daelpos.com – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menggandeng tiga platform pembiayaan alternatif—Bizhare, ALAMI Fintek Syaria, dan LBS Urun Dana—untuk memperluas akses permodalan bagi wirausaha.
Langkah strategis ini diwujudkan melalui penandatanganan kerja sama (PKS) yang menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong UMKM agar bisa “naik kelas.”
Menurut Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza, inovasi ini menjadi solusi bagi tantangan klasik yang dihadapi UMKM, di mana lebih dari 60% pengusaha masih mengandalkan modal sendiri. “Banyak wirausaha yang unbankable terhenti sebelum berkembang bukan karena kurang ide, tetapi karena kurang akses modal,” ujarnya dalam acara Entrepreneur Hub Innovative Financing 2025 di Jakarta, Rabu (20/8).
Ketiga platform ini berbasis securities crowdfunding (SCF), skema pendanaan yang memungkinkan UMKM mendapatkan modal dari masyarakat atau investor kecil secara daring. Melalui cara ini, UMKM dapat menawarkan investasi berupa saham, sukuk, atau instrumen lainnya.
Kerja sama ini disambut baik oleh para mitra. Direktur Bisnis LBS Urun Dana, Murdani Aji, optimistis bahwa pendanaan tidak lagi terbatas pada sektor perbankan. “Pendanaan bisa melalui investor yang tersebar di seluruh Indonesia,” katanya.
Senada, Chief Technology Officer Bizhare, Giovanni Umboh, menyatakan pihaknya siap memberikan pendanaan hingga Rp10 miliar untuk UMKM potensial.
“Kami harapkan UMKM terus membangun usahanya dengan skala yang lebih besar, sehingga semakin banyak UMKM berkualitas yang mendapatkan pendanaan. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ungkap Giovanni.
Adapun pemilik Bakmi Naga, Henry, yang berhasil mendapatkan pendanaan Rp1,97 miliar dari Bizhare, mengaku sangat terbantu. “Saya rasa ini bagus sekali, semakin banyak pengusaha dengan usaha yang bagus bisa berkembang lebih cepat lagi,” tuturnya.