DAELPOS.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan pemerintah untuk menjaga ketersediaan obat-obatan Covid-19 dan alat kesehatan di tengah konjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Lonjakan ini tak menutup kemungkinan menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan obat Covid-19.
“Stok obat dan juga alat kesehatan harus dijaga. Jangan sampai seperti di India, kasus (Covid-19) melonjak semakin parah karena obat-obatan langka,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Kamis, 1 Juli 2021.
Saat ini tanda-tanda kelangkaan obat dan alat Covid-19 mulai dirasakan di beberapa wilayah. Tingginya kebutuhan warga membuat beberapa jenis obat dan alat kesehatan juga berimbas pada naiknya harga di pasaran. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya sangat drastis hingga mencapai 300 persen dari harga biasanya.
Salah satu obat yang paling banyak diburu konsumen adalah Ivermectin yang kini harganya melambung tinggi di kisaran Rp250 ribu hingga Rp298 ribu untuk sepuluh tablet, atau kisaran Rp25 ribu hingga Rp29.800 per tablet. Padahal semula harganya cukup murah yakni Rp5.000-Rp7.000 ribu per tablet.
Sementara alat pendeteksi kadar oksigen, Oximeter juga turut melonjak berkali lipat dibandingkan harga biasanya. Harga wajar Oximeter hanya sekitar Rp50-80 ribu, tapi saat ini sudah naik drastis sampai Rp300 ribu. Begitu juga dengan oksigen yang mulai langka di beberapa daerah.
Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan, apabila kondisi tersebut tidak diantisipasi dengan baik dapat memperburuk kondisi pengendalian Covid-19 yang kini gencar dilakukan, termasuk menambah beban masyarakat yang terserang Covid-19 karena kudu merogoh kocek lebih dalam.
“Pemerintah harus mengontrol ketat masalah ini. Intinya jangan sampai ada kelangkaan dan harga harus distabilkan. Kasihan masyarakat kalau masih harus dibebani dengan harga obat yang tinggi,” ujar Gus Muhaimin.
Gus Muhaimin juga mengingatkan pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menertibkan pedagang obat nakal yang memanfaatkan tingginya kasus Covid-19 dengan memborong obat dan menjualnya kembali dengan harga yang tinggi, baik di pasar konvensional maupun online.
“Saya minta pemerintah dan aparat menertibkan pedagang obat nakal itu. Mereka tidak boleh dibiarkan karena sangat merugikan masyarakat. Jangan sampai masalah obat menjadi krisis dan langka akibat ulah mereka ini,” ungkap Gus Muhaimin.