporan Semester I dan Prognosis Semester II APBN 2025 dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Selasa (1/7). Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa pelaksanaan APBN 2025 selama semester pertama berlangsung dalam konteks global yang penuh gejolak, mulai dari pelemahan ekonomi global, perang dagang, hingga konflik geopolitik yang meluas.
“APBN di dalam suasana yang sangat tidak pasti ini terus harus siap menjadi instrumen yang mampu melakukan tiga fungsi sesuai dengan Undang-Undang Keuangan Negara sebagai stabilizer atau shock absorber, fungsi alokasi, dan distribusi,” ujar Menkeu.
Dalam paruh pertama tahun 2025, penerimaan negara yang dikumpulkan mencapai Rp1.210,19 triliun. Sejumlah tantangan memengaruhi kinerja penerimaan, salah satunya karena harga komoditas yang cenderung turun akibat gejolak perekonomian global dan geopolitik. Meski demikian, Menkeu menegaskan bahwa penerimaan negara khususnya penerimaan pajak menunjukkan tren pemulihan.
“Bulan Juni sudah mulai positif growth, bahkan double digit di 10,9%. Ini memberi harapan bahwa di semester II kita bisa berharap untuk stabilisasi dari penerimaan pajak karena penerima pajak adalah backbone dari penerimaan negara,” ujarnya.
Pada sisi belanja, pemerintah telah merealisasikan Rp1.407,1 triliun hingga akhir Juni 2025. Realisasi ini termasuk pelaksanaan dua paket stimulus fiskal yang bertujuan menjaga daya beli dan mendorong konsumsi masyarakat. Paket stimulus yang diluncurkan pada triwulan pertama tahun 2025 senilai Rp33 triliun diwujudkan dalam berbagai program mulai dari diskon tarif listrik hingga perpanjangan masa berlaku PPh Final 0,5% bagi UMKM, sedangkan paket stimulus yang mulai diluncurkan pada triwulan kedua sebesar Rp24,4 triliun antara lain berupa diskon tiket kereta api, diskon tarif tol, dan bantuan subsidi upah.
Sejumlah program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo juga mulai terealisasi, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan realisasi Rp5 triliun, program ketahanan pangan telah terealisasi sebesar Rp47,3 triliun, sementara anggaran pendidikan mencapai Rp259,3 triliun dan kesehatan sebesar Rp78,6 triliun.
Proyeksi untuk semester kedua pelaksanaan APBN 2025, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional berada di kisaran 4,7–5,0%, dengan inflasi terkendali antara 2,2–2,6%. Pemerintah juga menargetkan penerimaan negara mencapai Rp2.865,5 triliun atau 95,4% dari target, dengan langkah-langkah optimalisasi penerimaan negara yang terus akan dilakukan.
Pada akhir sesi pemaparan, Menkeu menyampaikan APBN akan terus dijaga tetap sehat dan kredibel sehingga dapat terus menjadi instrumen utama untuk menjaga stabilitas ekonomi, melindungi masyarakat, dan menjalankan program-program prioritas nasional di tengah tantangan global yang meningkat.
“APBN 2025 luar biasa dinamis dalam pelaksanaannya. Tapi kami akan berusaha untuk menstabilkan dan bekerja keras agar APBN tetap terjaga sehat dan kredibel,” pungkas Menkeu.