DAELPOS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan tengah menyiapkan sejumlah langkah agar koperasi bisa sejajar dengan korporasi atau usaha besar.
“Saya ingin membangun image baru koperasi agar bisa sejajar dengan korporasi-korporasi besar,” tegas Menkop dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2019 Koperasi Syariah dan Koperasi Konsumen Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah dan Kopmen BMI), di Tangerang, Selasa (21/1/2020).
Turut hadir dalam RAT itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM Rulli Nuryanto, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Tabrani dan sekitar 600 anggota yang merupakan perwakilan dari Kab. Tangerang, Kab. Serang Kota Tangerang, Kab. Lebak dan Kab. Pandegelang.
Menteri Teten Masduki memaparkan serangkaian langkah yang sudah disiapkan itu, salah satunya dengan sering menampilkan koperasi-koperasi terbaik di Indonesia, agar kesan bahwa koperasi itu selalu kecil mulai bisa terkikis. Menurut Teten, Kopsyah dan Kopmen BMI ini adalah termasuk koperasi yang terbaik di Indonesia.
“Saya merasa senang datang kesini, karena ingin membuktikan kepada dunia luar, masih banyak koperasi yang bagus dan besar, sekaligus memberikan apresiasi atas keberhasilan BMI yang mampu mencatat pertumbuhan aset, omset dan modal sampai diatas 20 persen atau empat kali lipat pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menteri Teten.
Menurut Menkop dan UKM, membesarkan Koperasi dan UKM sebagai perwujudan ekonomi rakyat juga menjadi salah satu cara untuk melaksanakan perintah Presiden Jokowi yang menginginkan agar struktur ekonomi diarahkan pada yang lebih berkeadilan. “Jumlah usaha besar itu cuma 0,01 persen namun menguasai 40 persen kue pembangunan, sementara 99,9 persen UMKM hanya menguasai 60 persen. Ini perlu digeser agar kita memiliki struktur ekonomi yang lebih berkeadilan,” kata Menkop.
Langkah lain memperbaiki image koperasi, dengan mendorong koperasi mencari pembiayaan murah dengan masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). “Bursa saat ini masih dikuasai perusahaan besar, saya ingin koperasi atau UKM agar bisa menjual sahamnya di bursa. Apalagi di BEI sudah ada papan sekunder, khusus untuk UKM. Memang kendalanya underwriter (penjamin) masih sedikit yang mau menjamin emiten yang menjual saham dibawah Rp 100 miliar, namun itu nanti pasti ada solusinya,” kata Menteri Teten.
Omnibus Law
Menkop dan UKM melanjutkan, membesarkan koperasi juga bisa dengan menghapus hambatan bagi koperasi untuk berusaha di sektor-sektor tertentu.
“Misalkan sekarang koperasi tidak boleh mendirikan rumah sakit, dalam Omnibus law kita mengakomodasi hal itu, sehingga nantinya koperasi juga boleh mendirikan rumah sakit,” katanya.
Dalam hal pembiayaan koperasi, Menteri Teten juga membuat regulasi dimana LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) wajib menyalurkan 100 persen pembiayaan kepada koperasi.
“70 persen untuk koperasi produksi, sisanya untuk koperasi Simpan Pinjam. Saya ingin kita mencontoh koperasi-koperasi besar di luar negeri seperti koperasi susu di New Zealand, koperasi gandum di Australia,” pungkasnya.
Ketua Pengurus Kopsyah dan Kopmen BMI, Kamarudin Batubara mengatakan, BMI yang berawal dari lembaga pembiayaan, kini sudah menjelma menjadi koperasi yang memilki usaha di berbagai lini mulai dari usaha simpan pinjam, agribisnis, peternakan, ritel, bahan bangunan sampai tour and travel.
BMI per akhir Desember 2019 memiliki aset Rp 603 miliar atau naik 20,9% dibanding 2018 yang sebesar Rp 439 miliar. Omsetnya mencapai Rp 840 miliar, naik 22% dibanding tahun sebelumnya yang masih Rp 688 miliar. Sedang modalnya juga tumbuh 23% dari Rp 186 miliar di 2018 menjadi Rp 253 miliar di 2019. Jumlah total anggota mencapai 200 ribu lebih dengan 45 cabang di lima kota kabupaten di Provinsi Banten.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, apa yang sudah ditorehkan BMI ini merupakan capaian luar biasa dan menjadi insipirasi bagi masyarakat bagaimana dan apa manfaat berkoperasi.