HNW: Jangan Sekali kali Melupakan Jasa Ulama

Monday, 23 November 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DAELPOS.com -Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. HM Hidayat Nur Wahid, MA menjelaskan, para Ulama termasuk Habaib ikut berperan memperjuangkan Indonesia Merdeka. Para Ulama termasuk Habaib juga berperan besar dalam merumuskan serta berkompromi, menyepakati dan menyelamatkan Pancasila dasar negara Indonesia.

Karena itu, sudah semestinya jika Pancasila yang dibuat dengan kompromi dari tokoh-tokoh Umat Islam bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya, itu sejak semula tidak dibuat dalam rangka memusuhi Umat Islam. Dan jangan sampai pada akhirnya justru dijadikan sebagai alat represif untuk memecah belah bangsa dengan mencelakai Habaib, Ulama, dan Umat Islam.

Pernyataan itu disampaikan Hidayat Nur Wahid saat menyamoaikan sosialisasi Empat Pilar, kerja sama antara MPR dengan Yayasan Silaturahim Kumpul Bareng Anak Tenabang (Sikumbang), pada Kamis (19/11/2020) malam. Sikumbang adalah organisasi yang menaungi para pendekar, guru silat, dan tokoh masyarakat yang ada di wilayah Tanah Abang.

Peran ulama dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara, kata Hidayat terjadi saat Panitia Sembilan menyepakai lima sila sebagai Dasar Negara Indonesia yang Merdeka. Selain itu, Ulama juga berjasa besar dalam menyelamatkan Pancasila dan proklamasi Indonesia Merdeka dengan mengakomodasi masyarakat Indonesia Timur untuk mengubah sila pertama menjadi KeTuhanan Yang Maha Esa. Ul engagementama, itu dibuktikan dengan banyaknya istilah bahasa Arab yang mengacu ke Al Quran dan Hadits di dalam sila-sila Pancasila.

“Maka wajar saja bila ada beberapa kata kunci dalam Pancasila, seperti adil (sila kedua dan kelima); beradab, hikmat, permusyawaratan, perwakilan, dan rakyat (sila keempat dan kelima) berasal dari bahasa Arab yang ada di Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW, ”ujarnya.

“Jadi, dalam perumusan Pancasila dan menyepakatinya hingga finalnya pada 18 Agustus 1945, di situ ada peran Ulama-Ulama yang sangat besar. Sehingga, jadi tidak wajar bila Pancasila dibuat untuk menjadi dalih memusuhi umat Islam (Islamophobia). Tapi juga tidak wajar bila Umat Islam menolak Pancasila (IndonesiaPobhia), ”tegasnya.

See also  Jokowi: Sistem Pencegahan Kunci Utama Pemberantasan Korupsi

Oleh karena, HNW mengimbau kepaada para pendekar dan guru silat di Tanah Abang untuk bersama-sama memahami dan mengamalkan dasar negara Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari. “Apalagi, Pancasila itu merupakan salah satu dari empat pilar MPR RI bersama dengan UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Hidayat menambahkan.

HNW berharap Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini akan menambah kokoh dan melindungi para pendekar dan guru silat di Tanah Abang untuk tetap langkah hal-hal yang positif bagi bangsa dan negara. “Para pendekar ini sudah hebat dari segi fisik fisik dan jurus-jurusnya. Oleh karena itu, perlu selalu dijaga semangatnya agar berjalan pada rel yang bermanfaat dan baik bagi masyarakat, dan negara, dengan pelaksanaannya ketentuan-ketentuan dari Empat Pilar MPR RI ini, ”tambahnya.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), itu mengingatkan peran ulama bukan hanya dilakukan pada saat pembahasan Pancasila, tetapi juga saat memperjuangkan dan mempertahankan Indonesia merdeka. Salah satunya adalah Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang dikumandangkan oleh KH Hasyim Asyari. Resolusi itu mampu mewujudkan semangat para santri, kiyai, guru silat, dan pendekar untuk membentuk Laskar Kiai, Laskar Santri, Laskar Hizbullah, Berjuang bersama Rakyat dan TRI, melawan kembalinya penjajah Belanda.

“Sejarah mencatat suksesnya perjuangan Resolusi Jihadnya KH Hasyim Asy’ari, dan kedekatan KH Subchi Parakan dengan Jendral Sudirman, Bapaknya TNI,” tegasnya.

