Hidup Menyintas di Jalur Gaza

Sunday, 8 December 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anak-anak di Gaza hidup dalam ketidakpastian. Bantuan kemanusiaan menjadi penyemangat mereka melanjutkan hidup / Foto Istimewa

Anak-anak di Gaza hidup dalam ketidakpastian. Bantuan kemanusiaan menjadi penyemangat mereka melanjutkan hidup / Foto Istimewa

 DAELPOS.com – Menghabiskan masa kecil di Gaza adalah sebuah mimpi buruk yang nyata, hidup dengan air yang tercemar, kelaparan, ketakutan, dan serangan udara. Kekhawatiran itu disampaikan Majed Abu Salam dalam opininya di Al Jazeera.

Majed teringat pada kemenakannya yang berusia setahun, Ela’a, yang langsung berlindung di balik meja ketika deru rudal Israel bergemuruh di atas langit tempat tinggalnya.

Hidup di Gaza tidak pernah mudah selepas kejadian perang enam hari pada 1967. Hingga kini, warga Gaza hidup dalam keterbatasan. PBB menyebut Gaza tidak layak ditinggali pada 2020, yang hanya sebulan lagi dari sekarang. Listrik hampir nihil, sementara 97 persen sumber air Gaza terkontaminasi. Kondisi ini menjadi tanda bahwa Gaza kini tidak dapat ditinggali. Gaza telah menjelma menjadi arena pertempuran dan warga sipil yang telah berada di sana sejak lahir harus menjadi korban.

Awal November lalu, serangan udara kembali menarget Gaza. Delapan wilayah terdampak dan 17 orang meninggal dunia dalam eskalasi 12 November lalu. Butuh ikhtiar panjang untuk memperbaiki hidup di Gaza. Segala upaya dibutuhkan agar mereka yang tinggal di sana tetap bertahan hidup.

Mitra Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gaza, Jomah al Najjar mengunjungi salah satu rumah korban serangan udara Israel di Rafah, Gaza. Sembari mengantarkan bantuan dari dermawan Indonesia, Jomah melihat sendiri keadaan warga sipil yang kini tidak memiliki tempat tinggal.

“Ribuan rumah rusak bahkan hancur begitu juga sejumlah pelayanan publik di Gaza akibat serangan awal November lalu,” ungkap Jomah. Hadirnya bantuan kemanusiaan dari dermawan Indonesia yang langsung menjangkau para korban, kata Jomah, amat disyukuri.

Ia kemudian melaporkan dari salah satu puing rumah yang turut hancur karena serangan malam itu. “Rumah salah satu warga yang kami temui turut hancur di hari kedua penyerangan. Keluarganya yang berjumlah 11 orang harus bertahan tanpa tempat tinggal. Bantuan kemanusiaan seperti selimut, makanan, dan perlengkapan dapur ini membantu mereka melanjutkan hidup,” cerita Jomah. Ia bersama dua juta penduduk Gaza lainnya tetap harus melanjutkan perjuangan, walaupun waktu kemenangan belum bisa dibayangkan. (RED)

See also  Mardani: Target Ekonomi Gagal, Target Kemiskinan Harus Realistis

Berita Terkait

Juara MTQ Internasional, Kemenag Beri Hadiah Total Rp125 Juta
Komite II DPD Undang Kementerian/ Lembaga Lakukan Pengawasan UU Pangan
Sambut HUT Ke 13 PT Jasamarga Bali Tol Selenggarakan Temu Pelanggan
Kolaborasi dengan BRIN, Mendes Yandri Yakin Berhasil Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
Pelaksanaan Program Swasembada Pangan, Menteri Dody Tinjau Rehabilitasi DI Mrican di Nganjuk
Mendes Yandri Ajak Bank Dunia Sukseskan Program Prabowo
ASDP Siap Sambut Nataru, Maksimalkan Layanan Penyeberangan Jawa-Bali
Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Kepada Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Acara Road Safety Rangers 2024

Berita Terkait

Sunday, 24 November 2024 - 11:00 WIB

Juara MTQ Internasional, Kemenag Beri Hadiah Total Rp125 Juta

Sunday, 24 November 2024 - 09:34 WIB

Komite II DPD Undang Kementerian/ Lembaga Lakukan Pengawasan UU Pangan

Saturday, 23 November 2024 - 13:16 WIB

Sambut HUT Ke 13 PT Jasamarga Bali Tol Selenggarakan Temu Pelanggan

Friday, 22 November 2024 - 10:52 WIB

Kolaborasi dengan BRIN, Mendes Yandri Yakin Berhasil Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia

Friday, 22 November 2024 - 10:40 WIB

Pelaksanaan Program Swasembada Pangan, Menteri Dody Tinjau Rehabilitasi DI Mrican di Nganjuk

Berita Terbaru

Ekonomi - Bisnis

Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI

Sunday, 24 Nov 2024 - 22:37 WIB