DAELPOS.com – Dengan mengangkat tema “Penguatan Vokasi dan Pekerja UKM Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Usaha” Kadin Indonesia bersama Kemenaker, Kemendikbud dan 15 perguruan tinggi di Indonesia mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) serta menandatangani MoU untuk mengharmonisasikan pembelajaran pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha industri sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Pada Rakernas Bidang Ketenagakerjaan Kadin Indonesia (7/3), Menteri Ketenagakerjaan, Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si menyampaikan beberapa tantangan terkait bidang ketenagakerjaan, diantaranya adalah kualitas sumber daya manusia (SDM), produktivitas, serta mitigasi dampak pandemi Covid 19 yang masih menjadi tantangan untuk pemulihan ekonomi Indonesia.
Terkait aspek kualitas SDM, tantangan yang dihadapi secara umum disebabkan oleh adanya revolusi industri 4.0 yang datang hampir bersamaan dengan pandemi. Teknologi digital berkembang dengan sangat pesat yang berdampak pada terjadinya transformasi di sektor ketenagakerjaan. Terdapat tiga transformasi besar yang terjadi, yaitu transformasi keterampilan, transformasi pekerjaan dan transformasi sosial.
“Kita perlu bersama-sama berkolaborasi, berkoordinasi dan bersinergi untuk memberikan penguatan tenaga kerja baik di industri besar maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam hal kompetensi, konsistensi, adaptasi, inovasi, dan penguasaan teknologi selaras guna membangun ekonomi bangsa,” ujar Menteri Ida.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid juga mengatakan bahwa lulusan universitas masih menjadi kontributor dari pengangguran terbuka sebesar 8% per Agustus 2022 dan lulusan SMK mencapai 9,4%.
“Masalah utama dari kondisi tersebut adalah adanya skill gap antara kebutuhan industri dengan kapasitas lulusan perguruan tinggi dan vokasi Indonesia karena kurangnya link and match serta demand-driven,” tambah Arsjad.
Arsjad juga mengatakan bahwa Indonesia juga punya jutaan UMKM yang dapat menjadi basis perekonomian nasional dengan daya serap tenaga kerja sebesar 97% dan mendominasi struktur usaha indonesia hingga 99%. Namun sayangnya, UMKM di Indonesia masih didominasi oleh usaha mikro dan kecil, serta masih memiliki tantangan untuk scale–up.
Guna mendorong scaling up sektor UMKM, Kadin Indonesia menginisiasikan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas yang telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo
Sejalan dengan Ketua Umum Kadin Indonesia, Wakil Ketua Umum Koordinator bidang Perekonomian, Franky O. Widjaja juga menekankan agar Kadin Indonesia menjadikan pemberdayaan UMKM sebagai platform bersama yang dijalankan secara konsisten dan persisten.
“UMKM merupakan pondasi atau tulang punggung perekonomian Indonesia, maka dari itu penting untuk kita supaya dapat merangkul pelaku UMKM,” ucap Franky.
Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan, Adi Mahfudz Wuhadji menambahkan bahwa UMKM memiliki peran yang sangat besar dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlah hampir 99% dari keseluruhan unit usaha, kontribusi UMKM terhadap PDB juga menyentuh angka 60,5%.
Adi menjelaskan di tahun 2022 ini terdapat beberapa prinsip penyelenggaraan pendidikan
vokasi dan pelatihan vokasi, diantaranya adalah:
a. Kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan kewirausahaan;
b. Pengembangan vokasi merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan masyarakat;
c. Pendidikan vokasi perlu berbasis kompetensi;
d. Pembelajaran vokasi dilakukan secara berkelanjutan;
e. Pendidikan vokasi diselenggarakan secara inklusif
“Diharapkan melalui rakernas ini dapat dilanjutkan dengan berbagai kolaborasi, sinergi secara inklusif dan produktif bersama seluruh Kadin di 34 Provinsi serta membuat pelatihan berbasis kebutuhan dunia usaha dan dunia industri yang merupakan pengembangan dari Kadin Bidang Ketenagakerjaan melalui Kadin Institut untuk membangun komunitas UMKM menjadi inkubator wirausaha yang menghasilkan tenaga kerja produktif,” tutup Adi.