HNW menuturkan bahwa para Habaib juga memiliki peran yang besar bagi bangsa ini. Misalnya Habib Husein Al Mutahhar yang menciptakan lagu-lagu, seperti Hari Merdeka, Syukur Umat, tulus ikhlas dan tetap bersemangat mencintai dan menolak Indonesia Merdeka. Lalu, ada pula Habib Ali Kwitang yang melalui jaringan jemaah dan majlis taklimnya mensosialisasikan dan mendukung proklamasi Indonesia Merdeka.

See also  Semua Jalan Tol Telah Penuhi Uji Laik Fungsi dan Operasi: Pastikan Berkendara Sesuai Aturan

“Dan yang tak kalah penting adalah, peran ulama sekaligus pimpinan Partai Islam Masyumi, M Natsir yang melalui mosi Integral 3 April 1950 berjasa besar, mengembalikan Republik Indonesia menjadi NKRI, setelah sebelumnya diubah oleh penjajah Belanda menjadi RIS,” tuturnya.

HNW berharap pemahaman sejarah yang benar-benar tetap dipertahankan oleh para guru silat dan pendekar silat di Tanah Abang. “Seluruh potensi yang kita miliki, jurus-jurus silat yang hebat dan lain-lain, bukan untuk menteror, menghadirkan keonaran yang meresahkan masyarakat, atau membuat Jakarta jadi ambaradul, tapi untuk mengamalkan dan menyelamatkan Pancasila, UUDNRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, ”Ujarnya.

Jika ada kelompok Komunis atau pihak lain, yang ingin membegal atau membelokkan perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara, keluar dari kompromi dan cita-cita Indonesia Merdeka, yang disepakati oleh Bapak dan Ibu Bangsa seperti di atas, maka wajar bila warga Indonesia menolaknya, dengan tetap mempertahankan NKRI dan Pancasila. “Karena faktanya Indonesia dan Jakarta adalah warisan jihad / ijtihad / mujahadah / musyawarah / tadhiyyah dan hadiah para ulama dan habaib,” pungkasnya.

Berita Terkait

Sidang PUIC-19, Komite Komunitas dan Minoritas Muslim Dorong Aksi Nyata dan Perlindungan Global
Mulai 15 Mei 2025 , Tarif Tol Kunciran–Serpong Resmi Naik
Peringati HUT KE-15, HK Realtindo Fokuskan Aksi Peduli pada Tiga Pilar: Kesehatan, Lingkungan, dan Pendidikan
Listrik SuperSUN Hadir di Pulau Satangnga, Hidupkan Denyut Kehidupan Warga
Mardani: BKSAP Janji Bantu Anak Muda Kerja di Jepang
Peresmian 3 Gedung Fakultas IPDN, Sinergi Kementerian PU dan Kemendagri Dukung Infrastruktur Pendidikan
Pertamina Luncurkan Green Movement
Zulhas Apresiasi Jateng Bentuk 3.000 Kopdes Merah Putih

Berita Terkait

Tuesday, 13 May 2025 - 17:07 WIB

Sidang PUIC-19, Komite Komunitas dan Minoritas Muslim Dorong Aksi Nyata dan Perlindungan Global

Tuesday, 13 May 2025 - 16:02 WIB

Mulai 15 Mei 2025 , Tarif Tol Kunciran–Serpong Resmi Naik

Saturday, 10 May 2025 - 14:16 WIB

Peringati HUT KE-15, HK Realtindo Fokuskan Aksi Peduli pada Tiga Pilar: Kesehatan, Lingkungan, dan Pendidikan

Friday, 9 May 2025 - 14:24 WIB

Listrik SuperSUN Hadir di Pulau Satangnga, Hidupkan Denyut Kehidupan Warga

Thursday, 8 May 2025 - 14:11 WIB

Mardani: BKSAP Janji Bantu Anak Muda Kerja di Jepang

Berita Terbaru

Berita Utama

Pertemuan ke 26 General Committee PUIC Resmi Dibuka Puan Maharani

Wednesday, 14 May 2025 - 14:16 WIB

News

Putra Mahkota Brunei Jemput Prabowo Menuju Istana Nurul Iman

Wednesday, 14 May 2025 - 14:06 WIB

Berita Utama

Jurus Kemenperin Bikin Industri Rendang Semakin Nendang

Wednesday, 14 May 2025 - 13:53 WIB

ilustrasi / foto ist

Megapolitan

Fenomena Bulan Purnama, Warga Pesisir Jakarta Diminta Waspada Rob

Wednesday, 14 May 2025 - 08:45 WIB